Percaya gak sih kalau aku tu suka ngegambar? Kuharap
sih gak percaya, coz aku sendiri jarang banget ngegambar. Tapi gak tau kesambet
jin cantik dari mana, pagi ini aku ngegambar lagi. Tanganku kaku banget. Jadi,
inilah dia hasil gambarku pagi ini, ceritanya pengen ngedesain baju buat dipake
sendiri.
Wednesday, 29 January 2014
Fashion Trend: Edisi Terbaru Indah Nada Puspita yang Bikin Iri (by Moshaict)
Nah, ceritanya kan aku itu juga suka sama fashion (meskipun gak fashionable), tapi seneng aja gitu lihat foto-foto mereka yang trendy-trendy dengan aneka model pakaian. Aku juga sering berkunjung ke blog-blog fashionista, kayak punyanya Mbak Dian Pelangi dan Mbak Indah Nada. Bahkan blognya cewek-cewek bule pun sering kujelajahi.
Tuesday, 28 January 2014
Negeri Cincin Api: Negeri Surga di Balik Neraka
Berkenaan dengan tema Negeri
Cincin Api: Berkah atau Bencana? yang
terkandung dalam artikel berjudul Saat Bencana: Ibu Pertiwi Menangis? di
www. darwinsaleh.com, saya berpandangan bahwa saya setuju karena begitulah seharusnya
masyarakat negeri ini mengambil sikap.
Saturday, 18 January 2014
Copy-Paste: Kisah Cinta Ali bin Abi Thalib dan Fathimah Az-Zahra
Diambil 100% dari: Warteg Gaziantep
Sumber: klik di sini |
Ada
rahasia terdalam di hati Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah.
Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu,
sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya.
KEB di Mataku
Yeah, sebelum aku
curhat tentang perasaanku pada KEB, aku mau ngasih pengumuman dulu nih, ujian
STATISTIKA-ku akhirnya terlewati juga. Soal nilai itu mah belakangan, yang
penting kepalaku udah nggak sesak lagi mikirin angka-angka nggak jelas itu. Let say, alhamdulillah—kibas-kibas
lantai.
Hmm...KEB? Sebenarnya
aku join dalam grup ini baru sekitar
satu bulan lebih beberapa hari gitu. Nah, karena masih junior jadi aku
memutuskan untuk menulis hal-hal yang memang aku tahu aja, nggak sotoy, so
berdasarkan apa yang aku rasain dalam rentang waktu yang masih seumur toge itu.
KEB
itu tempatnya wanita-wanita hebat. Inilah kesanku saat
pertama kali masuk ke dalam grup ini. Wanita dari berbagai suku, berbagai usia,
berbagai profesi, berbagai kesibukan, namun tetap menyempatkan diri menuliskan
kisahnya maupun menulis hal-hal lainnya, untuk dibagi pada orang lain.
Nggak kebayang kalau
nanti aku udah berkeluarga. Pasti deh buanyak banget pekerjaan yang harus
diemban seorang istri, terlebih seorang ibu. Memastikan makanan tersedia untuk
suami dan anak, memastikan pakaian dan rumah bersih dan rapi, belum lagi soal
menyuapi anak, mengajak mereka bermain, de es be. Pasti rempong banget. Dan di
tengah-tengah kesibukan seperti itu, pada tahu nggak, kalau blog mak-mak di KEB
itu selalu update. Wow! Bahkan aku
yang kerjaannya cuma ngurus body sendiri
aja, cuma mampu posting beberapa tulisan perbulannya.
Setiap manusia mempunyai dua wadah dasar yang relatif
sama; waktu dan fisik. Tapi hanya orang yang mampu mengelola keduanya, itulah yang memberikan hasil yang
berbeda. [HM. Anis Matta, Lc]
Sepertinya mak-mak di
KEB memahami benar yah kalimat di atas, bahwa nggak ada alasan buat nggak
kreatif, nggak ada alasan buat nggak eksis, nggak ada alasan buat nggak
berprestasi, dan tentu saja nggak ada alasan buat nggak menulis. Karena setiap
orang pasti dianugerahi waktu dan kesehatan dari Tuhan, hanya saja nggak semua
mampu memanfaatkan dua anugerah tersebut. Walhasil ketika ditanya soal
prestasi, buanyak sekali alasan yang meluncur dari lisan mereka.
Coba deh bandingin
mak-mak KEB dengan IRT biasa. Ketika IRT hanya sukses di rumah tangga, maka
mak-mak KEB juga sukses di lingkungan tetangga, eh. Maksudnya mak-mak KEB punya
prestasi lebih. Datang ke acara gede, lalu menerima hadiah jutaan atau gadget
keren (walau biasanya masih berupa kertas berisi tulisan doang, hihi hapal
bener), lalu salaman sama orang-orang terkenal, foto bareng, dan terakhir
fotonya mejeng di blog, dilihat orang banyak. Keren, kan? Selain itu mak-mak
KEB juga udah banyak yang sering memenangi lomba blog, hadiahnya lumayan loh
biasanya, nah pastinya sang suami makin cinta dong (nggak sering-sering nagih
uang belanja soalnya, hehe). Banyak deh nilai plus yang kulihat dari mak-mak di
KEB.
KEB itu profesional. Mau
tahu buktinya? Nih, salah satunya.
Banyak mak-mak di sana yang bersemangat
ngasih tahu member yang lain bahwa ada beberapa mak yang memenangi perlombaan. Meskipun
dirinya sendiri nggak menang, bisa bantu nge-share aja senengnya udah ngalahin sensasi ditraktir baso dua
mangkok, lho! Nah, udah gitu, beberapa menit kemudian, langsung tuh berkerubung
mak-mak yang lain di komentar, mengucapkan selamat dan sebagainya. Padahal kebanyakan
juga ikutan lomba yang sama. Nggak ada deh yang namanya saling hujat dan
menghina tulisan yang jadi juara.
