Saturday 28 December 2013

Renungan Sepanjang 2013



Sumber: klik di sini

 Pernahkah di saat kamu merasa telah berjalan terlalu jauh, kamu merasa lelah, merasa apa yang kamu cari tidak kamu temukan sejauh ini? Teruslah berjalan, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu, karena di depan sana, sekejap lagi, kebahagiaan sedang menantimu.

Aku tidak tahu dari mana aku mendapatkan kalimat di atas, hanya kepingan-kepingan ingatan yang akhirnya kurangkai sedemikian rupa. Tak ada tujuan khusus, seperti menginspirasi orang lain dan sejenisnya, tidak sama sekali, aku hanya berharap kalimat tersebut bisa menyemangati diriku sendiri, itu sudah cukup. 

Di detik-detik terakhir kebersamaan kita dengan tahun 2013, aku tiba-tiba ingin sekali menuliskan hal ini. Sudah sejak lama aku berharap tangan ini mampu bersahabat dengan hati dan pikiran untuk menciptakan sebuah tulisan tentang hal-hal yang mengusikku sepanjang  tahun. Tapi, seringkali kuurungkan, karena aku merasa, kalimatku pasti tidak akan pernah mampu menyampaikan apapun. Semua akan sia-sia. Kalimatku justru akan mengundang tawa. Dan aku selalu kehilangan keberanian.

Di tahun ini aku tidak lagi memakai himar lebar seperti selama beberapa waktu di Pesantren dulu. Bodoh? Ya, sebelum kalian yang mencaci-makiku, aku lebih dahulu melakukannya, bahkan dalam setiap waktuku. Aku ingin mempertahankannya, tapi keadaan memaksaku untuk berhenti bertahan. Dan untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku mengakui bahwa lingkungan sangat mempengaruhi kepribadian seseorang. Dosa? Kurasa untuk hal yang satu ini, itu bukan hak manusia untuk menentukan, biarlah Tuhan yang menilai. Aku hanya bisa berdoa suatu saat nanti aku bisa memakainya kembali. Aku telah membuktikan, bahwa himar lebar itu begitu menjaga diriku, menjaga perilakuku. 

Di tahun ini, aku memenangi lomba menulis cerpen yang diadakan di kampusku. Dua cerpenku juga dimuat di Annida-online dalam waktu bersamaan. Senang? Ya aku senang, sangat senang. Karena aku seperti mendapat pengakuan bahwa aku memang mampu di bidang ini.

Di tahun ini aku memenangi beberapa lomba blog dengan hadiah yang lumayan. Senang? Tentu saja. Tapi tahukah di lain sisi aku juga kesal. Karena kesibukanku dengan blog, aku jadi melupakan tujuan awalku, aku jadi malas menulis fiksi. Padahal cita-cita terbesarku adalah menjadi novelis bestseller, bukan blogger ternama. Meskipun keduanya sama-sama berada dalam lingkup dunia tulis menulis, namun keduanya memiliki perbedaan dan hanya aku sendiri yang merasakannya. 

Aku melupakan banyak hal, termasuk ucapan-ucapan Paulo Coelho yang tertulis di sebuah kertas di mading kamarku.

Orang-orang sukses, setiap saat dalam kehidupan mereka, melakukan apa yang mereka impikan.

Hanya ada satu hal yang membuat mimpi mustahil untuk dicapai: rasa takut akan kegagalan.

Jika Anda ingin sukses, Anda harus menghormati satu aturan yaitu  jangan  pernah berbohong kepada diri sendiri.

Ketika sesorang benar-benar menginginkan sesuatu, seluruh alam semesta bersatu untuk menolong orang itu untuk meraih impiannya.  

Di tahun ini, dunia kampusku menjelma suatu tempat yang menyakitkan bagiku. Mata kuliah yang sama sekali tidak menarik minatku dan teman-teman yang ‘gila’. Bayangkan betapa frustasinya dirimu ketika dicekoki mata kuliah yang tidak kamu minati dan di saat yang sama teman-temanmu berlomba-lomba meraih nilai paling tinggi. Aku mampu! Bahkan di atas mereka aku mampu! Buktinya di semester pertama aku mampu. Tapi sekarang, bukan soal mampu atau tidak mampu, melainkan soal mau atau tidak. Aku memilih tidak mau. Aku tidak mau merelakan otakku bekerja keras demi suatu hal yang sama sekali tidak membahagiakanku. IPK tinggi menjamin kebahagiaan? Ya, aku juga dulu berpikiran demikian, tapi setelah aku raih IPK di atas 3,5, aku tetap tidak bahagia. Aku justru merasa menjadi seorang budak yang memperoleh nilai tinggi dari tuannya. Aku ini pekerja. Dosen menyuruhku ini, aku laksanakan dengan baik meskipun sama sekali tidak mendatangkan manfaat bagiku, kemudian dosenku akan memberi upah berupa nilai. Apa bedanya aku dengan seorang budak?

