Bagi kamu yang hobi menulis, proses penentuan
judul merupakan salah satu bagian yang memusingkan. Banyak lho orang yang
tulisannya bagus, tapi sayang judulnya kurang pas. Aku sendiri sering mengalami
masalah seperti ini. Jangankan judul untuk novel, judul untuk postingan blog
saja selalu membingungkan.
Sebuah judul tulisan atau novel memang memiliki
fungsi wajib sebagai penarik simpati pembaca. Hanya saja kebanyakan orang lupa,
dalam membuat sebuah judul yang menarik, kita tetap tidak boleh melupakan
kejujuran alias no tipu-tipu. Kan sering ya kita menemukan judul yang cetar
membahana, tapi begitu dibuka ternyata isinya tidak sesuai ekspektasi.
Nah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut,
berikut tips yang aku kumpulkan untuk membantu kesulitanmu.
1.Jangan
Membuat Judul sebelum Tulisan Selesai
Kejadian seperti ini biasanya dilakukan oleh
penulis pemula. Mereka terlebih dahulu memikirkan judul sebelum menulis. Tapi
kalau kamu ingin jadi penulis profesional, sebaiknya perbaiki kebiasaan yang
satu ini, kecuali kalau kamu sudah memiliki outline yang jelas dari awal hingga
akhir tulisan.
Terlalu dini dalam membuat judul justru membuat
idemu tidak berkembang. Kamu akan terfokus pada judulmu sehingga melewatkan
ide-ide baru yang bisa jadi lebih menarik. Perlu diketahui, penulis sekelas
Hanum Rais saja baru menentukan judul novelnya Bulan Terbelah di Langit Amerika
begitu novel tersebut selesai. Selama masa penulisan, dia menggunakan judul ‘Amerika
belum ada judulnya’ sebagai penamaan naskah.
So, menulislah dulu sesuai tema dan topik, nanti
begitu sudah selesai, judul yang kamu temukan akan lebih mewakili tulisan
tersebut. Sometimes you don't know what
your story is truly about until you've finished it.
2.
Gunakanlah Kata-Kata yang Sederhana
Di tengah dunia yang hingar-bingar seperti
sekarang (memangnya iklan AXE?), percaya atau tidak, semua orang masih menyukai
hal-hal yang sederhana. No matter how great it is, just keep it simple. Mungkin
tulisanmu bisa saja membahas tentang bursa efek, pemanasan global, perubahan
iklim, penemuan terbaru di mars, atau kelahiran bayi anaconda di Amazon, tapi
soal judul akan lebih baik jika dibuat sederhana. Sebenarnya tidak hanya judul,
penulis yang baik itu—menurutku—adalah penulis yang bisa menyederhanakan
hal-hal njelimet. Itu baru keren. Bukan sebaliknya.
Tentang judul yang sederhana, mari kita ambil
contoh dari perubahan ‘The Bow and The
Bear’ menjadi ‘Brave’, ‘Rapunzel’ menjadi ‘Tangled’, lalu ‘The Snow
Queen’ menjadi ‘Frozen’. Apa poin
penting yang bisa kita pelajari dari perubahan-perubahan itu? Tidak lain tidak
bukan, mereka membuatnya jadi lebih sederhana namun tidak mengurangi esensinya.
Tapi jangan mentang-mentang ingin judul yang sederhana, alih-alih kamu membuat
novel berjudul ‘Kucing’. Duh, ini
penulis dikenal juga belum sudah aneh-aneh. Judul seperti itu mungkin akan
menggebrak kalau dipakai oleh penulis sekelas Tere Liye yang sudah punya nama
dan penggemar.
4.
Jangan Terlalu Panjang
Novel pertamamu baru saja selesai. Selanjutnya kamu
sibuk memikirkan judul yang tepat. Setelah melewati proses berpikir yang
panjang, akhirnya kamu mantap memberikan judul ‘Putri yang Sekarat di Pedalaman Hutan Alas Roban’. Aduh ini tidak
hanya spoiler berat, tapi juga memusingkan desainer grafis yang nanti akan
membuatkan cover untuk novelmu. Pastikan judul yang kamu buat itu pendek—sebaiknya
tidak lebih dari 4 kata—dan mudah diingat. So nanti begitu novelmu sudah
dipajang di toko buku, orang-orang akan langsung memahami judulnya meski hanya
memandang sekilas saja.
5.
Jaga Rahasia, Jangan Spoiler
Terkadang seseorang ingin sebuah judul yang
benar-benar mewakili novelnya, tapi lupa kalau ternyata judul tersebut justru
menjadi spoiler. Coba perhatikan novel ‘The
Great Gastby’. Kira-kira kenapa si penulis tidak membuat judul ‘A Man and His Tragic Love Story’ atau ‘A Man and The Lonely Death’? Tentu tidak, karena judul yang seperti itu
akan jadi spoiler. Ia memilh judul The Great Gastby karena tahu judul tersebut akan mengundang banyak
tanda tanya. Kira-kira apa yang membuat Si Gastby ini mendapat gelar great? Sehebat
apakah dia? Apanya yang hebat?
Jadi berhati-hatilah. Jangan sampai judul yang
kamu buat justru menjadi spoiler. Tentunya kamu tidak mau orang lain sudah tahu
apa isi novelmu meski tanpa membacanya, kan? Be smart to compose your novel title.
