“Hi Sir, can you tell me the way to Paradise Garden?” Zahra bertanya pada seorang laki-laki muda petugas keamanan.
Petugas bagian keamanan di sana mirip ini semua :D |
“Okay, follow me.” Ucapnya kemudian berjalan cepat di depan aku dan Zahra. Mungkin ia tidak begitu bisa berbahasa Inggris, jadi daripada pusing menjelaskan, lebih baik mengantarkan langsung.
Kami berjalan hampir seratus meter,
kemudian menuruni eskalator tinggi. Berkali-kali laki-laki itu menoleh ke arah
kami yang terseok-seok mengejar, ia mengode dengan tangannya agar kami terus
mengikuti. Sampai di ujung eskalator, ia menyerahkan kami pada petugas keamanan
lain yang bertugas di sana. Setelah itu, ia melambaikan tangan dan kembali ke
tempat semula.
“Paradise Garden?” Zahra kembali menyebutkan.“Oh, that’s the way...” ucapnya sambil tersenyum ramah. Tangannya menunjuk plang yang terpasang di depan salah satu belokan.
Oh, ternyata Paradise Garden sudah
bisa terlihat dari tempat kami berdiri. Setelah mengucapkan terimakasih, segera
saja kami mendatangi taman tersebut. Informasi mengenai keberadaannya kami
dapatkan dari Bu Ningsih. Ia mengatakan bahwa di Paradise Garden banyak bunga-bunga
cantik sekaligus permainan air mancur yang indah. Taman itu dibuat di dalam
bangunan hotel, jadi tidak perlu terjemur panas matahari untuk sampai di sana.
Paradise Garden (Dok.pribadi) |
Semua tempat indah di atas bisa didapatkan tanpa perlu keluar hotel. (Dok.pribadi) |
Di lain hari, saat aku dan dua finalis
lain memutuskan untuk jalan-jalan ke A Ma Temple sebelum jam keberangkatan kembali
ke Hongkong, aku kembali dibuat terkesima oleh keramahan seorang sekuriti tua. Ketika
itu Una memilih untuk menunggu di area A Ma Temple, sementara aku dan Zahra
kukuh ingin mendaki Penha untuk melihat gereja yang berdiri di sana. Una
sendiri sudah pernah berkunjung ke sana saat kedatangan ke Macau beberapa waktu
sebelumnya.
“Sir, is it the right way to the Church?” Zahra bertanya pada laki-laki yang mulai renta tersebut. Seperti tebakanku, laki-laki itu tidak paham bahasa Inggris. Ia memberikan kode kepada kami bahwa ia tidak mengerti.
“Sir, is it the right way to the Church?” Zahra bertanya pada laki-laki yang mulai renta tersebut. Seperti tebakanku, laki-laki itu tidak paham bahasa Inggris. Ia memberikan kode kepada kami bahwa ia tidak mengerti.
Kami lalu tersenyum dan mengucapkan
terimakasih. Namun saat kami akan melanjutkan langkah, laki-laki itu memanggil.
Kedua tangannya dibentuk menyilang seperti tanda salib, spontan kami berdua mengangguk.
Ia tersenyum kemudian dengan semangat menunjuk jalan yang tepat menuju ke atas
bukit.
“Xie xie...” ucap kami sambil sedikit membungkukkan badan.
Sebenarnya banyak cerita yang terekam
ingatanku tentang keramahan penduduk di sana, namun biarlah lain waktu saja
kuceritakan lagi.
Selain tentang keramah-tamahan,
penduduk Macau juga sangat memperhatikan penampilan. Kuperhatikan, baik itu di
area outdoor seperti Senado Square, hotel-hotel, pantai, hingga di bus publik
pun diisi oleh orang-orang berpakaian stylish. Para wanita kebanyakan tidak
memakai make-up tebal, namun tidak juga bisa dikatakan bebas make-up. Riasan natural
dipadukan dengan sepatu heels, jaket mengkilap, dan rambut aneka style, membuat
semuanya terlihat manis difoto. Aku jadi teringat pada street fashion yang kulihat di Orchad Road Singapura beberapa bulan
lalu.
Source:www.charlaviolet.com |
Begitu juga dengan para laki-lakinya,
meskipun tidak semua menggunakan pakaian resmi seperti kemeja, jas, dan celana
kain, namun mereka tetap memperhatikan penampilan. Aku tidak tahu, apakah
faktor fisik yang membuat mereka terlihat bagus dengan pakaian model apa saja,
atau memang karena mereka pintar memadu-padankan pakaian yang dikenakan. Apapun
alasannya, ke mana pun mata memandang, orang-orang di sana selalu enak dilihat.
Lalu bercerita soal bebas macet, ini
tidak sempurna benar. Namun aku berani memberikan nilai 9 dari 10 dalam urusan
bebas macet. Hotel berdiri di segala sisi kota, penduduknya cukup ramai untuk
kota semungil itu, namun jalan raya mereka bisa terlihat lengang. Bus yang kami
tumpangi selalu saja melaju di jalanan yang bersih bersama satu-dua mobil
lainnya. Sepeda motor hanya sesekali tampak, itupun jumlahnya masih bisa
dihitung jari.
Selain di area Senado Square, para
pejalan kaki di jalan-jalan kota Macau tidak seramai di Malaysia atau Singapura.