Dari yang rempong sampai yang juara! KEB itu kayak gambar ke-3 and ke-4! |
KEB itu kampus tanpa
jam kuliah. Ini nih salah satu kelebihan KEB di mataku. Ketika kampus
sesungguhnya hanya menyajikan materi yang bersifat bukualistis banget (duh,
bahasa apa itu?), KEB justru mengajarkan banyak pelajaran kehidupan padaku. Aku
belajar masak melalui tulisan mak-mak di sana, aku jadi tahu rasanya jadi
seorang ibu, aku jadi tahu betapa
bahagianya sang ibu ketika sang anak memberikan kejutan ulang tahun padanya,
aku jadi tahu suka-duka, tangis-tawa, jungkir-balik ketika menjalani kehidupan
rumah tangga, dan banyak lagi. Tentunya ini sangat berguna untuk menyiapkan
mentalku menghadapi masa-masa yang toh nantinya juga bakal datang (sambil
menebak-nebak wajah suamiku nanti, apakah seperti Leonardo D’Caprio? Justin
Bieber? Orlando Bloom? Hoho, jengjeng! Lupakan saja).
Hmm...lantaran
sekarang udah pukul 19.06 dan aku belum makan siang plus belum makan malam,
jadi aku cukupkan dulu, yah! Ntar insya
Allah ditambahin lagi. Aku mau hang
out dulu sama temen-temen kontrakan, cari makan di warung baso bantolo (ah
gaya banget nyebutnya ‘hang out’).
Yang je to the las, I am proud became a member of KEB.
Monday, 13 January 2014
Copy-Paste: Cintaku Berlabuh di Turki
Tinggal di luar negeri merupakan salah satu do’a yang saya panjatkan
ketika di depan ka’bah pada saat umrah, Maret 2010 lalu. Memang impian
saya sejak kecil untuk pergi ke luar negeri yang memiliki empat musim. Agar bisa merasakan salju,
pikir saya polos waktu itu. Entah itu melalui rizki dari pekerjaan
dengan keringat saya sendiri, melanjutkan pendidikan kejenjang yang
lebih tinggi, atau mungkin menikah dengan masyarakat lokal yang
memungkinkan saya tinggal dan menetap dinegara lain. Aplikasi demi
aplikasi beasiswa telah saya lewatkan, dan beberapa interview pekerjaan
untuk di luar negeri pun telah saya jalani, tapi tidak ada satupun yang
lolos. Saat itu Allah belum berikan jalan, pikir saya. Suatu hari nanti, pasti. InshAllah.
Tak terasa sudah dua tahun saya ucapkan do’a padaNya, ternyata ada suatu tawaran lain, bukan melewati beasiswa, maupun tawaran pekerjaan. Tawaran ini datang dari salah satu pria berkebangsaan Turki yang direkomendasikan oleh ustad-nya, untuk menikah melalui proses Ta’aruf dengan masyarakat negara lain, dengan tujuan mempersatukan ummah. MashAllah. Setelah beberapa proses dan melalui konsultasi dengan murabbi kami masing-masing, Ia memutuskan untuk melamar dan menikahi saya melalui orang tua saya di Jakarta. Alhamdulilah, dengan melalui proses panjang selama 3 bulan, semua berjalan lancar tanpa ada halangan satupun. Pada Juli 2012, dengan wali nikah Ayah saya sendiri dan pemberi nasihat Bapak (saya menyebutnya dengan Angku) Taufik Ismail, tokoh legendaris dalam bidang kesusastraan, yang memang masih merupakan kerabat dekat kami.
Selain mengadakan resepsi pernikahan di Indonesia, kami juga mengadakan resepsi pernikahan di Turki. Di salah satu masjid milik jema’at suami saya, kami melangsungkan resepsi pernikahan untuk kedua kalinya. Tamu perempuan dan laki-laki dipisah diperayaan kali ini. Salah satu hal menarik yang saya suka dari pernikahan di Turki adalah hadiah pernikahan yang mayoritas berupa emas dan uang, digantungakan pada slayer di kedua pengantin. Para tamu yang hadir memberi selamat kepada pengantin ke atas panggung serta juga mengantukan uang dan emas.
Lembaran baru pun dimulai, saya mengikuti suami untuk pindah ke Istanbul. Suami saya dilahirkan, menempuh pendidikan dan hingga sekarang bekerja di Istanbul, salah satu kota terbesar dan terpadat di Turki. Kota Istanbul dibelah oleh Selat Bosphorus menjadi dua bagian, bagian Eropa dan Asia (disebut juga Anatolia), sehingga kota ini sering disebut kota dua benua, kota yang menjadi titik bertemunya peradaban barat dan timur. Kami sendiri bertempat tinggal di Umraniye Belediyesi, merupakan salah satu wilayah padat penduduk di Istanbul bagian Asia.
Kota Istanbul ini dahulunya merupakan kota umat Katolik Orthodox, yang disebut juga Konstatinopel. Umat Katolik Orthodox menduduki konstatinopel pada tahun 330–1453 Namun, pada tahun 1453, pemuda 21 tahun bernama Fatih Mehmet II, menaklukan Kota ini dibawah kerajaan Islam Ustamaniyah. Seperti yang dijanjikan Rasulullah, “Konstantinopel pasti akan ditaklukkan kalian, sebaik-baiknya panglima adalah panglima penaklukan itu, dan sebaik-baiknya pasukan adalah pasukan itu” (HR. Ahmad). Setelah penaklukan tersebut, kota cantik yang sering disebut kota sejuta masjid ini merupakan kota yang mayoritas berpenduduk muslim. Di kota ini, banyak bangunan bersejarah, tidak hanya untuk umat Islam, tetapi juga untuk umat Katolik Orthodox. Salah satunya adalah bangunan Hagia Sophia. Bekas masjid yang dahulunya merupakan gereja Orthodox paling agung pada zamannya, tetapi saat ini telah menjadi Museum.
Selain itu ada juga bangunan bersejarah islam, salah satu masjid cantik yang dibangun pada ke-khalifaan Ustmaniyah, pada tahun 1609-1619, yaitu masjid Sultan Ahmet, yang dikenal juga dengan Blue mosque. Masjid yang mempunyai enam menara dan berinterior dalam didominasi dengan warna biru dan merah ini terletak tepat bersebrangan dengan Museum Hagia Sophia.
Sebagai bekas ibukota kerajaan islam Ustmaniyah, penduduk Turki 99,8% mayoritas beragama muslim, dengan ber-madzabkan Imam Hanafi. Namun, karena pengaruh westernisasi dari kultur Eropa, dan juga gerakan sekularisasi dari pemerintahan terdahulu, banyak penduduk Turki yang melepaskan identitas keislamannya. Istilah Indonesia-nya adalah ‘Islam KTP’. Ya, banyak sekali seperti itu. Saya pun sempat kaget pertama kali tiba disini. Dalam bayangan saya, Turki adalah negara yang islami, dimana seluruh wanitanya memakai khimar atau hijab, dan juga dibalut dengan abaya hitam menitupi seluruh tubuhnya, seperti wanita-wanita muslim di Timur Tengah. Ternyata, peleburan kultur barat dan timur begitu nyata disini. Banyak wanita anggun berhijab, berbalutkan gamis modern dan elegan khas Turki yang disebut pardesÏ‹ serta wanita yang memakai baju serta hitam panjang dan hanya menampakkan hidung dan mata. Namun sayangnya, banyak pula wanita yang bisa dibilang setengah telanjang, yang hanya berpakaian tank-top, rok super mini dan ber-make-up tebal.
Negara Turki tidak luput dengan sejarah Islam yang panjang, kota-kota tua yang telah berdiri dari ribuan tahun, seperti kisah Nabi Ibrahim As yang terhindar dari api oleh kekejaman raja dari kerajaan Namrud, terjadi pada kota Şanlıurfa, Turki Tenggara. Selain itu, Negara ini juga merupakan negara penting, yang tercatat dalam hadits umat islam, tentang hari akhir, disebutkan bahwa, salah satu tanda hari akhir adalah sungai tigris dan eufrat akan mengering. Kedua sungai ini mengaliri beberapa kota yang berada di timur turki.
Meskipun saya harus beradapatasi dengan budaya Turki yang cendrung berbeda dengan budaya Indonesia, Alhamdulillah, saya mendapatkan kemudahan. Ada beberapa kultur yang saya sukai disini, yaitu kultur silaturahmi dan kekeluargaan di Turki luar biasa, dalam hal menjamu tamu, MashAllah. Seperti yang diajarkan Rasulullah, mengagungkan tamu adalah suatu yang dianjurkan. Dalam adat bertamu orang Turki, biasanya kita disuguhkan appetizer (makanan pembuka), yaitu çorba (soup), main menu (hidangan utama), setelah hidangan utama selesai, dilanjutkan dengan makanan penutup, seperti pudding, baklava, kue yang sangat manis, atau pastel (disini menyebutnya Börek ) ditemani dengan teh hitam (çay) khas Turki dengan teko yang khusus. Tentu saja itu semua belum lengkap tanpa dihidangkannya buah-buahan sebagai penutup. Adat bertamu di Turki itu biasanya cukup lama, biasanya 3-5 jam. Jadi, jangan heran kalau disini bertamu bisa sampai jam 1 pagi.
Dalam hal karakteristik masyarakat Turki, umumnya, agak sedikit berbeda dengan orang Indonesia yang murah senyum. Mereka bukan tidak ramah, melainkan tidak terbiasa untuk saling tersenyum. Karakteristik orang Turki pun berbeda-beda. Banyak orang Turki yang sangat religius, tapi tidak sedikit orang Turki yang sangat sekular. Alhamdulilah, saya mendapatkan keluarga baru di sini yang sangat religius karena dalam keluarga ini dan keluarga religius di Turki lainnya, pergaulan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram sangat dibatasi. Seperti halnya dalam bertamu, biasanya tuan rumah mempunyai dua ruang tamu, ruang tamu laki-laki dan ruang tamu perempuan. Ketika pertama kali merasakan hal ini, saya merasa canggung karena saya belum dapat berbicara dengan bahasa Turki dan mayoritas di ruang tamu bagian perempuan, sangat jarang yang bisa berbicara Bahasa Inggris dengan baik. Tetapi seiringnya waktu, sebagai seorang muslim, saya merasa sangat nyaman karena dengan di pisahnya tamu laki-laki dengan perempuan, membuat kita lebih leluasa, dan juga lebih terjaga dari pria yang bukan mahram kita. Alhamdullilah.
Turki termasuk negara yang memiliki empat musim; Musim Panas (Summer/Yaz) pada Juni-Agustus, Musim Gugur (Autumn/Sonbahar) pada September-November, Musim Dingin (Winter/Kış) pada Desember-Februari, dan Musim Semi (Spring/ İlkbahar) pada Maret-Mei. Sebagai orang yang lahir dan besar dinegara tropis, merasakan iklim yang begitu berbeda dengan kampung halaman untuk pertama kali itu adalah pengalaman yang mengesankan.
Musim Semi, musim yang paling banyak ditunggu masyarakat Turki, bukan hanya karena cuacanya yang bagus, tidak dingin dan tidak panas, di sekitar 17-25 derajat celcius, tetapi juga banyaknya bunga tulip bermekaran dimusim ini. Di musim semi ini, masyarakat Turki banyak yang memilih untuk piknik ke taman-taman dan cantik untuk menghabiskan waktu dengan keluarga, ada juga yang sekedar berjalan-jalan atau berolah raga di sepanjang taman.
Selain itu, musim yang menjadi favorit saya adalah muslim dingin, alias winter, pada muslim dingin, suhu lebih rendah dari biasanya. Sekitar 0-5 derajat Celsius. Pada musim dingin tahun 2013 ini, sempat mengalami tiga kali hujan salju turun. Hujan salju biasanya turun selama 3-4 hari. Pada saat muslim salju, biasanya masyarakat Turki memakai sepatu boots, jaket tebal, topi kupluk dan tak lupa sarung tangan untuk mencegah kedinginan saat hujan salju turun.
Belum lengkap rasanya membicarakan Turki tanpa membicarakan makanan Turki yang terkenal di seluruh penjuru dunia, yap, Kebab Turki. Jenis Kebab di Turki itu ada bermacam-macam, dari doner kebab (seperti yang terkenal di Indonesia), Iskender Kebab, Durum kebab dan lain-lain. Cara penyajiannya pun berbeda-beda, Iskender kebab misalnya, penyajiannya dengan kuah tomat dan mentega cair yang gurih, dicampur dengan yogurt plain. Selain kebab, Turkish delight juga salah satu makanan khas Turki, biasanya, dijadikan souvenir. Dengan berbahan dasar tepung dan gula, berisi kacang-kacangan yang dibumbui air mawar, damar wangi, atau lemon. Bentuknya kubus kecil dengan taburan gula atau kelapa. Rasa kayu manis dan mint terkadang juga terasa dari makanan ini.
Sampai di sini dulu kisahku, semoga tulisan ini dapat membantu teman-teman yang ingin mengetahui sedikit banyak tentang kebudayaan Turki, khususnya Istanbul. dan tidak lupa, saya tunggu teman-teman untuk berkunjung ke Istanbul. dan saya siap jadi guide nya
Wasalam, Istanbul, Maret 2013
Riezka
Tak terasa sudah dua tahun saya ucapkan do’a padaNya, ternyata ada suatu tawaran lain, bukan melewati beasiswa, maupun tawaran pekerjaan. Tawaran ini datang dari salah satu pria berkebangsaan Turki yang direkomendasikan oleh ustad-nya, untuk menikah melalui proses Ta’aruf dengan masyarakat negara lain, dengan tujuan mempersatukan ummah. MashAllah. Setelah beberapa proses dan melalui konsultasi dengan murabbi kami masing-masing, Ia memutuskan untuk melamar dan menikahi saya melalui orang tua saya di Jakarta. Alhamdulilah, dengan melalui proses panjang selama 3 bulan, semua berjalan lancar tanpa ada halangan satupun. Pada Juli 2012, dengan wali nikah Ayah saya sendiri dan pemberi nasihat Bapak (saya menyebutnya dengan Angku) Taufik Ismail, tokoh legendaris dalam bidang kesusastraan, yang memang masih merupakan kerabat dekat kami.
Selain mengadakan resepsi pernikahan di Indonesia, kami juga mengadakan resepsi pernikahan di Turki. Di salah satu masjid milik jema’at suami saya, kami melangsungkan resepsi pernikahan untuk kedua kalinya. Tamu perempuan dan laki-laki dipisah diperayaan kali ini. Salah satu hal menarik yang saya suka dari pernikahan di Turki adalah hadiah pernikahan yang mayoritas berupa emas dan uang, digantungakan pada slayer di kedua pengantin. Para tamu yang hadir memberi selamat kepada pengantin ke atas panggung serta juga mengantukan uang dan emas.
Lembaran baru pun dimulai, saya mengikuti suami untuk pindah ke Istanbul. Suami saya dilahirkan, menempuh pendidikan dan hingga sekarang bekerja di Istanbul, salah satu kota terbesar dan terpadat di Turki. Kota Istanbul dibelah oleh Selat Bosphorus menjadi dua bagian, bagian Eropa dan Asia (disebut juga Anatolia), sehingga kota ini sering disebut kota dua benua, kota yang menjadi titik bertemunya peradaban barat dan timur. Kami sendiri bertempat tinggal di Umraniye Belediyesi, merupakan salah satu wilayah padat penduduk di Istanbul bagian Asia.
Kota Istanbul ini dahulunya merupakan kota umat Katolik Orthodox, yang disebut juga Konstatinopel. Umat Katolik Orthodox menduduki konstatinopel pada tahun 330–1453 Namun, pada tahun 1453, pemuda 21 tahun bernama Fatih Mehmet II, menaklukan Kota ini dibawah kerajaan Islam Ustamaniyah. Seperti yang dijanjikan Rasulullah, “Konstantinopel pasti akan ditaklukkan kalian, sebaik-baiknya panglima adalah panglima penaklukan itu, dan sebaik-baiknya pasukan adalah pasukan itu” (HR. Ahmad). Setelah penaklukan tersebut, kota cantik yang sering disebut kota sejuta masjid ini merupakan kota yang mayoritas berpenduduk muslim. Di kota ini, banyak bangunan bersejarah, tidak hanya untuk umat Islam, tetapi juga untuk umat Katolik Orthodox. Salah satunya adalah bangunan Hagia Sophia. Bekas masjid yang dahulunya merupakan gereja Orthodox paling agung pada zamannya, tetapi saat ini telah menjadi Museum.
Selain itu ada juga bangunan bersejarah islam, salah satu masjid cantik yang dibangun pada ke-khalifaan Ustmaniyah, pada tahun 1609-1619, yaitu masjid Sultan Ahmet, yang dikenal juga dengan Blue mosque. Masjid yang mempunyai enam menara dan berinterior dalam didominasi dengan warna biru dan merah ini terletak tepat bersebrangan dengan Museum Hagia Sophia.
Sebagai bekas ibukota kerajaan islam Ustmaniyah, penduduk Turki 99,8% mayoritas beragama muslim, dengan ber-madzabkan Imam Hanafi. Namun, karena pengaruh westernisasi dari kultur Eropa, dan juga gerakan sekularisasi dari pemerintahan terdahulu, banyak penduduk Turki yang melepaskan identitas keislamannya. Istilah Indonesia-nya adalah ‘Islam KTP’. Ya, banyak sekali seperti itu. Saya pun sempat kaget pertama kali tiba disini. Dalam bayangan saya, Turki adalah negara yang islami, dimana seluruh wanitanya memakai khimar atau hijab, dan juga dibalut dengan abaya hitam menitupi seluruh tubuhnya, seperti wanita-wanita muslim di Timur Tengah. Ternyata, peleburan kultur barat dan timur begitu nyata disini. Banyak wanita anggun berhijab, berbalutkan gamis modern dan elegan khas Turki yang disebut pardesÏ‹ serta wanita yang memakai baju serta hitam panjang dan hanya menampakkan hidung dan mata. Namun sayangnya, banyak pula wanita yang bisa dibilang setengah telanjang, yang hanya berpakaian tank-top, rok super mini dan ber-make-up tebal.
Negara Turki tidak luput dengan sejarah Islam yang panjang, kota-kota tua yang telah berdiri dari ribuan tahun, seperti kisah Nabi Ibrahim As yang terhindar dari api oleh kekejaman raja dari kerajaan Namrud, terjadi pada kota Şanlıurfa, Turki Tenggara. Selain itu, Negara ini juga merupakan negara penting, yang tercatat dalam hadits umat islam, tentang hari akhir, disebutkan bahwa, salah satu tanda hari akhir adalah sungai tigris dan eufrat akan mengering. Kedua sungai ini mengaliri beberapa kota yang berada di timur turki.
