Sumber: klik di sini |
Pernahkah
di saat kamu merasa telah berjalan terlalu jauh, kamu merasa lelah, merasa apa
yang kamu cari tidak kamu temukan sejauh ini? Teruslah berjalan, hingga
kelelahan itu lelah mengikutimu, karena di depan sana, sekejap lagi,
kebahagiaan sedang menantimu.
Aku
tidak tahu dari mana aku mendapatkan kalimat di atas, hanya kepingan-kepingan
ingatan yang akhirnya kurangkai sedemikian rupa. Tak ada tujuan khusus, seperti
menginspirasi orang lain dan sejenisnya, tidak sama sekali, aku hanya berharap kalimat
tersebut bisa menyemangati diriku sendiri, itu sudah cukup.
Di
detik-detik terakhir kebersamaan kita dengan tahun 2013, aku tiba-tiba ingin sekali
menuliskan hal ini. Sudah sejak lama aku berharap tangan ini mampu bersahabat
dengan hati dan pikiran untuk menciptakan sebuah tulisan tentang hal-hal yang
mengusikku sepanjang tahun. Tapi,
seringkali kuurungkan, karena aku merasa, kalimatku pasti tidak akan pernah
mampu menyampaikan apapun. Semua akan sia-sia. Kalimatku justru akan mengundang
tawa. Dan aku selalu kehilangan keberanian.
Di
tahun ini aku tidak lagi memakai himar lebar seperti selama beberapa waktu di
Pesantren dulu. Bodoh? Ya, sebelum kalian yang mencaci-makiku, aku lebih dahulu
melakukannya, bahkan dalam setiap waktuku. Aku ingin mempertahankannya, tapi
keadaan memaksaku untuk berhenti bertahan. Dan untuk pertama kalinya dalam
hidupku, aku mengakui bahwa lingkungan sangat mempengaruhi kepribadian
seseorang. Dosa? Kurasa untuk hal yang satu ini, itu bukan hak manusia untuk
menentukan, biarlah Tuhan yang menilai. Aku hanya bisa berdoa suatu saat nanti
aku bisa memakainya kembali. Aku telah membuktikan, bahwa himar lebar itu
begitu menjaga diriku, menjaga perilakuku.
Di
tahun ini, aku memenangi lomba menulis cerpen yang diadakan di kampusku. Dua
cerpenku juga dimuat di Annida-online dalam waktu bersamaan. Senang? Ya aku
senang, sangat senang. Karena aku seperti mendapat pengakuan bahwa aku memang
mampu di bidang ini.
Di
tahun ini aku memenangi beberapa lomba blog dengan hadiah yang lumayan. Senang?
Tentu saja. Tapi tahukah di lain sisi aku juga kesal. Karena kesibukanku dengan
blog, aku jadi melupakan tujuan awalku, aku jadi malas menulis fiksi. Padahal cita-cita
terbesarku adalah menjadi novelis bestseller, bukan blogger ternama. Meskipun keduanya
sama-sama berada dalam lingkup dunia tulis menulis, namun keduanya memiliki
perbedaan dan hanya aku sendiri yang merasakannya.
Aku melupakan banyak hal, termasuk ucapan-ucapan Paulo Coelho yang tertulis di sebuah kertas di mading kamarku.
Orang-orang sukses, setiap saat dalam kehidupan mereka, melakukan apa yang mereka impikan.
Hanya ada satu hal yang membuat mimpi mustahil untuk dicapai: rasa takut akan kegagalan.
Jika Anda ingin sukses, Anda harus menghormati satu aturan yaitu jangan pernah berbohong kepada diri sendiri.
Ketika sesorang benar-benar menginginkan sesuatu, seluruh alam semesta bersatu untuk menolong orang itu untuk meraih impiannya.
Di
tahun ini, dunia kampusku menjelma suatu tempat yang menyakitkan bagiku. Mata kuliah
yang sama sekali tidak menarik minatku dan teman-teman yang ‘gila’. Bayangkan
betapa frustasinya dirimu ketika dicekoki mata kuliah yang tidak kamu minati
dan di saat yang sama teman-temanmu berlomba-lomba meraih nilai paling tinggi.
Aku mampu! Bahkan di atas mereka aku mampu! Buktinya di semester pertama aku
mampu. Tapi sekarang, bukan soal mampu atau tidak mampu, melainkan soal mau
atau tidak. Aku memilih tidak mau. Aku tidak mau merelakan otakku bekerja keras
demi suatu hal yang sama sekali tidak membahagiakanku. IPK tinggi menjamin
kebahagiaan? Ya, aku juga dulu berpikiran demikian, tapi setelah aku raih IPK
di atas 3,5, aku tetap tidak bahagia. Aku justru merasa menjadi seorang budak
yang memperoleh nilai tinggi dari tuannya. Aku ini pekerja. Dosen menyuruhku
ini, aku laksanakan dengan baik meskipun sama sekali tidak mendatangkan manfaat
bagiku, kemudian dosenku akan memberi upah berupa nilai. Apa bedanya aku dengan
seorang budak?
