Lima tahun berlalu,
Dan kemaren,
Kamu datang.
Mungkin tulisanku yang terakhir itu sampai padamu.
Tidak banyak yang berubah,
Selain kamu yang jadi lebih dewasa.
Senyummu masih sama,
Kebaikan di matamu
Juga tutur bahasamu.
Aku masih saja teringat kamu yang dulu,
Saat sepuluh hari itu.
Saat itu kamu jadi pendiam sekali,
Apalagi aku.
Tapi, tanpa disadari kamu menjelma puisi-puisi.
Hingga kini,
Di saat terkadang aku tak lagi berharap apa-apa tentang kita.
Maafkan diriku yang terkadang menunggu telepon, darimu.
Sementara diri sendiri tak pernah berani menghubungimu.
Betapa egois.
Semoga yang satu ini kamu bisa memaklumi,
Bukankah sejak dulu kamu memang paling ahli memaklumiku?
Aku yang dulu masih kanak-kanak sekali, sementara kamu harus begitu sabar.
Baiklah,
Selesaikan urusanmu,
Terimakasih untuk cokelat dan kartu ucapan permintaan maafmu,
Dan semoga nanti,
Kita bertemu lagi.
Satu hal yang perlu kamu tahu,
Aku pun membaca semua tulisanmu.
No comments:
Post a Comment