Monday, 22 June 2015

Musim Sidang, Musim Bunga




Musim sidang telah tiba. Meski deg-degan nunggu jadwal sidangku sendiri, tapi menghadiri sidang teman tetap prioritas. Sudah jadi tradisi, tiap kali ada teman yang sidang, kita nunggu di luar sambil bawa bunga. Aku sendiri bingung, kenapa harus bunga? Kan mubazir. Beli mahal-mahal, eh ujung-ujungnya berakhir di tong sampah.

Aku sih sudah wanti-wanti ke teman, nanti kalau pas giliranku yang sidang, mereka datangnya bawa makanan aja. Kolak, pisang goreng meler, atau apalah. Sejujurnya aku suka sekali dengan bunga. Warna-warni bunga selalu bikin hati bahagia. Tapi kalau disuruh pilih mau dikasih hadiah bunga atau makanan, jelas aku pilih makanan. Bunga itu ya buat dilihat-lihat aja, misal kalau pas main ke taman. Buat dipajang? Paling dua hari sudah layu.

Sehari lalu, untuk pertama kalinya aku mendatangi deretan kios bunga yang terletak tidak jauh dari Bogor Trade Mall (BTM). Tepat di seberang gerbang Kebun Raya Bogor (KRB). Di sana ada sekitar lima atau enam kios yang menjajakan bunga segar seperti mawar, krisan, dan entah apa lagi yang tak kuketahui namanya. Kios bunga di Bogor kota juga bisa ditemui di area Tugu Kujang, namun harganya relatif lebih mahal. Jadi aku sarankan kalau mau cari bunga segar di Bogor Kota dengan harga miring, silakan ke seberang pintu KRB yang dekat BTM.

Sampai di sana, aku yang semula lemas akibat panas menyengat langsung bersemangat. Wah, bunga-bunga yang mereka jajakan benar-benar indah. Sayang, kondisi di sana kotor, becek, plus dekil. Andai saja dibuat lebih manis dengan desain klasik ala-ala Eropa pasti lebih keren. Datang ke kios bunga aku jadi ingat tentang kios bunga di desa Ipsach, Swiss yang pernah diceritakan Mbak Hanum Rais dalam salah satu novelnya. 
Pengennya kios bunga yang begini
Kios bunga di desa Ipsach tidak dijaga oleh penjual. Pembeli bebas memilih bunga mana saja yang mereka inginkan, lalu meletakkan uang sesuai dengan label harga ke tempat yang sudah disediakan. Kalau uang kita pecahan besar, dalam kotak yang lain sudah disediakan uang kembalian. Kita tinggal ambil sesuai dengan uang kembalian yang seharusnya kita terima. Prinsip kejujuran sepertinya benar-benar diterapkan oleh masyarakat Swiss. Lha kalau Indonesia menerapkan prinsip seperti itu, bisa-bisa bunga yang ditinggal ludes tanpa imbalan uang sepeser pun. 

Okay, kita kembali pada pembicaraan kios bunga yang kudatangi. Harga bunga antara satu kios dengan yang lain tidak terlalu jauh berbeda. Sekitar 5000 rupiah untuk satu tangkai mawar dan 10.000 sampai 15.000 untuk rangkaian bunga berukuran sedang. Selanjutnya harga ditetapkan tergantung seberapa besar dan jenis bunga yang diinginkan pembeli.


Ceritanya mereka lagi nego kalau belinya 20k, buketnya bakal segede apa?
Sementara teman-temanku sibuk memilih bunga, ingatanku kembali ke masa-masa kecil. Dulu aku senang sekali menanam aneka bunga di halaman rumah. Tiap kali ibuku bepergian ke luar pulau, aku selalu titip agar dibelikan berbagai bibit bunga, seperti bibit bunga mawar, krisan, anthurium, dan lain-lain. Biasanya saat persemaian, aku menaruh pot-pot bunga di dekat sumur yang ada pohon rindang. Kalau sudah mulai berbunga, baru dikeluarkan ke depan rumah. Motivasiku menanam bunga waktu itu karena memang aku menyukai mereka, motivasi lainnya adalah kompetisi dengan sepupu. Kami selalu berlomba tanaman siapa yang berbunga lebih dulu dan tanaman siapa yang paling banyak. 
 
Halaman penuh bunga-bunga, it's something ;) (http://www.decosee.com/)

Buket untuk 15k, lumayan yah?
Sekarang, halaman rumahku kosong. Jangankan tanaman bunga, semak-semak pun tidak ada. Saat kutanya pada Ibu kenapa tidak mau menanam bunga, beliau bilang tidak sempat merawat. Suatu saat nanti, kalau aku tinggal di rumah dalam waktu cukup lama, atau aku sudah punya rumah sendiri, aku pasti akan menanam banyak bunga di halaman rumah. Terutama bugenvil dan mawar. Untuk sekarang cukup lihat-lihat aja dulu, mana yang bagus ya dibeli buat teman.

9 comments:

  1. huaaaaaaaaaaww cantiikkk cantik skali masyaALLAH
    pengen deh kesana juga heheh...

    ReplyDelete
  2. bagus bagus pengen beli :D

    ReplyDelete
  3. Hihihi...pas jamannya sidang dulu sudah ada yang datang sambil hora hore di jendela blakang senengnya minta ampun. Eh ini bawa makanan jangan bunga ya, ih seneeeengnya tambah deh.

    ReplyDelete
  4. Wih .... Tertarik ma bunga yang bawah. Indah plus murah. :D

    ReplyDelete
  5. Penasaran bgt sama krisan, belum pernah bisa hidup di halamanku

    ReplyDelete
  6. saya juga suka bunga-bunga. Di rumah ada beberapa bunga. Tapi yang rajin merawat itu suami saya. Dia lebih telaten :)

    ReplyDelete
  7. jadi berbunga baca postingan ini , harusm semerbak kaya yang punya blognya

    ReplyDelete
  8. Ooo, jadi lebih milih makanan dari pada bunga.... haha..

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...