“Kenapa harus pergi mengarungi lautan, jika
lautan bisa pergi mengarungimu?”
I have no idea to write
about The Ocean Cleanup and the history to make it happen. Bukan karena minimnya bahan untuk
ditulis, tapi karena terlalu banyak hal istimewa yang terlalu sayang untuk di-skip. Pemilik ide hebat ini adalah pemuda
yang lahir tahun 1994 bernama Boyan Slat, mahasiswa jurusan mesin di Delft University of Technology. Ide tentang sebuah pembersih lautan
dari sampah plastik ia dapatkan saat diving
di Yunani pada tahun 2011. "I saw
more plastic bags than fish," tuturnya.
Ya, plastik mungkin harganya murah, multifungsi dan banyak
manfaat. Namun, plastik merupakan bencana besar bagi lingkungan. Dalam waktu
30-40 tahun terakhir, kita memproduksi sekitar 300 juta ton plastik per tahun
yang 10%-nya berkumpul di laut. Plastik menyebabkan kematian satu juta burung
laut dan 100 ribu mamalia setiap tahun. Ikan lantern di Pasifik Utara
diperkirakan menelan 24 ribu ton plastik per tahun. Belum lagi kerugian ekonomi
yang tidak sedikit sekitar 1,27 juta dollar per tahun karena kerusakan kapal
nelayan. Tidak hanya itu, plastik yang masuk ke dalam sistem pencernaan ikan
mengandung bahan kimia beracun seperti PCB dan DDT yang sangat berbahaya saat
ikan tersebut dikonsumsi manusia.
Kekhawatiran terhadap bahaya plastik ini yang kemudian
menginspirasi Boyan untuk menciptakan sebuah teknologi yang bisa membersihkan
laut dalam waktu singkat. Melalui simulasi komputer, diperkirakan hanya dalam
waktu 10 tahun, teknologi ini dapat membersihkan sampah plastik di perairan
Pasifik sampai 50%. Teknologi ini kemudian diberi nama The Ocean Cleanup.
Cara kerja teknologi ini adalah dengan memanfaatkan arus air
laut dan angin yang secara pasif menggiring sampah ke lokasi penampungan. "Most
people have this image of an island of trash that you can almost walk on, but
that's not what it's like," ucap Boyan. Ia mengatakan bahwa seluruh
sampah di lautan berkumpul di satu bagian yang dinamakan gyre dan mereka terus berputar di sana. Ukuran gyre bisa mencapai jutaan kilometer persegi.
Membersihkan laut dengan cara konvensional, yaitu menangkap
sampah dengan kapal dan jaring, akan memakan waktu ribuan tahun dan biaya
jutaan dolar. Belum lagi resiko biota laut yang ikut tersangkut di jaring. Dengan
The Ocean Cleanup, semua itu bisa jadi lebih efektif dan efisien. Karena metode
yang digunakan adalah menunggu sampah lewat, bukan mengarungi lautan untuk
menjaring sampah. Dengan cara ini bisa dikatakan, lautan mampu membersihkan
dirinya sendiri. “Kenapa harus pergi mengarungi lautan, jika lautan bisa pergi mengarungimu?
Instead of going after the plastics, you
could simply wait for the plastics to come to you without requiring any added
energy.” Jelas Boyan di setiap wawancara.
The technology of The Ocean Cleanup |
Bukankah sampah plastik yang berhasil dikumpulkan kemudian
akan dibakar dan menyebabkan polusi udara, apa masih efektif dan efisien juga?
Oh, tidak. Sampah plastik yang berhasil diangkat dari laut kemudian akan didaur
ulang menjadi minyak atau produk lain. Boyan sangat yakin dapat menghasilkan USD
500 juta dari kegiatan mendaur ulang limbah plastik yang terkumpul.
Namun, perjalanan Boyan untuk mewujudkan The Ocean Cleanup
tidak semulus yang dibayangkan. Banyak orang—bahkan ilmuwan—mengatakan bahwa
idenya tersebut mustahil diwujudkan. Seperti pengakuan Boyan yang dilansir BBC World Service, "Everyone
said to me: 'Oh there's nothing you can do about plastic once it gets into the
oceans,' and I wondered whether that was true." Satu
orang lainnya dengan terang-terangan berkomentar, “It’s a great story, but it’s just a
story. Gyre cleanup is a false prophet hailing from La-La land that won’t work.
Slat’s project as it stands is in the fairy tale phase.”
Anggaran pertama untuk pembangunan The Ocean Cleanup hanya
sebesar 200 euro yang ia kumpulkan dari uang saku. Selanjutnya ia berpikir
untuk mendapatkan sponsor. Sayangnya, tidak ada satu pun yang berminat. Ia pernah
mengirim proposal sponsor ke 300 perusahaan dan hanya satu yang menanggapi, itu
pun tidak jadi memberi sponsor. Hingga akhirnya setelah presentasinya di
TEDTalk dipublikasi, video tersebut menyebar tak ubahnya virus. Dimulai dari
ratusan ribu orang yang membuka video perhari, 1500 email yang datang, hingga
USD 80.000 ia dapatkan dalam waktu 15 hari. Demi mempelajari tentang
pembangunan The Ocean Cleanup ini pula, ia harus bekerja 15 jam per hari. "I haven't seen my friends for ages,
they try to annoy me by telling me how fun university is.”
Kini ia dan teamnya yang beranggotakan 100 orang tengah
menyiapkan project selanjutnya dengan nama Mega
Expedition. Selama 3 minggu ekspedisi, The Ocean Cleanup bekerja sama
dengan Transpac akan mengambil sampah yang terkumpul dalam waktu 40 tahun
terakhir di lautan antara Hawai dan California. Kota California akan mengadakan
sambutan meriah di pelabuhan pada akhir Agustus tahun ini.
Penghargaan yang sudah didapatkan The Ocean Cleanup dan Boyan
antara lain:
Won Champions of the Earth award di United Nations Environment Programme.Best Technical Design at Delft University of Technology20 Most Promising Young Entrepreneurs Worldwide
Pantas saja jika
situs SuperheroYou menempatkan Boyan Slat di urutan pertama sebagai pemuda yang
melakukan hal paling menakjubkan dan menginspirasi di dunia. Yes, jika kamu mencari superhero dengan kekuatan seperti SpiderMan, SuperMan, dan kawan-kawan, maka sampai kiamat pun tidak akan pernah ada. Namun jika kamu mencari mereka yang berjiwa superhero, itu bisa didapatkan. Yaitu mereka yang terus berjuang untuk orang lain dan lingkungan, bukan hanya demi kepentingan sendiri semata.
Boyan Slat (Image source: http://cdn-parismatch.ladmedia.fr) |
"It's in my nature that when people say something is
impossible I like to prove them wrong,"—Boyan Slat
References: