Kisah
inspiratif kali ini datangnya dari Canada, tentang tiga orang gadis bersaudara
yang menurutku sangat menakjubkan. Hidup sebagai imigran, minoritas, dan
berhijab, ternyata tidak pernah menghalangi mereka untuk bersaing dengan
muda-mudi Canada lainnya.
Mereka adalah
Hodan, Ilhan, dan Ayan. Ketiganya bekerja sama membangun sebuah penerbitan buku
yang diberi nama Qurtuba Publishing House. Ide membuat sebuah penerbitan ini
bermula dari rumah mereka yang dipenuhi buku, baik itu buku Islam maupun umum. Tidak
ada televisi di rumah mereka, bukan karena tidak mampu membeli, tapi itulah
aturan dari orang tua mengingat betapa mengerikan siaran TV di negara Barat.
Jadi mau tidak mau, hanya bukulah yang menjadi tujuan ketiga gadis itu. Mereka membaca
dan berimajinasi seluas-luasnya.
Begitu lulus
dari universitas, ketiga gadis ini ternyata telah tumbuh dengan keahliannya
masing-masing. Ada yang ahli memotret, membuat video, perawat, namun tetap saja
mereka memiliki satu passion yang sama, yaitu entrepreneurship.
Melihat kondisi komunitas Muslim saat ini, mereka tergerak untuk mendukung dan mendorong pertumbuhan sosial dalam masyarakat Muslim. Mereka penasaran akankah gadis Muslim seperti mereka bisa membuat usaha yang akan mengilhami umat Islam untuk mengatasi berbagai hambatan sosial dan spiritual?
Melihat kondisi komunitas Muslim saat ini, mereka tergerak untuk mendukung dan mendorong pertumbuhan sosial dalam masyarakat Muslim. Mereka penasaran akankah gadis Muslim seperti mereka bisa membuat usaha yang akan mengilhami umat Islam untuk mengatasi berbagai hambatan sosial dan spiritual?
Qurtuba
Publishing House yang mereka kelola berfokus pada buku-buku yang memberikan
solusi relevan dan praktis bagi umat Islam; membantu umat mengatasi
tantangan-tantangan bersama melalui publikasi terbaru. Selain itu, QTH juga
diharapkan menjadi platform bagi Muslim untuk membahas isu-isu yang relevan serta
menginspirasi agar Muslim bisa menjadi komunitas yang produktif.
Salah satu dari
mereka, Hodan Ibrahim yang merupakan Co-Founder sekaligus Marketing Majager di
QPH, selain seorang social entrepreneur, ia juga sangat lihai menulis. Sejauh ini
sudah ada dua judul buku yang diterbitkan, yaitu A Guide to Overcoming
Conflicts with Immigrant Parents, yang membahas tentang pemecahan masalah
antara orangtua dan anak dalam sebuah keluarga imigran. Salah satunya tentang bagaimana
orangtua imigran mampu mendidik anak-anak mereka dengan nilai-nilai Islam di
tengah kehidupan Barat yang bebas.
Buku kedua
berjudul How to be a Muslim Woman Entrepreneur. Seperti judulnya, buku ini
membahas secara gamblang bagaimana seorang wanita Muslim bisa menjadi
pengusaha. Di dalamnya dilengkapi tips, trik, sekaligus panduan step by step
untuk wanita yang akan memulai berwirausaha.
Dua buku lagi
yang akan segera diterbitkan berjudul Lead Like Muhammad: 25 Proven Leadership
Lessons from the Life of the Prophet to Lead Effectively dan The Health
Conscious Muslim: One Muslim Woman’s Journey of Navigating the World of Health
and Fitness. Keduanya masih pada tahap pre-order.
Mereka bercita-cita
untuk memperluas publikasi yang melingkupi topik seperti lingkungan hidup,
keberlanjutan kepemimpinan, dan keuangan pribadi, yang dipandang dari erspektif
Islam. Mereka berharap buku-buku tersebut mampu menghidupkan kembali
aspek-aspek Islam yang telah dilupakan atau kurang diperhatikan.
Mereka sangat percaya
bahwa satu-satunya orang yang benar dan akurat dapat mewakili wanita Muslim di
media (tv, radio, publikasi, forum dll) adalah wanita Muslim itu sendiri.
Setiap wanita
Muslim memiliki cerita pribadi, dan kadang-kadang sangat inspiratif. Agar dunia
mengetahui, mereka sendiri lah yang harus menulisnya. Jika ditulis oleh pihak
lain, mereka hanya patuh pada kepentingan sendiri, dan hasilnya adalah kesalah
pahaman seperti yang terjadi saat ini.
Referensi: mosaicofmuslimwomen.com“Jika kalian punya cita-cita menjadi penulis, maka kejarlah dan raih cita-cita tersebut. Allah SWT mengatakan bahwa Dia tidak akan mengubah kondisi suatu kaum hingga mereka bersedia untuk mengubah diri mereka sendiri. Jika kita ingin Allah SWT, dengan kasih dan karunia-Nya, mengubah kondisi kita, maka kita pun harus bersedia untuk melangkah keluar dari zona nyaman dan bekerja untuk kepentingan-Nya.” Ucap Ayan Ibrahim.
Wow, luar biasa .... Pingin deh ada yang dukung penerbitanku juga. :(
ReplyDeleteGood reading your poost
ReplyDelete