Sumber foto: @fotugrafcigiz |
Sahabat, aku ingin sedikit bercerita, dulu aku sering
menuliskan di blog ini tentang kegelisahan yang tidak berkesudahan. Menangis
tanpa sebab, merasakan nyilu dan kesedihan secara tiba-tiba, merasa seolah
melihat kegelapan dimana-mana dan tidak punya harapan, juga kepala yang
kadangkala terasa begitu penuh.
Beberapa teman memberi saran agar aku pergi jalan-jalan
atau olahraga. Mungkin ada energi negatif di dalam diriku yang perlu dikeluarkan.
Baik. Aku laksanakan saran mereka. Jalan-jalan dan olahraga (waktu itu aku memilih jogging,
because actually I hate sports). Lalu hasilnya?
Nihil. Justru saat jalan-jalan bawaannya pengen nangis
di tengah keramaian. Bisa yak begitu? Hihi, intinya tidak ada yang bisa membuat
hatiku terasa damai dan bahagia.
Hingga akhirnya aku mencoba meditasi (suka geli kalau
ingat masa-masa aku bermeditasi). Ide meditasi ini muncul setelah aku diskusi
panjang dengan seorang kenalan dari Australia. Ternyata dia itu penggemar berat
meditasi. Dia bilang dengan meditasi kita bisa menghilangkan energi negatif
dari dalam tubuh, merasakan kedamaian, jadi selalu berpositive thinking, dan
bisa merubah kepribadian yang semula pemarah jadi lemah lembut.
Oh really?
Is meditation permitted in Islam?
Tanyaku padanya.
Of course. Kecuali jika kamu bermeditasi dengan cara
Hindu. Jawabnya kala itu.
Keesokan harinya aku segera mencari segala sesuatu
tentang meditasi dari internet. Oh, ternyata pada awalnya meditasi itu adalah
ritualnya orang-orang Hindu. Jadi mereka melakukan meditasi agar bisa
merinteraksi dengan Tuhan (atau bahkan melihat Tuhan lho, katanya). Intinya begitu. Meditasi juga punya beberapa
tingkatan dan butuh konsentrasi serta terus berlatih untuk bisa mencapai
tingkatan paling tinggi. Hanya saja di jaman modern begini, meditasi lebih diartikan sebagai kegiatan untuk menangkan diri, anti stres, sejenis itulah.
Lalu bolehkah meditasi dilakukan oleh seorang Muslim?
Banyak tulisan yang membolehkan. Asal, ya itu tadi, kita
tidak menggunakan kalimat-kalimat agama Hindu, melainkan diganti dengan dzikir,
shalawat, dan sejenisnya. Intinya agar kita bisa memfokuskan pikiran pada satu
hal saja.
Oke, tanpa guru, tanpa pendamping, tanpa teman, akhirnya
aku mencoba bermeditasi. Lokasi yang paling strategis itu di bawah pohon dekat
sungai (kebetulan waktu itu aku lagi di kampung halaman), jadi sambil ngerasain
gemerisik daun-daun dan gemericik air. Anginnya juga pas lagi semilir.
Setelah sekitar semingguan, bagaimana hasilnya?
I got nothing! Beneran! Mungkin karena aku tidak
dibimbing oleh profesional kali ya. Sekadar ngikutin teknik dari internet. Tapi
bukan itu point utama yang ingin kusampaikan di sini, melainkan betapa bodohnya
aku kala itu. Ngapain juga bingung-bingung belajar meditasi, sementara dalam agama sendiri sudah ada cara yang lebih ampuh. Inilah bukti kalau aku itu sebenarnya belum paham ilmu dasarnya Islam.
Seingatku sejak umur 14 tahun aku tidak pernah
meninggalkan shalat karena alasan disengaja. Tapi mengapa aku tidak bisa
merasakan kehadiran Allah di dalam hati? Kenapa pertanyaan ‘apa itu kebahagiaan
yang sebenarnya?’ hampir setiap saat muncul dalam kepalaku? Kenapa saat jalan-jalan
ke negara orang serta mendapatkan fasilitas kelas pertama, aku tetap tidak
merasakan kebahagiaan?
Jawabannya adalah: aku shalat, aku mengakui tuhanku
adalah Allah, tapi aku tidak mengenal-Nya. Aku mengaji, membaca Al Quran tiap
kali selesai shalat Maghrib, tapi aku tidak paham apa manfaatnya. Aku
menjalankan shalat sunnah rawatib, tapi aku tidak tahu kenapa aku harus
mengerjakan shalat itu. Begitu seterusnya.
Ya sahabat, beberapa waktu terakhir, aku mencoba untuk
benar-benar kembali belajar. Bagi kamu yang punya masalah sama, cobalah tonton
video-video tausiyah dari Ust Yusuf Mansur. Pelajaran tauhid adalah hal pertama
yang harus kita pelajari lagi, dan alhamdulillah melalui beliau, aku jadi paham
aplikasi tauhid dalam kehidupan sehari-hari. Pelajaran akidah akhlak semasa
sekolah mah tidak cukup, buktinya aku yang pernah 3 tahun nyantri saja baru
sekarang ngerti betapa pentingnya mengesakan Allah. Dulu hanya sebatas tahu
kalau kita tidak boleh menyembah yang selain Allah, tidak boleh punya
jimat-jimat, mendatangi tukang ramal, dan sejenisnya. Tapi kalau urusan
menggantungkan harapan pada manusia, aku nomor satu. Tidak tahunya itu termasuk
perkara pelencengan tauhid.