Meskipun saya harus beradapatasi dengan budaya Turki yang cendrung berbeda dengan budaya Indonesia, Alhamdulillah, saya mendapatkan kemudahan. Ada beberapa kultur yang saya sukai disini, yaitu kultur silaturahmi dan kekeluargaan di Turki luar biasa, dalam hal menjamu tamu, MashAllah. Seperti yang diajarkan Rasulullah, mengagungkan tamu adalah suatu yang dianjurkan. Dalam adat bertamu orang Turki, biasanya kita disuguhkan appetizer (makanan pembuka), yaitu çorba (soup), main menu (hidangan utama), setelah hidangan utama selesai, dilanjutkan dengan makanan penutup, seperti pudding, baklava, kue yang sangat manis, atau pastel (disini menyebutnya Börek ) ditemani dengan teh hitam (çay) khas Turki dengan teko yang khusus. Tentu saja itu semua belum lengkap tanpa dihidangkannya buah-buahan sebagai penutup. Adat bertamu di Turki itu biasanya cukup lama, biasanya 3-5 jam. Jadi, jangan heran kalau disini bertamu bisa sampai jam 1 pagi.
Dalam hal karakteristik masyarakat Turki, umumnya, agak sedikit berbeda dengan orang Indonesia yang murah senyum. Mereka bukan tidak ramah, melainkan tidak terbiasa untuk saling tersenyum. Karakteristik orang Turki pun berbeda-beda. Banyak orang Turki yang sangat religius, tapi tidak sedikit orang Turki yang sangat sekular. Alhamdulilah, saya mendapatkan keluarga baru di sini yang sangat religius karena dalam keluarga ini dan keluarga religius di Turki lainnya, pergaulan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram sangat dibatasi. Seperti halnya dalam bertamu, biasanya tuan rumah mempunyai dua ruang tamu, ruang tamu laki-laki dan ruang tamu perempuan. Ketika pertama kali merasakan hal ini, saya merasa canggung karena saya belum dapat berbicara dengan bahasa Turki dan mayoritas di ruang tamu bagian perempuan, sangat jarang yang bisa berbicara Bahasa Inggris dengan baik. Tetapi seiringnya waktu, sebagai seorang muslim, saya merasa sangat nyaman karena dengan di pisahnya tamu laki-laki dengan perempuan, membuat kita lebih leluasa, dan juga lebih terjaga dari pria yang bukan mahram kita. Alhamdullilah.
Turki termasuk negara yang memiliki empat musim; Musim Panas (Summer/Yaz) pada Juni-Agustus, Musim Gugur (Autumn/Sonbahar) pada September-November, Musim Dingin (Winter/Kış) pada Desember-Februari, dan Musim Semi (Spring/ İlkbahar) pada Maret-Mei. Sebagai orang yang lahir dan besar dinegara tropis, merasakan iklim yang begitu berbeda dengan kampung halaman untuk pertama kali itu adalah pengalaman yang mengesankan.
Musim Semi, musim yang paling banyak ditunggu masyarakat Turki, bukan hanya karena cuacanya yang bagus, tidak dingin dan tidak panas, di sekitar 17-25 derajat celcius, tetapi juga banyaknya bunga tulip bermekaran dimusim ini. Di musim semi ini, masyarakat Turki banyak yang memilih untuk piknik ke taman-taman dan cantik untuk menghabiskan waktu dengan keluarga, ada juga yang sekedar berjalan-jalan atau berolah raga di sepanjang taman.
Selain itu, musim yang menjadi favorit saya adalah muslim dingin, alias winter, pada muslim dingin, suhu lebih rendah dari biasanya. Sekitar 0-5 derajat Celsius. Pada musim dingin tahun 2013 ini, sempat mengalami tiga kali hujan salju turun. Hujan salju biasanya turun selama 3-4 hari. Pada saat muslim salju, biasanya masyarakat Turki memakai sepatu boots, jaket tebal, topi kupluk dan tak lupa sarung tangan untuk mencegah kedinginan saat hujan salju turun.
Belum lengkap rasanya membicarakan Turki tanpa membicarakan makanan Turki yang terkenal di seluruh penjuru dunia, yap, Kebab Turki. Jenis Kebab di Turki itu ada bermacam-macam, dari doner kebab (seperti yang terkenal di Indonesia), Iskender Kebab, Durum kebab dan lain-lain. Cara penyajiannya pun berbeda-beda, Iskender kebab misalnya, penyajiannya dengan kuah tomat dan mentega cair yang gurih, dicampur dengan yogurt plain. Selain kebab, Turkish delight juga salah satu makanan khas Turki, biasanya, dijadikan souvenir. Dengan berbahan dasar tepung dan gula, berisi kacang-kacangan yang dibumbui air mawar, damar wangi, atau lemon. Bentuknya kubus kecil dengan taburan gula atau kelapa. Rasa kayu manis dan mint terkadang juga terasa dari makanan ini.
Sampai di sini dulu kisahku, semoga tulisan ini dapat membantu teman-teman yang ingin mengetahui sedikit banyak tentang kebudayaan Turki, khususnya Istanbul. dan tidak lupa, saya tunggu teman-teman untuk berkunjung ke Istanbul. dan saya siap jadi guide nya
Wasalam, Istanbul, Maret 2013
Riezka
Friday, 10 January 2014
Jurus Mengikuti Lomba Blog [Berdasarkan Pengalaman Pribadi Aja]
sumber: klik di sini |
Bukankah
ada banyak jalan menuju Roma?
Kalimat di atas
begitu sering kita temui, terkadang melintas begitu saja di pendengaran dan tak
jarang pula kita membacanya di sebuah tulisan atau kumpulan kata-kata bijak.
Ada yang membenarkannya, ada juga yang tidak. Banyak yang mempercayainya, banyak
juga yang tidak. Dan aku termasuk salah satu orang yang membenarkan sekaligus
mempercayai kalimat tersebut.
Di
saat satu jalan tertutup bagimu, maka kamu harus menempuh jalan lain untuk
meraih apa yang kamu mimpikan.
Setidaknya begitulah
uraian yang bisa kubuat dari kalimat pembuka di atas. Ya, aku memang tidak bisa
mendapatkan keuntungan seperti uang hadiah memenangi karya ilmiah nasional atau
mewakili Indonesia untuk menjadi delegasi pertukaran pelajar antar bangsa. Simpelnya
aku tidak bisa memanfaatkan study-ku
saat ini untuk bisa eksis. Atau bahasa kasarnya aku sangat jauh dari predikat
mahasiswa berprestasi. Meskipun dalam hati kecilku, niat untuk mengejar
beasiswa study di negara orang itu
terkadang menggebu-gebu. Hanya saja, entah mengapa, sejak penolakan-penolakan
dalam hatiku terhadap jurusanku sekarang, niat itu seperti harus kupendam dulu.
