Ketakutan Si Gadis China
Pukul 11.00 waktu setempat aku dan rombongan tiba di
Hongkong International Airport setelah menyebrang dari Macau menggunakan feri.
Penerbangan menuju Jakarta dijadwalkan pada pukul 17.25 dan itu artinya aku
akan menghabiskan waktu berjam-jam lagi di bandara ini. Tidak begitu bernafsu
untuk ikut rombongan makan makanan berat, aku sengaja memisahkan diri, memilih
membeli beberapa potong cake di salah
satu food court lalu membawanya ke
sisi lain bandara. Di sana ada banyak kursi yang berderet dan tentu saja ramai
orang yang duduk menanti keberangkatan, sama seperti aku.
Hongkong International Airport |
Sekitar dua puluh menit aku duduk di sana, datang seorang
perempuan bermata sipit di sampingku. Rambutnya yang lurus dan panjang ia
biarkan tergerai begitu saja. Kuperhatikan sejak tadi ia seperti merisaukan
sesuatu. Aku memberanikan diri untuk menyapa,
“Kenapa kamu terlihat sangat cemas?” tanyaku dengan bahasa Inggris.
Sejenak ia tampak kaget, memandangku, kemudian berusaha tersenyum. “Tidak apa-apa. Aku hanya menakutkan penerbanganku selanjutnya. Tadi selama empat jam di pesawat aku sama sekali tidak bisa tidur. Cuaca sangat buruk dan pesawat bergetar begitu hebat. Aku tidak menyukai maskapai yang kupilih karena mereka tidak mampu membuatku nyaman. Lalu penerbanganku selanjutnya harus menempuh waktu empat jam lagi, aku takut akan terjadi hal yang sama. Padahal aku sangat mengantuk dan butuh tidur.” Katanya dengan bahasa Inggris berlogat China. Aku sampai kesulitan untuk memahaminya.
“Boleh aku tahu maskapai yang kamu gunakan nanti?”
“Ini.” Dia mengulurkan tiketnya yang masih terselip dalam paspornya.
Hanya dengan melihatnya sekilas aku tahu bahwa dia akan
terbang bersama maskapai yang sama sepertiku, bahkan jamnya juga sama. Ya, dia
akan terbang bersama garuda Indonesia. Satu-satunya maskapai yang selama ini
selalu kubanggakan pada teman-teman asingku.
“Kamu tenang saja. Aku sudah tiga kali terbang dengan maskapai ini dan sekarang adalah kali keempat. Sebanyak itu aku tidak mengalami kesulitan. Mereka adalah maskapai negaraku yang bisa dipercaya. Aku sebagai garansinya.” Kataku mencoba menenangkan. Kulihat dia tersenyum, wajahnya berubah sedikit lebih cerah.
Sunset dari Balik Jendela Garuda
Indonesia
Sesaat sebelum memasuki pesawat aku melirik pada perempuan
tadi, dia berdiri di barisan paling depan saat para petugas memeriksa tiket dan
paspor kami. Jadilah dia bisa memasuki pesawat lebih cepat. Sempat juga ia
tersenyum ke arahku sebelum berjalan menuju pintu pesawat. Kuacungkan jempol
sebagai isyarat dia tidak perlu takut.
Beberapa menit kemudian aku sudah duduk di dalam pesawat.
Sangat bersyukur karena mendapatkan seat di samping jendela. Semua orang yang
bepergian dengan pesawat tentu mendambakan tempat duduk seperti yang kudapatkan,
karena dari sana kita bisa melihat view
di luar kaca jendela dan merenung.
Perempuan tadi duduk di kursi yang sangat jauh dariku. Aku
di barisan 45 dan dia di barisan 20. Jadi kami tidak bisa saling memberi
isyarat di dalam sana. Aku sibuk dengan perasaanku sendiri sambil terus melihat
ke luar jendela. Ah, penerbangan dan sunset.
Itu adalah dua hal yang paling kusukai dan aku mendapatkan keduanya di satu
waktu.
Tidak menunggu lama, pesawat siap tinggal landas. Tidak ada
demo keselamatan oleh para pramugari, karena semuanya disajikan dalam bentuk
video di depan tempat duduk kita (kalau pun ada, biasanya hanya bisa
dilihat oleh penumpang yang duduk di kursi paling depan). Para pramugari yang
berwajah senior tersenyum ramah, mereka membantu para penumpang untuk
menegakkan kursi dan memasang sabuk pengaman. Aku sudah terlalu sering naik
pesawat jadi tidak lagi membutuhkan bantuan. Namun aku suka memperhatikan kerja
para pramugari, mungkin karena dulu semasa kecil aku sempat memiliki impian
menjadi seperti mereka. Mereka terlihat sangat sabar meladeni dan membantu
masing-masing penumpang. Wajah mereka bahkan tidak pernah kekurangan senyum.