Mereka gemar menggunakan bus umum dan taxi untuk bepergian. Hal lain yang
membuat jalan di sana terkesan teratur karena semua pengguna jalan memiliki kepatuhan
yang luar biasa. Jalan dengan lebar dua meter pun memiliki zebra cross dan
semua orang akan menyeberang di sana. Saat lampu merah menyala, seketika semua
kendaraan langsung berhenti, tidak ada yang curi-curi kesempatan. Sedangkan
para pejalan kaki tidak mau menyeberang sebelum lampu tanda boleh menyeberang
menyala.
Pernah di suatu sore saat aku dan tiga
teman wanita ingin mengunjungi kanal-kanal di Venetian, kami terlebih dahulu
memotret areal depan sebelum memasukinya. Venetian memiliki jembatan melengkung
yang juga berfungsi sebagai gerbang masuk kendaraan. Ada dua ruas jalan
masing-masing dengan lebar 5 meter, satu ruas untuk masuk dan ruas yang lain
untuk keluar. Jalan tersebut dilengkapi zebra cross lengkap dengan lampu
rambu-rambu lalu lintasnya.
Foto dicomot dari blognya Mbak Puput. Waktu itu foto juga, cuma hasilnya berbayang :( |
Ketika itulah, kami semua dibuat heran
oleh tingkah dua laki-laki berseragam. Mereka tetap berdiri di tepi zebra
cross menunggu agar bisa menyeberang. Memang saat itu lampu merah tanda tidak
boleh menyeberang sedang menyala, namun sama sekali tidak ada tanda-tanda akan
ada mobil yang ingin masuk ke Venetian. Tapi dua laki-laki itu, meskipun tidak
ada yang tahu, mereka tetap memilih untuk taat peraturan. Bisakah kita juga
seperti itu?
Macau Government Tourist Office Representative in Indonesia
Twitter : @macauindonesia
Facebook: MGTO Indonesia
Website : http://id.macautourism.gov.mo/
Macau Government Tourist Office Representative in Indonesia
Twitter : @macauindonesia
Facebook: MGTO Indonesia
Website : http://id.macautourism.gov.mo/
Huhuhu.... seneng bacanya. Serasa ikut jalan2 juga ke macau. Memang belum rezeki untuk bisa ke Macau gratis :-) tapi, baca pengalaman mak sofi udah saya bikin saya terhibur, xixixi.
ReplyDeleteMacau tidak begitu jauh dari Indonesia Mbak, insya Allah bisa segera ke sana. Thanks juga sudah mampir :)))
DeleteTengkyu sharingnya jeng sofi...kpn ya daku bs nemu paradise garden yg keren ituuhh...hehehe..
ReplyDeleteWah Mbak Eka pasti bisa segera ke sana... Ohya mbak, blognya aku suka lho ;)
DeleteIhiy.. liputannya udah nyampe oleh2nya yg belum niih ^^
ReplyDeleteHaha...oleh-olehnya langsung ludes diserbu temen2 kelas mbak...
Deletekere banget ya, macau bebas macet nggak seperti kota2 disini hehehe :)
ReplyDeleteKere atau keren nih mbak? artinya beda jauh lho..haha
DeleteSempat ada macet juga, tapi cuma lima menitan :D
foto2nya sendiri mana :D
ReplyDeletebelum pernah ke macau....soon
asyikkk jalan2 kemaren ya ini ^^ selamat ya
Wah, nanti kalau ada fotoku kontrasnya jauh banget. Di sana terlalu indah untuk kukotori *bahasanya
DeleteInsya Allah segera ke sana :)
andai saja di negara kita kayak dua cowok itu ya mbk,andai saja....tempatnya bagus bangettt,macau terkenla gara2 film apa itu ya judulnya...keren memang kotanya^^
ReplyDeleteIya mbak... film Boy Before Flowers :D ayo mbak segera berkunjung ke sana :))
DeleteWaah..keren banget. Seru banget ya perjalanannya. Mupeng dot kom
ReplyDeleteHaha..alhamdulillah VIVA and MGTO sangat keren memperlakukan kita selama di sana mbak. Ayo segera ke sana, gak jauh kok :)
Deleteaduh asyik...jalan2. mana foto sendirinya? :)
ReplyDeleteInsya Allah nanti di lain post saja mbakk :)
DeleteKereeen! Dikau memang sophisticated, darling! :))
ReplyDeleteThank you mbak tercintaaa :)
DeleteTadi baru menikmati macau di blog una eh nyasar ke macau lg sini. Asyikknyaaa bisa jln2 kesana mak :)
ReplyDeleteIya maakk Irma jelita, alhamdulillah nambah pengalaman :)
Deletefoto2nya itu lho.... bagus banget :)
ReplyDeleteThanks Mbak Santi :))) ayoo ke sana...
Deletesaya mupeng :D
ReplyDeleteAyo ke sana mbakkk :)
Deletetempatnya asyik banget ih... kapan ya saya bisa ke sana :D
ReplyDeleteInsya Allah segeram mbak sayang :)
DeleteAsyiiik udah keluar oleh-oleh dari Macau nya. Kalo aku jadi mbak Sofia, pasti bakal demen ngeliatin orang-orang yang pada stylish gitu ya.
ReplyDeleteSepertinya menarik , tadinya nggak ada di list perjalanan baca ceritanya kok bagus ya :)
ReplyDeleteI miss Macauuuu... cantik banget yah Paradise Garden itu. Ah kamu juga stylish Sof :)
ReplyDeleteBesok ane diajak ya mbak :D
ReplyDelete