Kamu tidak tahu berterima kasih! Tidak semua orang bisa kuliah gratis sepertimu! 

Siapa bilang aku tidak berterima kasih, aku sangat-sangat-sangat berterima kasih kepada pemberi beasiswa ini. Aku tidak menyalahkan mereka sama sekali. Aku hanya menyalahkan diriku setiap hari. Mengapa kamu ambil beasiswa ini? Mengapa dulu kamu terlalu pengecut? Mengapa dulu kamu tidak berani mengambil keputusan? Tapi setidaknya ada satu hal yang membuatku bahagia, orangtuaku di kampung halaman sana bangga pada diriku karena beasiswa ini. Orang-orang di kampung halaman sana berubah mengkerut dan menelan kembali ludah yang mereka keluarkan dahulu.

“Hah, Sofi tidak usah melanjutkan ke MTs. Tamatan MTs itu tidak akan bisa jadi apa-apa, tidak akan bisa kuliah di kampus bergengsi.” 

Begitu kalimat-kalimat yang dulu aku terima. Aku kala itu berumur 13 tahun. Aku yang setiap malam menangisi nasibku karena Bapak yang ‘memaksaku’ melanjutkan ke MTs. Padahal semua teman-teman SD-ku melanjutkan ke SMP paling bergengsi di sana. 

Di tahun ini aku lolos seleksi Kampus Fiksi dari Diva Press. Dan Insya Allah pada bulan September tahun depan aku akan mengikuti pelatihan menulis di Yogya. Tiga hari tiga malam. Gratis. Senang? Ya aku senang. Semoga ini adalah salah satu rambu-rambu yang diberikan Tuhan untuk mempermudah jalanku meraih tujuan. 

Masih banyak hal yang belum sempat kutuliskan, tapi setidaknya hal-hal di atas sudah mewakili keseluruhannya. Kecewa, bahagia, sedih, tawa, tangis, marah, kesal, semua sudah menjadi ramuan hidup yang akan selalu menemani waktu kita di dunia ini. Dan mereka yang terbaik adalah yang mampu meramu itu semua menjadi hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan sesama. 

Jangan pernah lelah, karena kelelahan adalah sahabat kegagalan. Semoga kita diberi ketabahan dan kekuatan untuk bisa menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Bukankah orang yang beruntung adalah mereka yang hari ini lebih baik daripada hari kemaren?
 
Sumber: klik di sini

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Segala Puji bagi Allah, Tuhan seluruh Alam.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya. 

Ya Allah, segala yang telah kukerjakan selama tahun ini dari apa yang menjadi larangan-Mu, sedang kami belum bertaubat, padahal Engkau tidak melupakannya dan Engkau bersabar (dengan kasih sayang-Mu), yang sesungguhnya Engkau berkuasa memberikan siksa untuk saya, dan Engkau telah mengajak saya untuk bertaubat sesudah melakukan maksiat. 

Karena itu ya Allah, saya mohon ampunan-Mu dan berilah ampunan kepada saya dengan kemurahan-Mu. Segala apa yang telah saya kerjakan, selama tahun ini, berupa amal perbuatan yang Engkau ridhai dan Engkau janjikan akan membalasnya dengan pahala, saya mohon kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah, wahai Dzat Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan, semoga berkenan menerima amal kami dan semoga Engkau tidak memutuskan harapan kami kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah. Dan semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan atas penghulu kami Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.

Ya Allah Engkaulah Yang Abadi, Dahulu, lagi Awal. Dan hanya kepada anugerah-Mu yang Agung dan Kedermawanan-Mu tempat bergantung. Dan ini tahun baru benar-benar telah datang. Kami memohon kepada-Mu perlindungan dalam tahun ini dari (godaan) setan, kekasih-kekasihnya dan bala tentaranya. 

Dan kami memohon pertolongan untuk mengalahkan hawa nafsu amarah yang mengajak pada kejahatan, agar kami sibuk melakukan amal yang dapat mendekatkan diri kami kepada-Mu wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarganya dan sahabatnya. Dan Segala puji milik Allah, Tuhan seluruh alam. Amin yaa rabbal ‘alamin

2 comments:

  1. Aku suka nih kata2 pembukanya :)

    Hidup yang penting dinikmatin ajah yaah ka :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe....iya kak...udah dari sononya hidup memang punya banyak rasa]

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...