Roda-roda pesawat sempurna meninggalkan landasan pacu. Deru
mesin terdengar halus dan membuat desiran yang berbeda di dalam hati. Kuucapkan
doa seperti yang diajarkan dalam agamaku, meminta keselamatan. Kerlap-kerlip
kota Hongkong di bawah sana membawa kesan miris dan sedih dalam hatiku,
ditambah kabut tipis yang menyelimutinya. Pemadangan lalu berubah pada laut yang
berwarna kehitaman akibat senja, beberapa kapal tengah membelah luasnya,
meninggalkan riak yang terlihat hanya seperti goresan putih. Kenapa kesannya
jadi sedih begini, aku jadi teringat pada film-film animasi yang kutonton.
Tidak lama, pesawat bergerak semakin tinggi. Aku bisa melihat lapisan awan-awan
berwarna kelabu, dan saat itulah sunset
menyambut kami. Air mataku bahkan sempat menetes ketika melihat mahakarya itu.
Langit berwarna oranye, kuning dan merah menghampar di atas gumpalan awan. Ada
keharuan yang luar bisa dan sampai sekarang sulit untuk kuceritakan kembali.
Cuaca Buruk dan Makanan Khas Indonesia
Pesawat terus bergerak menembus langit yang semakin gelap.
Selama puluhan menit semuanya berjalan lancar. Bahkan tidak terasa ada getaran
sama sekali. Rasanya kantuk sudah mulai mendatangiku. Tiba-tiba saja aku
teringat pada perempuan bermata sipit itu, mungkinkah dia sudah bisa memejamkan
mata sekarang?
Kuabaikan niatku untuk tidur. Kemaren saat berangkat aku
melihat ada beberapa judul film yang disediakan maskapai ini dan aku belum
sempat menontonnya. Dengan cepat tanganku menghidupkan monitor yang tersedia,
ada beberapa pilihan hiburan di sana: game, musik, musik video, televisi, dan
film tentunya.
Untuk daftar film, kita bisa membaca review-nya pada katalog
yang disediakan di bawah monitor. Saat penerbanganku kemaren, film-film yang
disediakan cukup terbaru dan keren. Hampir 90% adalah film yang belum pernah
kutonton. Aku memilih film Gunday, ini adalah film Bollywood yang lagu-lagunya
sudah sangat kuhapal namun filmnya sama sekali belum pernah kutonton.
“DUKKK...!!!” Bunyi benturan keras ini mengejutkan seisi pesawat. Orang yang duduk di belakangku sampai berteriak.
Aku melepaskan headshet,
menarik selimut. Kedua tangan kurapatkan dan bibirku mulai membaca segala doa.
Pesawat bergetar beberapa saat, kemudian seperti menukik turun. Hatiku terasa
berdesir takut. Peristiwa itu terjadi selama kurang lebih dua menit. Lampu
tanda memasang sabuk pengaman dihidupkan, para pramugari langsung sibuk menenangkan
penumpang. Mereka memberi tahu bahwa saat itu cuaca sedang buruk.
Pilot sepertinya juga sedang berusaha sekuat tenaga untuk
mengatasi masalah itu. Terdengar suara sang pilot yang sedang berkomunikasi.
Sungguh, saat itu bayangan seperti peristiwa yang menimpa Malaysia Airlanes
memenuhi kepalaku. Berkali-kali aku berucap dalam hati, mengatakan pada Tuhan
bahwa aku masih ingin hidup dan menunaikan semua impianku. Tidak hanya itu,
semua dosa yang pernah kulakukan pun seperti menari-nari. Oh Tuhan, bagaimana
bisa aku hidup tenang di akhirat nanti jika waktuku di dunia hanya sampai di
sini? Syukurlah tidak beberapa lama, pesawat kembali tenang seperti sediakala.
Aku mengucapkan ‘alhamdulillah’
sepenuh hati. Terimakasih Garuda Indonesia yang mampu mengatasi masalah ini
dengan sangat baik. Permasalahan cuaca saat penerbangan adalah hal biasa, yang
menjadi masalah adalah ada maskapai yang tidak bisa mengatasinya. Tidak bisa
dibayangkan jika saat itu aku memilih terbang bersama maskapai lain, entah apa
jadinya.