Kamu
tidak tahu berterima kasih! Tidak semua orang bisa kuliah gratis sepertimu!
Siapa
bilang aku tidak berterima kasih, aku sangat-sangat-sangat berterima kasih
kepada pemberi beasiswa ini. Aku tidak menyalahkan mereka sama sekali. Aku hanya
menyalahkan diriku setiap hari. Mengapa kamu ambil beasiswa ini? Mengapa dulu
kamu terlalu pengecut? Mengapa dulu kamu tidak berani mengambil keputusan? Tapi
setidaknya ada satu hal yang membuatku bahagia, orangtuaku di kampung halaman
sana bangga pada diriku karena beasiswa ini. Orang-orang di kampung halaman
sana berubah mengkerut dan menelan kembali ludah yang mereka keluarkan dahulu.
“Hah,
Sofi tidak usah melanjutkan ke MTs. Tamatan MTs itu tidak akan bisa jadi
apa-apa, tidak akan bisa kuliah di kampus bergengsi.”
Begitu
kalimat-kalimat yang dulu aku terima. Aku kala itu berumur 13 tahun. Aku yang
setiap malam menangisi nasibku karena Bapak yang ‘memaksaku’ melanjutkan ke
MTs. Padahal semua teman-teman SD-ku melanjutkan ke SMP paling bergengsi di
sana.
Di
tahun ini aku lolos seleksi Kampus Fiksi dari Diva Press. Dan Insya Allah pada
bulan September tahun depan aku akan mengikuti pelatihan menulis di Yogya. Tiga
hari tiga malam. Gratis. Senang? Ya aku senang. Semoga ini adalah salah satu
rambu-rambu yang diberikan Tuhan untuk mempermudah jalanku meraih tujuan.
Masih
banyak hal yang belum sempat kutuliskan, tapi setidaknya hal-hal di atas sudah
mewakili keseluruhannya. Kecewa, bahagia, sedih, tawa, tangis, marah, kesal,
semua sudah menjadi ramuan hidup yang akan selalu menemani waktu kita di dunia
ini. Dan mereka yang terbaik adalah yang mampu meramu itu semua menjadi hal
yang bermanfaat untuk diri sendiri dan sesama.
Jangan
pernah lelah, karena kelelahan adalah sahabat kegagalan. Semoga kita diberi
ketabahan dan kekuatan untuk bisa menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Bukankah orang yang beruntung adalah mereka yang hari ini lebih baik daripada
hari kemaren?
Sumber: klik di sini |
Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Segala Puji bagi Allah, Tuhan seluruh Alam.
Segala Puji bagi Allah, Tuhan seluruh Alam.
Semoga
Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami nabi Muhammad
SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya.
Ya
Allah, segala yang telah kukerjakan selama tahun ini dari apa yang menjadi
larangan-Mu, sedang kami belum bertaubat, padahal Engkau tidak melupakannya dan
Engkau bersabar (dengan kasih sayang-Mu), yang sesungguhnya Engkau berkuasa
memberikan siksa untuk saya, dan Engkau telah mengajak saya untuk bertaubat
sesudah melakukan maksiat.
Karena
itu ya Allah, saya mohon ampunan-Mu dan berilah ampunan kepada saya dengan
kemurahan-Mu. Segala apa yang telah saya kerjakan, selama tahun ini, berupa
amal perbuatan yang Engkau ridhai dan Engkau janjikan akan membalasnya dengan
pahala, saya mohon kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah, wahai Dzat Yang
Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan, semoga berkenan menerima amal kami dan
semoga Engkau tidak memutuskan harapan kami kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha
Pemurah. Dan semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan atas penghulu
kami Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada
junjungan kami Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.
Ya Allah Engkaulah Yang Abadi, Dahulu, lagi Awal. Dan hanya kepada
anugerah-Mu yang Agung dan Kedermawanan-Mu tempat bergantung. Dan ini tahun
baru benar-benar telah datang. Kami memohon kepada-Mu perlindungan dalam tahun
ini dari (godaan) setan, kekasih-kekasihnya dan bala tentaranya.
Dan kami
memohon pertolongan untuk mengalahkan hawa nafsu amarah yang mengajak pada
kejahatan, agar kami sibuk melakukan amal yang dapat mendekatkan diri kami
kepada-Mu wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan. Semoga Allah
senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi
Muhammad SAW, beserta para keluarganya dan sahabatnya. Dan Segala puji milik Allah,
Tuhan seluruh alam. Amin yaa rabbal ‘alamin
Aku suka nih kata2 pembukanya :)
ReplyDeleteHidup yang penting dinikmatin ajah yaah ka :D
Hehe....iya kak...udah dari sononya hidup memang punya banyak rasa]
Delete