Apa kabar
sahabat? Semoga masih berada dalam naungan Hidayah dan kasih sayang-Nya.
Amin...
Kali ini saya
ingin berbagi tentang buku ke tiga mbak Oki, sebenarnya buku 344 halaman ini
saya beli awal Ramadhan lalu. Cuma, karena ini dan itu jadi lupa untuk sedikit
membahasnya dan berbagi apa yang saya dapat dari dalam buku ini kepada kalian
semua. It’s okay, meski sudah agak lama, namun isinya tidak akan pernah basi
kok, itulah kehebatan sebuah karya tulis. Bahkan hingga penulisnya sudah
terlebih dahulu meninggalkan Dunia ini, karyanya tetap abadi. Semoga kita semua
bisa terus mengasah kemampuan menulis ya, amin...
Baiklah sahabat, mengapa buku ini berjudul Cahaya di Atas Cahaya? Karena...mbak Oki maunya begitu. Nah kok?
Pada bagian prolog di buku ini, kita akan langsung mengerti kenapa mbak Oki memberinya judul tersebut. “Sesungguhnya ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah takkan datang kepada seorang yang berbuat maksiat” benar bukan? Ya, Ilmu memang seperti cahaya, tanpa ilmu tidak akan pernah ada peradaban, tanpa ilmu dunia hanya akan dipenuhi oleh kebodohan dan kegelapan, tanpa ilmu Manusia tidak akan pernah mengenal dirinya dan Tuhanya. Ah, betapa agungnya ilmu hingga Allah memerintahkan Nabi-Nya berdo’a agar Rabbul Izzati berkenan memberi ilmu sebagai rezeki (Tha’Ha:114). Iya sahabat, buku ini memuat pengalaman mbak Oki saat menimba Ilmu di Kota cahaya, Makkah. Makkah adalah Satu-satunya tempat yang cahayanya bahkan terlihat ditengah pekatnya angkasa. Makkah, Pusat Bumi yang cahayanya tetap terlihat dalam jarak ribuan tahun cahaya. Subhanallah, semoga kita juga diberi kesempatan untuk mengunjungi dan meraup ilmu dari Kota itu sahabat. Amin...
Pada bagian awal buku ini, mbak Oki menceritakan betapa tidak mudah untuk merealisasikan mimpinya ini. Namun, setiap ada keinginan, Ikhtiar dan Do’a yang kuat pada sebuah keinginan InsyaAllah Allah pun akan memudahkanya untuk kita. Dan di dalam buku ini, mbak Oki telah membuktikanya. Dengan Uang yang pas-pasan, masalah Visa yang hampir tak bisa keluar, Pesawat yang penuh hingga harus masalah menentukan siapa yang akan menjadi mahram selama di Tanah Suci nanti. Semua terasa seperti tembok besar yang berdiri kokoh menghalangi mimpi mbak Oki untuk belajar di Makkah, namun... Ia terus berdo’a dan Ikhtiar dan Allah mendengarnya. Mbak Oki berangkat bersama sang Ibu tercinta dan seorang mahram, Uwak Bandi namanya. Seorang kakek tetangga Mbak Oki yang sering menjaga mbak Oki sewaktu kecil. Ah, tak bisa kubayangkan betapa bahagianya kakek itu. Semoga Allah membalasnya dengan sebaik-baik balasan mbak Oki...
Selain itu, Mbak Oki juga menceritakan bagaimana perjuanganya untuk belajar Bahasa Arab kepada setiap orang yang bisa dijadikanya guru di Masjidil Haram, bagaimana kekuatan keinginanya untuk menghafal Al-Qur’an. Semuanya di ceritakan dengan apik dan memotivasi. Memotivasi untuk terus menuntut ilmu dan membuat mimpi untuk mengunjungi Kota yang paling dicintai Allah dan Rasul-Nya itu semakin menggebu.
Di Makkah, mbak
Oki bisa belajar Bahasa Arab di Ummul Qura’ University tanpa persyaratan
apapun. Padahal, sejauh ini banyak sekali persyaratan yang harus di lengkapi
untuk bisa belajar di Universitas ternama itu. Di Kampus barunya, Mbak Oki
bertemu dengan wanita-wanita dari berbagai Negara yang memiliki kecintaan luar
biasa pada Islam. Banyak cerita luar biasa dari teman-temanya itu. Untuk cerita
itu, sebaiknya sahabat baca sendiri yaa...
Sudah ya? Belum... masih banyak pengalaman yang dikemas mbak Oki dalam kata-kata sederhana namun memikat. Tentang perjalananya mendaki Jabal Nur juga tidak kalah menarik, belum lagi kunjunganya ke Makam Rasulullah SAW dan Madinah. Semuanya luar biasa menginspirasi.
Hmm... sepertinya
ini sudah cukup sahabat, insyaAllah lain kali akan di bahas mengenai buku-buku
lain yang juga bermanfaat. Jangan sampai kehabisan yaa. Sekedar info, buku Mbak
Oki selanjutnya yang berjudul ‘Hijab I’m In Love’ akan segera terbit. Salam Ukhuwah
sahabat semua...