Selang beberapa menit, lampu tanda memasang sabuk pengaman
kembali mati pertanda keadaan sudah kembali normal. Para pramugari datang
memberikan kertas menu yang akan mereka sajikan. Saat itu mereka punya dua
menu, yaitu Indonesia dan China. Aku memilih menu Indonesia, selain
mengenyangkan, menu Indonesia juga cocok dengan selera. Perutku sudah mulai
keroncongan dan aroma makanan yang memenuhi kabin semakin membuat rasa laparku
menjadi-jadi.
Hmm... satu porsi nasi kuning dan
rendang daging, cake cokelat, roti, salad, dan satu gelas cokelat panas kini
sudah terhidang di hadapanku. Ketakutan akibat benturan tadi seketika menguap
setelah melihat makanan ini. Aku menikmatinya dengan lahap sambil menonton film
dari layar LCD. Kuintip teman yang duduk di depanku sedang menonton siaran
televisi ‘Tetangga Masa Gitu’ yang tayang di salah satu stasiun televisi swasta
Indonesia. Semua penumpang menikmati menu yang disajikan Garuda Indonesia.
Sensasi Indonesia dalam menunya sangat terasa, bumbunya pas, ditambah semuanya
disajikan dalam kondisi hangat.
Dengan fasilitas dan pelayanan
sekelas ini, bukan omong kosong jika tahun lalu Garuda Indonesia mendapatkan
penghargaan “Indonesia Service Quality
Award 2013” dan “Indonesia Most
Admired Companies 2013”. Di dalam kabin juga ada tulisan dan logo yang
memberi tahu bahwa Garuda Indonesia pernah mendapatkan penghargaan di bidang
pelayanan kelas ekonomi terbaik. Adakah alasan lain untuk tidak bangga kepada maskapai terbaik Indonesia ini?
Komentar Si Gadis China
Pesawat mendarat dengan halus di bandara Internasional Soekarno-Hatta. Malam dengan kerlap-kerlip lampu menyambut kedatangan kami. Seorang pramugari mengucapkan selamat datang lalu mereka melepas kepergian kami dengan ucapan terimakasih. Udara hangat menyapu wajahku, suhu yang sedikit berbeda dengan yang kurasakan di Hongkong dan Macau.
Komentar Si Gadis China
Pesawat mendarat dengan halus di bandara Internasional Soekarno-Hatta. Malam dengan kerlap-kerlip lampu menyambut kedatangan kami. Seorang pramugari mengucapkan selamat datang lalu mereka melepas kepergian kami dengan ucapan terimakasih. Udara hangat menyapu wajahku, suhu yang sedikit berbeda dengan yang kurasakan di Hongkong dan Macau.
Gadis China yang ketakutan itu,
aku kembali melihatnya di depan meja imigrasi. Sambil mengantri, kusempatkan
untuk memanggilnya. Kutanyakan bagaimana kesannya.
“Maaf tadi ada sedikit masalah.” Kataku terlebih dahulu.
Ia tersenyum, melambaikan tangan. “Itu tidak ada apa-apanya dibandingkan masalah yang kuhadapi sebelumnya. Aku suka dengan maskapai negaramu. Oh ya, tadi aku makan menu Indonesia, kalian punya rasa yang sangat isimewa. Aku juga bisa tidur dengan nyenyak. Lain kali aku akan memilih maskapai ini lagi. Tiket pesawat murah jika dibandingkan dengan fasilitas dan pelayanan yang aku dapatkan. Proud of you!” ceritanya dengan wajah sumringah. Semua orang yang sedang antri melihat ke arahnya, tapi ia terlihat tidak peduli.
Kami saling mengucapkan ‘good bye’ begitu melewati meja
imigrasi. Katanya ia sudah dijemput oleh panitia. Kedatangannya di Indonesia
dalam rangka mengikuti sebuah konferensi. Ucapan terimakasihnya yang tulus
membuatku sangat bahagia sekaligus bangga, bangga pada maskapai negaraku
tentunya.
Fakta Tentang Garuda Indonesia
- Interior pesawat menggunakan bahan dan ornamen khas Indonesia, aroma wewangian bunga khas Indonesia, musik khas Indonesia, serta cita rasa makanan dan minuman khas Indonesia.