Justru cita-citaku saat ini, tahun depan PKL di peternakan puyuh—Slamet Quail
Farm, ambil ilmu sebanyak-banyaknya dari peternak puyuh nomor wahid di
Indonesia—Pak Slamet, kumpulkan link
sebanyak-sebanyaknya, dan aku akan membuka usaha sendiri sekaligus mengabdi di
Kepri. Aku berpikir, mungkin aku bisa mendapatkan beasiswa lagi jika aku
benar-benar sungguh-sungguh, namun aku selalu takut tidak memiliki kesempatan
untuk membahagiakan orang tuaku. Dengan membuka usaha, aku juga bisa kuliah,
toh? Ya, walaupun tidak di universitas bergengsi di pulau Jawa ini.
Ya, sekarang aku
tetap fokus juga untuk segera menyelesaikan perkuliahanku yang insya Allah tinggal 1,6 tahun ini. Setelah
itu fokus membangun usaha—tentu saja aku tahu membuka usaha itu tidak semudah
membalikkan telapak tangan, tidak sesimpel yang aku tuliskan, menyekolahkan
adikku sampai perguruan tinggi, menghajikan Bapak-Mamak, baru setelah itu
memikirkan pernikahan.
Untuk sekarang,
karena kuliah tidak pernah memberikan harapan untuk keseharianku, aku tetap
memiliki ‘jalan lain’ itu. Aku suka menulis, meskipun hanya amatiran. Aku
memanfaatkan hobiku ini dengan menulis ke media massa dan blog. Saat ini aku
hanya ingin bercerita soal pengalamanku menulis di blog—di media massa-nya
kapan-kapan aja, ya. Aku membuat blog sekitar tahun 2011 lalu dengan meminjam
laptop teman di Pesantren. Pesantrenku memiliki akses wifi gratis 24 jam, jadi
para santri bisa online kapanpun di kamar masing-masing. Di kelas XII, hampir
semua teman-temanku memiliki laptop, dan tentu saja aku belum. Aku tidak pernah
punya keberanian meminta pada orangtuaku. Jadinya blog-ku jarang update.
Sumber: klik di sini |
Selanjutnya saat duduk di
semester 2 bangku perkuliahan, aku mendapatkan sedikit rezeki hingga bisa
membeli ponsel android—belum yang jelly-bean
dan ice-cream sandwich tentunya. Dari
android ini aku bisa sedikit aktif mengisi blog-ku meskipun urusan margin, font, dan tata letak foto baru
bisa kurapikan saat di warnet. Aku bisa menulis hingga 10 halaman A4 di
ponselku. Laptop? Aku belum punya. Laporan, makalah, minitab, semuanya pinjam
laptop teman dan jasa warnet. Baru setelah duduk di tahun ke-2, aku bisa membeli
laptop, alhamdulilah dengan uangku
sendiri.
Ya, pertama kali aku
mengikuti lomba blog adalah lomba yang diadakan Wardah Cosmetisc, Blog Detik, dan MUI [kalau nggak salah, bulan
September 2013 lalu]. Hadiahnya lumayan. Karena temanya menarik, aku coba-coba
untuk ikut. Tentu saja aku menulisnya di ponsel lalu dioptimasi saat di warnet.
Banyak sekali yang mengikuti lomba ini. Mulai dari model hingga ibu-ibu rumah
tangga. Dan siapa sangka, aku mendapat peringkat III. Sesuatu yang aku rasa
tidak mungkin.
Hadiahnya lumayan. Aku
bisa mengirim sedikit untuk nenekku di kampung, untuk traktir 20 orang temanku,
dan membeli laptopku sekarang. Alhamdulillah...
Hasil lomba pertama |
Karena kemenangan
ini, aku jadi memiliki kepercayaan diri untuk mengikuti lomba blog lagi. Dan proyek
selanjutnya adalah lomba blog dari Prioritas Land. Aku juga tertarik tentang
tema ‘investasi’ yang mereka berikan, sekalian belajar maksudku. Beberapa minggu
kemudian, seorang teman di komunitas emak-emak blogger men-tag namaku, memberi tahu bahwa aku sebagai pemenang I, sekaligus
mengucapkan selamat. Aku segera meluncur ke halaman resmi Prioritas Land, dan alhamdulillah benar namaku ada di sana. Hadiahnya
cukup lumayan juga, bisa untuk membayar kontrakanku tahun depan plus ongkos
pulang kampung liburan lebaran besok. Insya
Allah.
Nah, proyekku
selanjutnya adalah lomba blog yang diadakan oleh Cheria Tour & Travel [Biro
perjalanan haji, umrah dan wisata muslim]. Hadiahnya sangat menggiurkan: tour
Malaysia-Singapore dan uang saku 1,5 juta. Aku tidak seketika percaya, bagiku
cek sana-sini sebelum mengikuti lomba adalah hal yang penting dilakukan. Aku obrak-abrik
web resmi penyelenggara, blog pribadi owner-nya, semua video-video yang
berkaitan dengan Cheria, semua tulisan-tulisan oleh Cheria Groups, facebook owner-nya, fanpage, dan masih banyak lagi. Lomba ini sempat menjadi
kontroversi di komunitasku. Mereka sedikit tidak berpihak karena menemukan dua
surat pembaca yang menyatakan ketidak puasan terhadap jasa pelayanan. Tapi aku
tidak mau juga asal telan kalimat orang, aku lebih mempercayai penilaianku
sendiri. Bukankah hal seperti itu wajar? Ada satu-dua orang yang tidak puas
dengan jasa yang didapatkan? Lalu ada juga kemungkinan bahwa orang tersebut
berniat ingin menjatuhkan Cheria Travel dan alasan-alasan lain. Aku bahkan
sempat menanyakan hal ini pada owner-nya
[Bapak Cheria] dan ternyata jawabannya sangat memuaskan. Selain itu, aku juga
sudah membaca semua berita di halaman facebook Bapak Cheria, walhasil aku
kemudian bisa menyimpulkan, Pak Cheria adalah figur yang patut diteladani. Baik
itu karyanya, sumbangsihnya, kedermawanannya, dan lain-lain yang tidak perlu
kusebutkan semua.
Pengumuman pemenang dari Cheria Travel |
Setelah kurang lebih
satu bulan, kemarin sore pemenang lomba itu telah diumumkan, dan alhamdulillah aku terpilih sebagai
pemenang I. Sekarang lagi sibuk menunggu kiriman KTP dan fotokopi KK dari
kampung halaman untuk proses pembuatan paspor.
