Bintan oh Bintan, akhirnya di sinilah aku. Pasca wisuda
aku memang pilih istirahat selama satu bulan di rumah, ikut saran Ibuk. Setelah
itu, aku memutuskan untuk kembali merantau. Bagi orang yang biasa hidup
membuana, hidup di kampung halaman terlalu lama itu rasanya suntuk. Bagiku
kampung halaman adalah tempat untuk istirahat sekejap saja, kalau lebih dari
dua bulan, plus tanpa kegiatan, ditambah sudah graduated, dan dilengkapi sudah
berumur 20 tahun, kampung halaman tidak lagi jadi tempat istirahat. Hidup di
rumah sendiri pun berasa numpang, dan bawaannya tidak tenang.
Nah, akhirnya, seperti yang pernah kutuliskan
dalam blog ini, rencana selanjutnya adalah menyusul sepupuku ke Bintan. Aku
punya dua orang sepupu perempuan sekaligus sahabat kecilku dulu di pulau Bintan
ini. Satu sudah berkeluarga, dan satunya lagi seumuran denganku. Dulu, begitu
aku tamat Aliyah, aku langsung ke Bogor untuk berkuliah, sementara sepupuku
langsung ke sini untuk bekerja.
Baiklah, langsung saja kita bercerita tentang
Bintan, sebuah pulau yang dikenal dengan pasir putih dan laut birunya, sekaligus
dilantik sebagai pulau tercantik kedua setelah Bali. Selama tiga tahun di
Bogor, aku sama sekali tidak tahu tentang itu. Kupikir Bintan hanyalah pulau
kecil yang tidak begitu tersohor. Uh, tahunya keren sekali, bahkan salah satu
areal bernama Lagoi sudah jadi kawasan wisata Internasional.
Aku tidak tinggal di kawasan Lagoi. Harus jual diri
dulu kali bisa nginep tiap malam di sana. Wong per malamnya saja ada yang
nyampe 2000 dolar. Oh, iya, jika kalian mau berwisata ke Lagoi, maka harus siap
sedia dolar Singapore. Mereka hanya menerima bayaran dalam mata uang tersebut. Begitu
kalian sudah sampai Lagoi, silakan pilih resort mana yang paling pas dengan
keinginan dan kocek. Di sana juga ada
Nirwana Resort milik Aburizal Bakrie, lho. Ada Banyan Tree yang terkenal dengan
kemahalannya (suami sepupu kerja di sini nih). Dan ada resort-resot
lain yang sama kerennya dalam hal pelayanan dan fasilitas. Semua menyediakan
pantai dengan keindahan luar biasa. Plus, jika kalian punya uang lebih, boleh
juga sewa pulau privat di sana.
Lain waktu aku akan bercerita tentang Lagoi, sekarang
aku mau bercertita tentang kota tempatku tinggal. Aku tinggal di kota kecil
bernama Tanjung Uban, sekitar 30-40 menit dari pelabuhan Punggur di Batam.
Tanjung Uban hanya kota kecil yang manis, dan jujur, sejak pertama kali aku
datang ke sini, aku sudah jatuh cinta. Belum ada foto yang bisa kutampilkan,
karena memang aku baru dua hari di sini. Pernah jalan-jalan, sayangnya di waktu
malam, jadi tidak bisa ambil foto.
Kota Tanjung Uban adalah kota di pinggir laut biru
dengan pasir putih. Kota ini bisa dikelilingi dalam waktu beberapa menit saja
dengan motor, kurasa tidak akan menghabiskan satu botol bensin. Banyak tempat
makan kecil yang menyediakan meja dan kursi-kursi di luar, jadi pengunjung bisa
menikmati makanan sambil menghirup udara segar. Saat malam hari, pemuda-pemudi
paling senang nongkrong di ujung halaman masjid terbesar kota ini, karena posisinya
ada di bukit. Dari sana, kerlap-kerlip lampu kota akan terlihat dengan jelas.
Mall? Belum ada di sini. Masyarakat memenuhi
kebutuhan mereka dengan berbelanja di minimarket, toserba, pasar tradisional,
dan swalayan. Hmm... kalau soal belanja pakaian, di sini sudah banyak butik-butik
baik kecil, sedang, maupun besar. Beli sweater rajut pria, kardigan, pashmina,
kemeja, tunik, jaket, dll, semuanya kuperhatikan tidak ketinggalam model kok,
dibandingkan sama di kota-kota sekelas Bogor. Mau beli pulsa, ponsel, dan
alat-alat elektronik lainnya, di sini juga sudah ada konter-konter besar. Mau beli
ponsel yang iklannya baru nongol di televisi pun ada.