Untuk lebih jelasnya, silakan tonton sendiri ya.
Videonya ada banyak. Tapi aku saranin tonton yang tentang tauhid dulu. Kenal
dulu sama Allah, baru deh yang lain-lain.
Kali ini sebenarnya aku mau cerita tentang keistimewaan
Al Quran. Lha kok?
Iya, kembali lagi ke masalah hati yang tidak kunjung
memperoleh ketenangan itu tadi, yang sampai berujung meditasi itu lho. Setelah
aku coba praktekin semua yang disaranin Ust Yusuf Mansur, alhamdulillah mulai
terasa keajaibannya. Nah, salah satu yang aku praktekin itu adalah ngamalin Al
Quran. Ternyata kagak perlu meditasi, karena Islam sendiri sudah punya banyak
meditasi. Shalat itu meditasi. Apalagi kalau shalatnya di sepertiga malam
sambil berdzikir dan baca Quran. Itu double meditasi.
Nah, selain tausiyah dari Ust Yusuf, aku juga dibantu
banyak oleh video-video Perjalanan bersama Al Quran yang dipandu oleh Syeikh
Fahd Al Kandari. Penting banget kita nonton atau dengar yang beginian,
tujuannya agar iman bisa semakin naik. Payah lho kalau baca Al Quran pas iman
lagi down. Rasanya berat. Seperti ada batu yang pengen keluar dari dalam hati
(aku sih gitu ya). Ngeganjel. Sesak rasanya. Tapi kalau habis nonton tausiyah
atau Perjalanan bersama Al Quran, baca Al Quran pun bisa lebih khusyuk. Mungkin
nanti kalau imanku sudah naik level, bisa lah baca Al Quran dengan khusyuk
tanpa harus nonton tausiyah tiap hari.
Dan nih ya, barusan aku nonton Quran Experiment yang
dilakukan oleh bule-bule Muslim di luar sana. Jadi ceritanya mereka nyodorin
earplug ke orang-orang non Muslim kemudian diputarkan Al Quran. Setelah sekian
menit, si pendengar ditanyai apa komentar mereka.
Hampir semua tidak tahu kalau yang barusan mereka dengar
itu adalah bacaan Al Quran. Tapi tahukah, hampir semua juga bilang kalau yang
barusan didengar itu sangat menenangkan. Peaceful. Relaxing. Ada yang bilang
merasa berada di dunia lain, merasa jalan-jalan ke Mekkah, merasa sedih dan
tersentuh, merasa diingatkan, dan sejenis itu. Bahkan nih, ada yang bilang
kalau barusan adalah hal terindah yang pernah ia dengarkan sepanjang hari itu.
Sampai ada yang nangis dan bilang ‘di mana saya bisa mendapatkan Al Quran?’ (Note: video di atas hanya salah satunya saja. Silakan cari video sejenis dengan kata kunci: Quran Experiment).
Nah loh, sampai segitunya kehebatan Al Quran. Para non
Muslim saja mengakui, tapi kita yang Muslim ini tidak peka. Sejak kecil udah
dicekokin Al Quran tanpa diajarin manfaatnya sih, jadinya ya seperti kita
kebanyakan ini. Bisa baca Al Quran memang, tapi malas buat baca dan ngamalin
tiap hari. Lagi-lagi karena kita belum merasakan manfaatnya.
Oleh karena itu, yuk belajar lagi. Belum ada dua bulan
aku mulai mendekatkan diri pada Al Quran, ngerapetin yang wajib, dan ngerjain
yang sunnah, alhamdulillah aku sudah bisa merasakan manfaatnya. Pamer nih.
Tidak, sahabat. Wallahi bukan itu maksudku. Tapi inilah bentuk rasa syukurku
pada Allah. Aku ingin semua orang tahu betapa damainya hati ini kalau kita itu
dekat sama Allah. Aku ngajak kalian buat coba dengarin tausiyah Ust Yusuf,
karena aku sendiri belum mampu menjabarkan dengan jelas.
Siapa tahu, tausiyah dari beliau adalah wasilah bagi
kita agar lebih dekat dengan Allah. Kadang aku mulai khawatir kalau shalat
mulai tidak ngerasain nikmat, langsung cepet-cepet buka youtube dan nonton
tausiyah atau video inspirational. Alhamdulillah sejauh ini berhasil. Ternyata
bukan jodoh aja yang harus dicari, tapi juga hidayah (eh). Tenang, kalau sudah
dapat hidayah, istiqomah, jodoh mah insyaAllah justru datang sendiri.
Memangnya sudah membuktikan sendiri, Buk?
Belum sih. Tapi hakkul yakin, Allah akan mempertemukan
dengan seseorang yang tepat di waktu yang tepat.
Eh, ini sebenarnya cerita tentang opo yo?
Intinya begitu. Semoga ada manfaatnya. Jangan lupa zikir,
shalawat dan Al Waqiah ya.
kalo hati lagi sakit diobatin sama olahraga suka gak mempan tpi kalo baca alquran hati langsung tenang
ReplyDeleteia juga ya
ReplyDeletesaya jadi malu, karena saya orang yang jarang membaca Al-Quran :(
ReplyDelete