Saturday, 11 October 2014

[13] Happy Birthday My Brother

My Village's View 
After a girl is grown, her little brothers—now her protectors—seem like big brothers. [Terri Guillemets]

Pagi itu titik-titik embun masih belum hilang dari setiap helai daun yang tumbuh di kampung halamanku. Pagi yang sangat kukenali bahkan sejak aku mampu mengingat tentang hidupku sendiri. Dan seperti waktu-waktu yang lain, kampung halaman adalah tempat yang membuatku merasa hidup seutuhnya. Ketika di perantauan, terkadang aku menganggap diriku sendiri layaknya orang asing, namun ketika kembali ke rumah, ke tanah kelahiran, mereka semua mengingatkanku bahwa di sinilah semua kehidupanku dimulai, dan di sini pula semua tujuan perjalananku di perantauan sana...

Seorang  pemuda cilik mengikuti langkahku menyusuri jalanan desa kami. Langkahnya sangat riang dan menganggap keberadaanku di sana seumpama seorang peri baginya. Bahkan sejak awal kedatangan, pemuda cilik  itu juga yang berlari menyongsongku dengan senyum merekah. Aku sangat mempercayainya, meski aku diminta memilih antara sepuluh laki-laki lain atau pemuda cilik itu, sungguh sampai kapanpun aku akan tetap memilihnya karena kepercayaan itu. Dan aku tidak pernah meragukan satu hal: di saat semua orang tidak ada lagi yang mempercayaiku, pemuda cilik itu akan tetap membelaku.

Terkadang aku terbawa emosi saat bermain dengannya dan dengan begitu ringan tanganku memukulnya, tapi tak sekalipun ia mau membalas. Pernah satu kali tanganku bergerak sangat cepat lalu mendarat dengan keras di pipinya karena aku tak tahan ia mengejekku dengan seorang teman laki-laki, aku sangat yakin pukulan itu menyakitkan,  spontan ia mengangkat tangan untuk membalas. Namun tahukah, ia tidak pernah melakukan itu. Ia tarik kembali tangannya dan pergi begitu saja dengan wajah murung. Saat itu aku merasa sangat berdosa padanya. Pilihannya untuk tidak membalas justru membuatku sangat menyesal.

Dia adalah adikku. Adik satu-satunya. Saudara kandung satu-satunya yang sejak dulu sangat kunanti kehadirannya. Adik kecil yang saat kelahirannya membuatku menjadi gadis kecil yang paling bahagia di dunia karena telah diaugerahi seorang teman bermain. Aku menungguinya tidur di ayunan dengan senang hati. Memandanginya dimandikan Ibu. Menyuapinya meski aku belum pandai mengulurkan sendok dengan tepat kala itu. Ya, sejak kelahirannya dia adalah malaikat kecilku, dan sekarang pun tetap begitu.


Kemaren tanggal 03 Oktober ia genap berusia 13 tahun. Aku merasa sangat berdosa apabila tidak menyempatkan diri untuk sekadar membuat tulisan kecil untuknya. Walaupun sekarang ia tidak membaca tulisan ini, harapanku tetap sama seperti tahun sebelumnya, berharap suatu saat ia akan membacanya dan mengetahui betapa aku mencintainya.

Selamat ulangtahun Dik...

Mbak tuliskan ini tepat di hari ulang tahunmu, dan maaf baru sempat menerbitkannya hari ini.

Kamu adalah doa Mbak setiap hari, dan harapan Mbak hari ini semoga semua doa kebaikan untukmu dikabulkan Yang Maha Kuasa... Semoga kehadiranmu adalah berkah bagi semua orang...

There’s no other love like the love for a brother. There’s no other love like the love from a brother. [Terri Guillemets]


10 comments:

  1. Selamat ulang tahun buat adik laki-laki satu-satunya. Semoga kehadirannya membawa berkah bagi keluarga.

    ReplyDelete
  2. Kami sekeluarga di Pontianak (Kalimantan Barat) Juga turut mengucapkan selamat ultah ya. Happy Birthday. Bahagia dan sukses selalu

    ReplyDelete
  3. Wah, mirip nih Mbak sama adiknya :) beda usianya lumayan jauh ya..
    Pasti mbak sayang banget ya sama adiknya, namanya juga saudara satu2nya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiiin... terimakasih Mbak... alhamdulillah sayang...

      Delete
  4. Alhamdulillaah..., saya ikut bahagia.
    Selamat Ulang tahun buat adiknya ya, Mbak.
    Semoga sehat selalu dan jadi anak yang shalih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiiin... terimakasih Pak. Syukron katsiron...

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...