Transportasi umum? Hanya ada ojek di sini. Ada beberapa
bus, tapi hanya untuk carteran wisata, dan bus khusus karyawan perusahaan. Jadi,
di sini berdiri banyak pabrik dan perusahaan, selain kawasan wisata tadi.
Pokoknya yang paling maju sekaligus paling banyak menyerap tenaga kerja di sini
adalah bagian industri dan pasriwisata. Hebatnya, perusahaan-perusahaan
tersebut menyediakan bus khusus untuk menjemput dan mengantar karyawan mereka. Bus
lainnya adalah bus antar wilayah penting, misal Tanjung Uban ke Lagoi, Tanjung
Uban ke Tanjung Pinang, dan sebaliknya. Pokoknya jalan lebar di sini masih rada
lengang. Mobil pribadi pun kurasa jumlahnya tidak sampai seratus.
Pasti pusing ya, apa bedanya Tanjung Uban, Tanjung Pinang, dan Lagoi? Terus Bintan itu yang mana?
Pasti pusing ya, apa bedanya Tanjung Uban, Tanjung Pinang, dan Lagoi? Terus Bintan itu yang mana?
Perlu diketahui sahabat sekalian, pulau ini
disebut Bintan. Nah, di pulau Bintan ini terletak ibukota provinsi Kepulauan
Riau yaitu Tanjung Pinang. Lalu di dalam pulau ini juga ada kecamatan bernama
Bintan Utara, Selatan, dll. Di dalam kecamatan bernama Bintan Utara inilah
terletak Tanjung Uban. Jadi Tanjung Uban berada di Utara pulau Bintan,
sementara Tanjung Pinang ada di Selatan. Sedangkan kawasan Lagoi ada ditengah
antara Tanjung Uban dan Tanjung Pinang. Jarak tempuh dengan mobil atau motor
sekitar 40 menit dari kedua spot tadi. So, wisatawan lokal biasanya pergi ke
Lagoi melalui dua alternatif rute. Pertama, bandara Hang Nadim Batam-pelabuhan
Punggur-naik ferry atau speed boat ke Tanjung Uban-kemudian rental mobil menuju
Lagoi. Alternatif kedua, landing di bandara Tanjung Pinang dan selanjutnya
ambil transportasi darat menuju Lagoi.
Lalu wisatawan internasional?
Di salah satu spot yang ada di kawasan Lagoi (http://mytravelingphotograph.blogspot.co.id/) |
Mayangsari Resort di Kawasan Lagoi (http://mytravelingphotograph.blogspot.co.id) |
Jangan heran, mereka lebih banyak masuk via
Singapore. Ada layanan speed boat atau mungkin kapal pesiar langsung dari
Singapore menuju Lagoi. Di Lagoi ini pula ada lapangan golf yang katanya
terkeren se-Asia Tenggara. Perancangnya adalah arsitek dari luar yang udah
terkenal (I’ll take a research for it as soon as possible and then write a
single writing about it, but not yet guys. Now i am taking care of my little
cousins). Hihi
Baiklah, sekali lagi kukatakan, Tanjung Bintan
adalah kota kecil yang manis. Pertama kali datang ke sini, aku sudah jatuh
cinta. Pernah kuceritakan dalam satu tulisan, bahwa suatu hari aku ingin
mencicipi kehidupan di kota kecil yang tenang. Tidak terlalu ‘ndeso’ sehingga
semua akses sulit, tapi tidak juga sepadat dan menyesakkan seperti Jakarta dan
sekitarnya. Dan alhamdulillah, sungguh aku tidak pernah menduga, itu sudah
kudapatkan di sini.
Lain waktu, kalau aku sudah berkeliling, i’ll post
photo taken by my own self. Doakan semoga kota ini mendatangkan berkah untukku
selanjutnya. Aamiiin...
intinya,kalau ke tanjung pinang WAJIB ke BIntan hehehe...
ReplyDeleteIya Mbak Zwan. Itu wajib! Tanjung Pinang justru gak punya spot yang begitu menonjol.
DeleteBagus banget tempatnya, Sofi :) Tapi aku masih bingung antara Bintan dan Lagoi hehe, jadi keduanya itu pulau atau nama daerah?
ReplyDeleteAku sudah pernah ke sini dan memang cantiiiik ya.. Suka dengan lautnya yang bersih dan resort2 vantik yang ada..
ReplyDeletesubhanallooh cantiknyaaaaa
ReplyDelete