Tuesday, 29 September 2015

Tanjung Uban Bintan, Here I am...!



Bintan oh Bintan, akhirnya di sinilah aku. Pasca wisuda aku memang pilih istirahat selama satu bulan di rumah, ikut saran Ibuk. Setelah itu, aku memutuskan untuk kembali merantau. Bagi orang yang biasa hidup membuana, hidup di kampung halaman terlalu lama itu rasanya suntuk. Bagiku kampung halaman adalah tempat untuk istirahat sekejap saja, kalau lebih dari dua bulan, plus tanpa kegiatan, ditambah sudah graduated, dan dilengkapi sudah berumur 20 tahun, kampung halaman tidak lagi jadi tempat istirahat. Hidup di rumah sendiri pun berasa numpang, dan bawaannya tidak tenang.

Nah, akhirnya, seperti yang pernah kutuliskan dalam blog ini, rencana selanjutnya adalah menyusul sepupuku ke Bintan. Aku punya dua orang sepupu perempuan sekaligus sahabat kecilku dulu di pulau Bintan ini. Satu sudah berkeluarga, dan satunya lagi seumuran denganku. Dulu, begitu aku tamat Aliyah, aku langsung ke Bogor untuk berkuliah, sementara sepupuku langsung ke sini untuk bekerja.

Baiklah, langsung saja kita bercerita tentang Bintan, sebuah pulau yang dikenal dengan pasir putih dan laut birunya, sekaligus dilantik sebagai pulau tercantik kedua setelah Bali. Selama tiga tahun di Bogor, aku sama sekali tidak tahu tentang itu. Kupikir Bintan hanyalah pulau kecil yang tidak begitu tersohor. Uh, tahunya keren sekali, bahkan salah satu areal bernama Lagoi sudah jadi kawasan wisata Internasional. 
 
Salah satu pemandangan di salah satu resort yang ada di Lagoi. (http://blog.gogonesia.com/)
Aku tidak tinggal di kawasan Lagoi. Harus jual diri dulu kali bisa nginep tiap malam di sana. Wong per malamnya saja ada yang nyampe 2000 dolar. Oh, iya, jika kalian mau berwisata ke Lagoi, maka harus siap sedia dolar Singapore. Mereka hanya menerima bayaran dalam mata uang tersebut. Begitu kalian sudah sampai Lagoi, silakan pilih resort mana yang paling pas dengan keinginan dan kocek.  Di sana juga ada Nirwana Resort milik Aburizal Bakrie, lho. Ada Banyan Tree yang terkenal dengan kemahalannya (suami sepupu kerja di sini nih). Dan ada resort-resot lain yang sama kerennya dalam hal pelayanan dan fasilitas. Semua menyediakan pantai dengan keindahan luar biasa. Plus, jika kalian punya uang lebih, boleh juga sewa pulau privat di sana. 
 
Ini pantai yang gratis, pantai Trikora. (http://blog.gogonesia.com/)
Lain waktu aku akan bercerita tentang Lagoi, sekarang aku mau bercertita tentang kota tempatku tinggal. Aku tinggal di kota kecil bernama Tanjung Uban, sekitar 30-40 menit dari pelabuhan Punggur di Batam. Tanjung Uban hanya kota kecil yang manis, dan jujur, sejak pertama kali aku datang ke sini, aku sudah jatuh cinta. Belum ada foto yang bisa kutampilkan, karena memang aku baru dua hari di sini. Pernah jalan-jalan, sayangnya di waktu malam, jadi tidak bisa ambil foto. 

Kota Tanjung Uban adalah kota di pinggir laut biru dengan pasir putih. Kota ini bisa dikelilingi dalam waktu beberapa menit saja dengan motor, kurasa tidak akan menghabiskan satu botol bensin. Banyak tempat makan kecil yang menyediakan meja dan kursi-kursi di luar, jadi pengunjung bisa menikmati makanan sambil menghirup udara segar. Saat malam hari, pemuda-pemudi paling senang nongkrong di ujung halaman masjid terbesar kota ini, karena posisinya ada di bukit. Dari sana, kerlap-kerlip lampu kota akan terlihat dengan jelas. 

Mall? Belum ada di sini. Masyarakat memenuhi kebutuhan mereka dengan berbelanja di minimarket, toserba, pasar tradisional, dan swalayan. Hmm... kalau soal belanja pakaian, di sini sudah banyak butik-butik baik kecil, sedang, maupun besar. Beli sweater rajut pria, kardigan, pashmina, kemeja, tunik, jaket, dll, semuanya kuperhatikan tidak ketinggalam model kok, dibandingkan sama di kota-kota sekelas Bogor. Mau beli pulsa, ponsel, dan alat-alat elektronik lainnya, di sini juga sudah ada konter-konter besar. Mau beli ponsel yang iklannya baru nongol di televisi pun ada. 