- Konsep Garuda Indonesia Experience didasarkan pada 5 pancaindra atau “5 senses” (sight, sound, scent, taste, dan touch) yang semuanya khas Indonesia; mulai dari pelayanan pre-journey, pre-flight, in-flight, post-flight dan post-journey semuanya mudah, aman dan nyaman.
- Pramugari di Garuda Indonesia tidak sangat cantik, apalagi sampai berwajah bule, namun mereka ayu dan santun. Ini membuktikan bahwa Garuda Indonesia sangat mengedepankan kekhasan Indonesia. Bukankah kebanyakan wanita Indonesia memang seperti itu? Oh iya, banyak juga pramugari senior yang melayani kita.
- Kita bisa check in di luar bandara. Maksudnya Garuda Indonesia menyediakan layanan check in di beberapa kota besar, jadi tidak perlu antri di bandara. Selain itu, kita juga bisa check in melalui web untuk penerbangan dalam negeri, check in melalui telepon, dan yang akan datang akan diluncurkan mobile check in. Lebih mudah kan?
- Tiket untuk naik Garuda Indonesia tidak mahal. Sebelum bilang mahal, coba bandingkan dengan fasilitas yang didapatkan. Masih berani bilang mahal? Apalagi kalau kita rajin cek harga promo dan update informasi di twiter, misalnya twiter resmi Garuda Indonesia, Garuda Balikpapan, atau Garuda daerah lain, tentu akan lebih mudah mendapatkan tiket super murah dengan fasilitas dan pelayanan kelas dunia.
- Pelayanan terbaik Garuda Indonesia tidak hanya berlaku untuk penerbangan internasional, karena semuanya sama. Baik kita terbang dari Jakarta ke Bandung pun, tetap saja dilayani dengan baik. Jadi tidak perlu cemas.
- No delay. Saya pernah beli tiket pesawat ke Pekanbaru setahun lalu. Sangat murah memang, tapi delay sampai empat jam. Pesawat yang seharusnya lepas landas pukul 16.00 diundur sampai pukul 20.00. Kesal pastinya.
- Tidak perlu bayar ini-itu lagi. Makan dan bagasi tidak perlu bayar lagi. Asik kan?
- Garuda Indonesia memilih Balikpapan sebagai kota transit yang menghubungkan Indonesia Tengah dan Timur. Jadi, Garuda Indonesia akan melayani penerbangan rutin ke wilayah-wilayah lain di Indonesia.
So, masihkah takut untuk terbang bersama Garuda Indonesia?
Ternyata fasilitas dan pelayanannya jauh lebih baik dibanding pesawat Yemenia yang pernah saya tumpangi; bisa menonton film terbaru, memilih menu makanan, dan dilayani pramugari yang, meski tidak sangat cantik, tapi ayu dan santun. Sayang, Garuda Indonesia tidak melayani rute penerbangan Jakarta-Sana'a (Yaman).
ReplyDeleteHayo Mas Lutfi, sekali-kali harus coba terbang dengan maskapai milik negeri.
DeleteMudah-mudahan bisa kesampaian.
Deleteaaarrkkkk aku belum pernah naik GI,sering naik adiknya CL hehe...semoga pulang yg akan datang naik GI aamiin....
ReplyDeletewah,ceritanya menarik bangettt,hal yg paling saya suka saat pulang ke jawa adalah naik pesawat jam 5 sore,bisa lihat keindahan yg benar2 indah diatas sana ^^
Iya mbak naik pesawat pas sunset itu rasanya memang istimewa sekali. Pengen banget mengulang lagi.
DeleteEnak banget yaaa bisa liat lanskap pas sore hari gitu ^^. Garuda memang nyaman ya :)
ReplyDeleteIya mbak, alhamdulillah....
DeleteAhhh pantesan bolak balik melipir sini ternyata baru pulang pelesir ya ;)
ReplyDeleteIya mbak... wah makasih udah sering melipir ke mari :D
DeleteItu fiksi atau enggak sih? Hahahaha... Oh jadi Zahra nonton Tetangga Masa Gitu? Wkwkwk... Garuda relatif murah daripada full-board airlines lain ya. Pengen lagi naik Garuda... ke London! Moga menang Sof!
ReplyDeleteHai.......!!!!! nggak bisa ngebedain pasti mana yang fakta dan mana yang fiksi kan???? that is secret Unaa.... Eh tau gak una, temen-temenku yang lihat fotomu bilang kalau kamu itu abstrak :D aku sampe ngakak dengernya....