6.
Unik tapi Tidak Menyiksa Pembaca
Jika pembaca harus buka kamus dulu hanya demi mengeja
dan menafsirkan kata-kata dalam judulmu, tentu ini sudah pelanggaran hak asasi
pembaca. Jangan mentang-mentang kamu menulis tentang fantasi, jadi bisa
seenaknya membuat nama-nama asing yang sulit dieja, apalagi sampai
memasukkannya dalam judul. Perhatikan judul ‘The
Hobbit’. Apa yang bisa kita contoh? Di sini Tolkien menciptakan kehidupan
suatu kaum bernama Hobbit yang tidak ada di dunia nyata. Nama Hobbit sendiri
adalah ciptaan Tolkien. Hebatnya Tolkien memilih nama asing, namun mudah dieja
sekaligus mudah diingat. Judul seperti ‘The
Stvezoeliscksei’ sebaiknya dihindari, meskipun menurutmu itu keren.
7.
Tanyakan Pada Keluarga dan Kenalan
Akhirnya judul novel pertamamu selesai juga.
Jangan bahagia dulu, kamu masih perlu melakukan sedikit proses penyempurnaan.
Coba tanyakan pada keluarga dan kenalan mengenai judul tersebut. Mengetahui pendapat
mereka bisa jadi hal yang menyenangkan, lho. Nilai plusnya, kemungkinan akan
ada masukan-masukan yang bisa membuat judulmu semakin sempurna. Jadi jangan
menutup kotak saran dan komentar.
8.
Cek di Internet
Kalau judulmu sudah benar-benar oke, langkah
terakhir adalah cek ke internet. Seperti yang semua orang tahu, di dunia yang
serba canggih ini, hampir semua hal terekam di internet. Apalagi buku. Kegiatan
cek ricek ini bertujuan untuk mengetahui apakah judulmu itu sudah pernah
dipublikasi. Contohnya kalau novelmu berjudul "Rachel of Sunny Farm", sebaiknya kamu perbaiki lagi
apabila kamu menemukan novel yang sudah terbit dengan judul "Rebecca of Sunnybrook Farm”. Tentu kamu tidak mau kan dibilang menjiplak atau
mengekor karya yang sudah ada?
Sebaliknya, jika novelmu berjudul "A Tale of Two Neighbors", dan sebelumnya
sudah ada novel berjudul "A Tale of
Two Cities", ini justru terlihat prospektif. Keduanya memang sama-sama menggunakan ‘A Tale of Two...’ tapi lihatlah, mereka
benar-benar berbeda dan punya tujuan cerita masing-masing. Jadi kecerdasan dan
analisis sangat dibutuhkan dalam hal cek and ricek ini.
Baiklah sekian dulu tips menentukan judul yang
bisa aku kumpulkan untukmu. Tidak hanya untukmu lho, aku juga belajar dari
tulisan ini. Memang menjadi penulis itu bukan perkara gampang. Bakat saja tidak cukup. Dibutuhkan usaha keras sekaligus pintar mengatur waktu. Belum lagi kalau naskah yang sudah beratus-ratus halaman itu butuh revisi total. Pokoknya harus punya stok sabar dan motivasi yang banyak. Biarlah di masa muda susah-susah dulu, berjuang dulu, baru nanti kalau karyanya berhasil, boleh lah ikut gaya-gayaan. Siapa sih yang tidak mau tenar seperti Rowling, Paulo Coelho, Dan Brown, Asma Nadia, Kang Abik, dll? Semua mau kan. Jadi be patient, enjoy the process!
Sekarang menulislah dengan semangat, meski fasilitas apa adanya. Laptop butut sering mati sendiri, meja belajar reot, kamar sumpek, these not the matter, guys! Semuanya akan terbayar kalau kamu sudah sukses. Kalau novelmu terbit dan ternyata dicintai banyak orang, tentu kamu akan mendapat royalti yang bisa digunakan untuk renovasi kamar, investasi gadget yang memadai, pulpen canggih, buku catatan keren, dan lain sebagainya. Tapi syaratnya jangan mudah menyerah. Naskah ditolak berkali-kali itu lumrah. Ingat betapa banyak penulis terkenal yang awalnya ditolak penerbit sampai puluhan bahkan ratusan kali. Tahu Chronicles of Narnia, kan? Nah itu penulisnya, Si Om Lewis, pernah ditolak penerbit sampai 800 kali. Bayangkan tuh! So, tidak ada alasan untuk menyerah. Oke?
Fighting :) Ting!
Semua butuh proses |
Fighting :) Ting!
Sering baca novel tapi belum ada kepikiran untuk menulis hiheihee. Rasanya gak bisa. gak bakat deh saya mba. Hiheiheiheiheiheiheiee
ReplyDeleteAku Termangu.... ini komentar apa judul novel nggak sih dek haha :) sukses ya a novelnya nanti
ReplyDeleteYg putri alas roban itu aku geli bacanya hehehe
ReplyDeleteIhiyyy... gimana Sof perkembangan novelmu? Aku kalau nulis blog, harus ada judulnya dulu baru nulis hahaha kalau tulisan pendek gak masalah kali ya, kalau novel gitu kan panjang...
ReplyDelete