Nah, meskipun karyaku
di dunia nge-blog belum setumpuk, setidaknya aku sudah mulai berani nih buat share tips-tips buat teman-teman yang
pengen ikutan lomba blog. Check it out,
yah!
- Hindari lomba SEO. Nah, ini berdasarkan blog masing-masing, lho. Karena lomba SEO lebih memprioritaskan penilaian pada google rank blog kita, sedangkan kualitas tulisan maksimal hanya mempengaruhi 30-40% saja. Bagi teman-teman yang blog-nya sudah memiliki posisi baik di google, boleh-boleh saja mengikuti lomba ber-genre SEO ini. Tapi kalau aku, lebih memilih tidak.
- Kecocokan dengan tema. Ya, bagiku tema itu berpengaruh terhadap keseriusan menulis. Aku sih, kalau temanya cocok, paling lama 2 jam satu tulisan selesai. Makanya nggak semua lomba blog aku ikutin. Pilih yang benar-benar kita minati lalu maksimalkan di sana. Insya Allah seperti ini lebih baik, ketimbang semua diikuti tapi content-nya abal-abal.
- Baca tulisan pemenang sebelumnya. Ini juga penting, lho. Biasanya setiap penyelenggara lomba blog itu rutin ngadain setiap tahun, jadi kita bisa baca tulisan pemenang di tahun sebelumnya. Untuk lomba blog Prioritas Land dan Cheria Travel memang baru diadakan di tahun 2013-2014, jadi belum ada tulisan yang dijadikan teladan. Kalau begitu, lanjut ke jurus berikutnya.
- Komplit. Ini dia salah satu jurus yang harus dikuasai. Tulisan kita harus benar-benar komplit. Semakin komplit informasi yang kita tulis, maka akan semakin bagus. Bagus dalam penilaian, bagus juga posisi kita di google. Kan keyword-nya juga semakin banyak toh?
- Kreatif. Ya, yang ini hukumnya wajib. Kita harus merangkai tulisan yang kreatif supaya pembacanya nggak bosan dan penyajiannya berkesan. Bisa juga menggunakan animasi atau kekreativan tulisan. Tulisan yang kreatif bukan berarti tulisan alai loh, ya. Tapi bagaimana kita bisa membuat tulisan itu enak dibaca, mengalir, dan membuat betah si pembaca.
- Update. Selagi ada kesempatan buat optimasi tulisan, maka jangan disia-siakan. Inilah alasan kenapa sebaiknya kita posting tulisan jauh-jauh hari sebelum deadline. Biar punya banyak waktu buat optimasi. Ikuti terus informasi terbaru tentang hal yang kita tulis, lalu tambahkan di tulisan kita. Sebagai pengalaman, selama mengikuti lomba menulis dari Cheria Travel, aku mengikuti informasi di facebook-nya Bapak Cheria. Banyak sekali informasi terbaru yang belum di-post di web resmi mereka bisa kudapatkan, seperti kuota visa haji yang diberikan untuk Cheria Travel dan foto-foto tur terbaru Cheria Travel ke Korea.
- Jurus terakhir adalah berdoa dan yakin. Jangan cuma gede usaha aja tapi melupakan bahwa segala ketentuan dan rezeki itu adalah dari-Nya. Lomba itu seharusnya semakin mendekatkan kita pada-Nya, bukan malah sibuk sendiri sampai waktu shalat aja keteteran. Insya Allah dengan begitu, hasilnya di-ridhoi dan lebih berkah. Eh, tapi ada juga loh, tipe orang yang selama mengikuti lomba, shalat dan doanya luar biasa, Alquran dikhatamin dalam waktu 3 hari, tahajud sampai lima jam, dhuha sampai zuhur, tapi setelah menang, shalat aja di akhir waktu. Nggak bener kebiasaan yang kayak begini, itu namanya memanfaatkan Tuhan. Nggak sopan banget, kan?
the winner (sumber: klik di sini) |
Okay, segini dulu ya
jurus memenangkan lomba blog dariku. Nanti kalau aku punya jurus baru, insya Allah ditambah lagi. Selamat menulis
kreatif, ya...semoga menang dan Allah meridhoi. Aamiiin...
BlogPingSite
http://www.blogpingtool.com
Wednesday, 8 January 2014
Final Exam: Good Luck, Guys!
Enjoy your exams...! (source: click here) |
Nalar hanya akan membawa anda dari A menuju B, namun imajinasi mampu membawa anda dari A ke manapun—Albert Einstein.
Alhamdulillah...akhirnya
semester tiga yang melelahkan ini akan terlewati, sedikit lagi, insya Allah.
Yeah, besok Kamis sudah mulai ujian akhir semester, dan mata kuliah Budidaya
Sagu menjadi hidangan pembuka. Waktu memang begitu cepat berlalu, enam bulan
hanya serupa satu kali kedipan mata. Meskipun aku sangat menanti-nanti ending
dari semester ini, tapi tetap saja ada sedikit rasa sedih dan kehilangan. Tidak
bertemu lagi dengan para dosen yang mengisi satu semester ini, dan tentunya
tidak akan ada praktikum di mata kuliah yang sama lagi.
Aku (tengah) |
Semester tiga ini
kami mempelajari tujuh mata kuliah. Mereka adalah: Metode Statistika, Hama
Tanaman, Enjinering Perikanan, Budidaya Ikan Laut dan Udang, Budidaya Sagu,
Kesehatan Ternak, dan Budidaya Tanaman Pangan. Pasti terheran-heran ya
mendapati mata kuliahku yang nggak spesifik itu? Ya, namanya juga jurusan pertanian
terpadu. Kalau mau tahu lebih detil silakan datang ke kampusku aja atau
kunjungi webnya. Okeh!
Just stay cool in your exams! It's not too hard if you think it's not hard! (source: click here) |
Aku juga mau
menyampaikan satu hal, barangkali dalam kurun waktu dua minggu ke depan, blog
ini akan jarang update. Aku udah niat
mau serius, nih. Soalnya nilai UTS-ku kemaren nggak terlalu memuaskan, jadinya
mau kencengin sabuk pengaman di UAS-nya. Biar nilainya seimbang gitu, kalau
bisa 7,6 semua—wah, A semua dong, maunya...!