Transportasi umum? Hanya ada ojek di sini. Ada beberapa bus, tapi hanya untuk carteran wisata, dan bus khusus karyawan perusahaan. Jadi, di sini berdiri banyak pabrik dan perusahaan, selain kawasan wisata tadi. Pokoknya yang paling maju sekaligus paling banyak menyerap tenaga kerja di sini adalah bagian industri dan pasriwisata. Hebatnya, perusahaan-perusahaan tersebut menyediakan bus khusus untuk menjemput dan mengantar karyawan mereka. Bus lainnya adalah bus antar wilayah penting, misal Tanjung Uban ke Lagoi, Tanjung Uban ke Tanjung Pinang, dan sebaliknya. Pokoknya jalan lebar di sini masih rada lengang. Mobil pribadi pun kurasa jumlahnya tidak sampai seratus.

Pasti pusing ya, apa bedanya Tanjung Uban, Tanjung Pinang, dan Lagoi? Terus Bintan itu yang mana?

Perlu diketahui sahabat sekalian, pulau ini disebut Bintan. Nah, di pulau Bintan ini terletak ibukota provinsi Kepulauan Riau yaitu Tanjung Pinang. Lalu di dalam pulau ini juga ada kecamatan bernama Bintan Utara, Selatan, dll. Di dalam kecamatan bernama Bintan Utara inilah terletak Tanjung Uban. Jadi Tanjung Uban berada di Utara pulau Bintan, sementara Tanjung Pinang ada di Selatan. Sedangkan kawasan Lagoi ada ditengah antara Tanjung Uban dan Tanjung Pinang. Jarak tempuh dengan mobil atau motor sekitar 40 menit dari kedua spot tadi. So, wisatawan lokal biasanya pergi ke Lagoi melalui dua alternatif rute. Pertama, bandara Hang Nadim Batam-pelabuhan Punggur-naik ferry atau speed boat ke Tanjung Uban-kemudian rental mobil menuju Lagoi. Alternatif kedua, landing di bandara Tanjung Pinang dan selanjutnya ambil transportasi darat menuju Lagoi.

Lalu wisatawan internasional? 
 
Di salah satu spot yang ada di kawasan Lagoi (http://mytravelingphotograph.blogspot.co.id/)
Mayangsari Resort di Kawasan Lagoi (http://mytravelingphotograph.blogspot.co.id)
Jangan heran, mereka lebih banyak masuk via Singapore. Ada layanan speed boat atau mungkin kapal pesiar langsung dari Singapore menuju Lagoi. Di Lagoi ini pula ada lapangan golf yang katanya terkeren se-Asia Tenggara. Perancangnya adalah arsitek dari luar yang udah terkenal (I’ll take a research for it as soon as possible and then write a single writing about it, but not yet guys. Now i am taking care of my little cousins).  Hihi
 
Ini nih wujud padang golf yang ada di Lagoi (http://blog.gogonesia.com/)
Baiklah, sekali lagi kukatakan, Tanjung Bintan adalah kota kecil yang manis. Pertama kali datang ke sini, aku sudah jatuh cinta. Pernah kuceritakan dalam satu tulisan, bahwa suatu hari aku ingin mencicipi kehidupan di kota kecil yang tenang. Tidak terlalu ‘ndeso’ sehingga semua akses sulit, tapi tidak juga sepadat dan menyesakkan seperti Jakarta dan sekitarnya. Dan alhamdulillah, sungguh aku tidak pernah menduga, itu sudah kudapatkan di sini. 

Lain waktu, kalau aku sudah berkeliling, i’ll post photo taken by my own self. Doakan semoga kota ini mendatangkan berkah untukku selanjutnya. Aamiiin...

5 comments:

  1. intinya,kalau ke tanjung pinang WAJIB ke BIntan hehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak Zwan. Itu wajib! Tanjung Pinang justru gak punya spot yang begitu menonjol.

      Delete
  2. Bagus banget tempatnya, Sofi :) Tapi aku masih bingung antara Bintan dan Lagoi hehe, jadi keduanya itu pulau atau nama daerah?

    ReplyDelete
  3. Aku sudah pernah ke sini dan memang cantiiiik ya.. Suka dengan lautnya yang bersih dan resort2 vantik yang ada..

    ReplyDelete
  4. subhanallooh cantiknyaaaaa

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...