Cina, selain dipenuhi dengan tempat-tempat wisata peninggalan para dinasti, ternyata juga memiliki sebuah sungai yang memiliki sihir untuk menarik wisatawan. Namanya Sungai Li atau Lijiang, merupakan sebuah sungai sepanjang 83 kilometer ini mengalir dari Gullin menuju Yangshuo dengan pemandangan pegunungan Karst yang membentang.
Aliran sungai Li berasal dari
pegunungan Mao’er dan mengalir ke arah selatan melalui Gullin, Yangshuo, dan
Pingle. Sesampainya di Pingle, sungai ini menyatu dengan sungai Lipu dan sungai
Gongcheng. Sejak dulu hingga kini, banyak literatur kuno dan sastra modern Cina
yang terinspirasi dari keindahan bukit-bukit karst dan sungai Li.
Salah satu
karya puisi yang terkenal adalah puisi karya Han Yu, penyair pada era Dinasti
Tang yang berbunyi, “Angin sungai seperti
pita sutra biru, sedangkan bukit-bukit yang tegak seperti jepit rambut giok
hijau.”
Ketenaran sungai Li memang sudah
dikenal sejak lama, meski begitu pemerintahan Cina terus melakukan perbaikan
hingga kini. Ada bagian sungai yang tampak sudah dibeton dengan rapi, dan di
bagian yang lain tetap dibiarkan seperti aslinya. Keseriusan pemerintah Cina
dalam mengelola pariwisatanya, termasuk sungai Li, adalah bukti bahwa mereka
sangat serius membangun segala sektor di negaranya.
Keseriusan Cina menggarap
sektor wisata juga terlihat di dermaga Yangshuo, tempat terakhir penjelajahan sungai.
Di dermaga tersebut dibangun tempat penjualan souvenir yang membentang sejauh 1
km. Lokasi tersebut diberi atap yang melindungi para wisatawan dari terik
matahari dan guyuran hujan.
Berdasarkan pernyataan wisatawan yang
sudah pernah mengunjungi sungai Li, mereka sepakat memujinya sebagai tempat
wisata yang romantis. Aliran sungai yang mengalir tenang, meliuk-liuk, diapit
oleh gunung-gunung, ditambah langit biru membuat keindahan sungai Li sangat
cocok dinikmati bersama pasangan.
Bentuk-bentuk bukit di sana memiliki
banyak kemiripan dengan objek-objek sesuai imajinasi. Misalnya seorang ibu yang
sedang menyusui anaknya, binatang unta, kepala kerbau, dan ada yang terlihat
seperti mahkota. Ada saatnya kapal-kapal besar wisatawan bertemu di tengah
sungai dengan rakit-rakit milik penduduk.
Mereka mengikatkan rakit tersebut ke
tiang kapal, kemudian menjajakan souvenir, pernak-pernik, buah-buahan, hingga
sayur-mayur kepada wisatawan. Penduduk di sekitar sungai Li terkenal dengan
keakraban dan keramahan mereka.
Wisatawan bisa menikmati alam guilin di
Sungai Li ini dari dalam kapal yang mampu menampung 100 penumpang. Transportasi
air yang lebih mengesankan lainnya adalah perahu yang sanggup memuat 5 sampai 6
penumpang saja. Perahu kecil milik penduduk setempat ini akan membawa penumpang
seolah menjadi pendekar di masa silam.
Kawasan Sungai Li memang selalu diliputi
oleh kabut pada daerah perbukitannya. Serta masyarakatnya yang selalu
menjalankan aktifitas sehari-harinya, menambah kesan yang indah. Hamparan
pemandangan yang luas, serta sinar mentari yang menyusup di antara kabut-kabut
tebal itu seakan membawa kita memang berada di masa kerajaan tempo dulu. Inilah
yang membuat Sungai Li menjadi sangat populer di kalangan pemburu wisata. Tidak
akan ada yang merasa rugi saat berkunjung ke sana.
Landmark lain yang terkenal di
sepanjang sungai ini adalah bukit yang diberi nama Painted View of Nine Horses. Di sana para wisatawan dipersilakan
untuk berimajinasi menggambarkan bentuk 9 kuda. Bila berhasil menemukan bentuk
9 kuda dari bukit ini, maka dipercaya akan mendapat keberuntungan, karena
biasanya hanya beberapa orang beruntung saja yang bisa melihat bentuk 9 kuda
tersebut.
Pemandangan lain yang terkenal adalah yang diberi nama Yellow Cloth Shoal, pemandangan bukit
yang tercermin oleh permukaan air, dengan pantai berpasir berwarna kuning di
tepinya. Karena keindahannya, tempat ini banyak diabadikan dalam brosur-brosur
dan kartus pos, bahkan di salah satu uang Cina.
Dari puncak bukit ini, wisatawan bisa melihat sungai dan kota Gullin dari ketinggian 100 meter. Ada banyak pedagang yang menjajakan barang dagangannya menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia di area ini. Hal ini karena banyaknya wisatawan asal Indonesia dan Malaysia yang berkunjung ke Sungai Li dan sekitarnya.
Jadi, adakah yang ingin menghabiskan liburan tahun baru ke Sungai Li?
Kapan aku bisa ke sini, ya? :)
ReplyDeletesemoga kalo ada rezeki saya bisa main kesana hihi
ReplyDeleteindahnya kapan yah bisa kesana
ReplyDeletedamai kayanya di sana ya, aoalagi sama-sama orang yang disayangi
ReplyDeleteBanyak orang melayu dan Indonesia juga di sana yah, jadi gampang kalau kita ke sana.
ReplyDeleteseru y mbak bisa keliling dunia
ReplyDelete