Did you like him? Just take it easy, and you'll be see, no hard! (source: click here) |
Sekarang memang bukan
saat yang tepat bagiku untuk menyalahkan siapapun. Aku akan berusaha untuk
menikmati kesempatan yang diberikan Tuhan padaku sekarang. Jika kampus tidak
mampu memberi kebahagiaan, tidak pantas aku menyesali dan bersedih hati, karena
masih banyak hal yang bisa kulakukan. Salah satunya dengan terus mengasah minat
dan bakatku. Ketertekanan tidak boleh membuatku melalaikan teman-temanku, ada
banyak hal yang bisa kubagi dengan diriku yang sekarang. So, apapun masalahmu,
bagaimanapun keadaanmu saat ini, trust me...masih banyak gerbang yang terbuka
untukmu. Syukuri saja semuanya dan terus berusaha untuk mendapatkan dan menjadi
yang lebih baik. Kenapa kita harus berbahagia sekarang? Karena aku tidak tahu
sampai kapan kesempatan yang Tuhan berikan untuk kita berjalan di muka buminya.
Tempat
untuk berbahagia itu di sini. Waktu untuk berbahagia itu kini. Cara untuk
berbahagia ialah dengan membuat orang lain berbahagia. – Robert G. Ingersoll
Oke deh sekian dulu,
ya... Buat teman-teman yang mau UAS juga, selamat menempuh ujian—berikan senyuman.
Semoga sukses ujiannya dan Tuhan juga meridhoi. Jangan lupa minta doa ke
orangtua, ya... Selamat ujian...!!! Hadapi dengan senyuman, yakinlah semua
kesulitan pasti akan berlalu. See you...
SEMOGA ANDA LEKAS DIWISUDA!
Tuesday, 7 January 2014
Kisah Andrew Carnegie: Dari Tukang Gulung Benang Sampai Pengusaha Baja Terkaya di Dunia
Sumber: klik di sini |
Lama setelah ia
membuktikan dirinya sebagai salah satu pengusaha terkemuka di Amerika dan juga
pengusaha baja termasyhur dalam sejarah, Andrew Carnegie mengemukakan
pendapatnya tentang mental. "Kita
semua hidup di negara terkaya dan paling bebas di dunia, di mana tidak ada
orang yang dibatasi kecuali oleh sikap mentalnya dan keinginannya,” katanya.
Ia menjadi bukti dari pernyataannya itu. Carnegie
lahir di Dunfermline, Fife, Skotlandia pada 25 November 1835. Keluarganya
adalah keluarga sederhana yang tinggal di pondok para penenun yang khas. Satu
rumah digunakan ramai-ramai bersama para tetangga. Ruang utama digunakan
bersama dan sekaligus tempat tidur bersama pula.
Ketika ekonomi Inggris sulit, ayahnya, William
Carnegie, memutuskan untuk pindah ke Allegheny, Pennsylvania, AS untuk
memperbaiki hidup. Agar bisa mengangkut seluruh keluarganya William harus
meminjam uang dari kerabat.
Sampai di Allegheny tahun 1948, ia terkejut karena
ternyata wilayah itu merupakan daerah miskin. Ayahnya sendiri memulai hidup
baru sebagai pemintal kapas dengan pendapatan yang minim. Baru penghasilannya
sedikit membaik ketika menjadi tukang tenun sekaligus menyambi sebagai penjaja
kain linen. Andrew kemudian ikut bekerja di sebuah pabrik tenun sebagai tukang
gulung benang dengan gaji US$1,2 per minggu.
Uang itu tak banyak, tetapi Carnegie melihatnya
cukup. Ia tak mengeluh. Yang dilakukannya adalah ia ingin menunjukkan bahwa
dedikasinya tinggi pada pekerjaan. Ia juga menjadikan pekerjaan pertamanya
sebagai tempat belajar.
Ternyata dengan sikap seperti itu, menarik
seseorang untuk menawarkan pekerjaan baru sebagai tukang antar telegram di
O’Reilly’s Telegraph Company, dengan gaji lebih dari dua kali lipat. Selain
gaji US$2,5 seminggu ia juga mendapat karcis gratis untuk nonton pertunjukan di
teater lokal. Namun yang membuatnya senang, sebagai pengantar telegram ia jadi
punya kesempaan bertemu dengan banyak orang penting dan menjalin hubungan
dengan mereka.
Selain itu, ketelatenannya menunggu telegram
sampai-sampai ia bisa mengenali pesan telegram yang masuk hanya dari suaranya
saja. Kemampuannya itu membuat Andrew dipromosikan menjadi operator hanya dalam
waktu setahun sejak ia bekerja di situ. Konon hanya ada dua orang di Amerika
saat itu yang bisa membaca telegram hanya dari suaranya.
Selain bekerja tekun, ia juga memiliki semangat
belajar tinggi. Sadar bahwa sekolahnya rendah ia meminjam buku-buku dari
perpustakaan milik Colonel James Anderson, seorang tokoh yang membuka
perpustakaan pribadinya di malam hari bagi anak-anak yang bekerja. Lagi-lagi
sikapnya ini dan kemampuannya membaca telegram menarik perhatian banyak orang.
Thomas A. Scott seorang kepala stasiun Pennsylvania menawarinya pekerjaan baru
sebagai asistennya. Gajinya berlipat-lipat menjadi US$35 sebulan, padahal saat
itu ia baru berusia 18 tahun. Kesempatan itu tak ia sia-siakan.
Dari hasil pekerjaannya Andrew bisa menabung. Tahun
1955 ia bisa ikut menanam investasi di perusahaan kargo Adams Express sebesar
US$500. Inilah awalnya ia memulai hidup sebagai pengusaha. Ia kemudian tumbuh
menjadi industrialis baja terkenal di dunia dan menjadi orang terkaya di dunia.
Sisi lain yang menarik dari Andrew Carnegie adalah
jiwa dermawannya. Ketika ia meninggal pada 11 Agustus 1919, ia telah memberikan
sumbangan sebesar US$350 juta yang jika dihitung dengan kurs tahun 2010 berarti
sebesar US$30 miliar (sekitar Rp 285 triliun). “Orang yang tidak mampu memotivasi dirinya sendiri akan menjadi orang
yang biasa-biasa saja, tidak peduli kendatipun ia memiliki bakat lain yang luar
biasa,” katanya. Dan ia selalu mendapat motivasi dari dalam dirinya.
Seperti itulah karakter Andrew Carnegie.
Copy-Paste dari:
Subscribe to:
Posts (Atom)