DeleteABSTRAAAAAKKK? MANA TEMAN TEMANMU SINIII!!!! Berarti mukaku artistik...
Deletesunsetnya bagus banget mba :)
ReplyDeleteWah...makasih. Aslinya lebih bagus :)
Deleteaisshhhh tulisanmu slalu bertenaga sof. Good luck ya :)
ReplyDeleteAish...yang lain lebih komplit, detail, dan keren kak :(
Deletekeren banget mbak postinganmu jelas dan jadi pengen terbang beneran ama garuda indonesia kalo seperti ini..mantap deh pokoknya...
ReplyDeleteHihi... dibandingkan postingan yang lain, saya minder lho mbak :(
DeleteTulisan Sofi selalu enak dibaca dan penuh informasi. Good luck dear :) Terus berkreasi. Para pembaca di negeri ini butuh tulisan semacam ini :)
ReplyDeleteIjaah..justru aku adalah fan tulisanmu lho... thanks yaa ;)
DeleteJadi pengen ngerasain naik GI lintas negara deh ;))
ReplyDeletemasih banyak kesempatan mbak ;)
DeleteHarus coba kak sekali-sekali... :)
ReplyDeleteorang gendut biasanya ogah duduk deket jendela, kalau mo ke toilet melewati 2 orang susah.. hekekeke
ReplyDeleteGI yang rute dalam negeri justru saya pernah dapat menu yang kurang 'Indonesia' saya dapet beef spagheti... hehehe.
sebenarnya kalau diaksih kuah, bisa jadi mie jogja itu.. hehehehe
iya :)
ReplyDeletesaya belum pernah pakai GI di penerbangan dosmetik, tp setahu sy ada dua pilihan menu. Seperti kemaren, juga ditawarkan menu china saat pulang dan menu europe saat berangkat, tp mereka juga punya menu indonesia. Kembali pd kita mau yang mana. Trims :)
menyimak dan membaca :)
ReplyDeleteahhhh dapet foto dari balik jendela garuda, kemarin itu dapetnya kursi tengah mulu, jadi mau ambil foto dari pinggir jendela susah bener, sukses ya sofiiii, btw pengen dong jalan2 ke luar negeri
ReplyDeleteiya mbak kebetulan dapat yg samping jendela. Masih byk kesempatan kok mbkku :)
DeleteSaya termasuk yang percaya bahwa Garuda Indonesia memang oke bila dibanding yang lain. Dan, membaca tulisan dari pengalaman ini, tentu saya semakin percaya :)
ReplyDeleteInsya Allah kualitasnya akan selalu oke Pakdhe Ustadz... terimakasih sudah berkunjung ke mari.
DeleteDulu selalu naik Garuda kalau mudik. Sekarang udah pindah ke Jawa gini gatau deh kapan naik Garuda lagi. Nunggu menang lomba blog kali ya. Keren banget artikelnya. Artikel juara :))
ReplyDeleteWah Mak Lusi kan sering banget menang, pasti udah bosan naik GA... Thanks Mak udah mampir :)
DeleteWah, naik pesawat Garuda kayanya enak banget yaaa.. Belum pernah aku :p Mahal kalau sebanding dengan kualitasnya sih gak apa ya :)
ReplyDeleteInsya Allah sebanding mbakku... :) sekali-kali harus dicoba mbak, setidaknya bisa untuk diceritakan.
DeleteBelum Pernah naek pesawat sama sekali. :'(
ReplyDeletetapi baca cerita Sofy, seolah Aku menikmati Sunset dan hidangan menu makanannya :D
ihw, gemesss sama tulisan sofy. ^^
Dan .... saya belum pernah naik pesawat. Xixixix
ReplyDeletesempayt juga mbaknya foto2 ya
ReplyDeleteSusah cari game online terpercaya? kunjungi game monopoly online uang asli pertama hadir di indonesia.
ReplyDeleteanda sudah bisa bermain melalui COMPUTER dan ANDROID buruan gabung gan minimal deposit 20.000 idr dan
minimal withdraw 50.000 idr jangan lupa gan promosikan ke teman-teman anda untuk bergabung dan bermain.
untuk keterangan lebih lanjut silakan hubungi livechat kami yang setia melayanin anda 24jam gan.
thank you atas kerja samanya gan..
kalau Garuda Indonesia tidak perlu diragukan lagi, bagus bgt pelayananya
ReplyDelete