Monday 28 December 2015

Wisata Cina: Keromantisan Sungai Li di Gullin



Cina, selain dipenuhi dengan tempat-tempat wisata peninggalan para dinasti, ternyata juga memiliki sebuah sungai yang memiliki sihir untuk menarik wisatawan. Namanya Sungai Li atau Lijiang,  merupakan  sebuah sungai sepanjang 83 kilometer ini mengalir dari Gullin menuju Yangshuo dengan pemandangan pegunungan Karst yang membentang. 

Aliran sungai Li berasal dari pegunungan Mao’er dan mengalir ke arah selatan melalui Gullin, Yangshuo, dan Pingle. Sesampainya di Pingle, sungai ini menyatu dengan sungai Lipu dan sungai Gongcheng. Sejak dulu hingga kini, banyak literatur kuno dan sastra modern Cina yang terinspirasi dari keindahan bukit-bukit karst dan sungai Li. 
Salah satu karya puisi yang terkenal adalah puisi karya Han Yu, penyair pada era Dinasti Tang yang berbunyi, “Angin sungai seperti pita sutra biru, sedangkan bukit-bukit yang tegak seperti jepit rambut giok hijau.”

Ketenaran sungai Li memang sudah dikenal sejak lama, meski begitu pemerintahan Cina terus melakukan perbaikan hingga kini. Ada bagian sungai yang tampak sudah dibeton dengan rapi, dan di bagian yang lain tetap dibiarkan seperti aslinya. Keseriusan pemerintah Cina dalam mengelola pariwisatanya, termasuk sungai Li, adalah bukti bahwa mereka sangat serius membangun segala sektor di negaranya. 

Keseriusan Cina menggarap sektor wisata juga terlihat di dermaga Yangshuo, tempat terakhir penjelajahan sungai. Di dermaga tersebut dibangun tempat penjualan souvenir yang membentang sejauh 1 km. Lokasi tersebut diberi atap yang melindungi para wisatawan dari terik matahari dan guyuran hujan.

Berdasarkan pernyataan wisatawan yang sudah pernah mengunjungi sungai Li, mereka sepakat memujinya sebagai tempat wisata yang romantis. Aliran sungai yang mengalir tenang, meliuk-liuk, diapit oleh gunung-gunung, ditambah langit biru membuat keindahan sungai Li sangat cocok dinikmati bersama pasangan.

Bentuk-bentuk bukit di sana memiliki banyak kemiripan dengan objek-objek sesuai imajinasi. Misalnya seorang ibu yang sedang menyusui anaknya, binatang unta, kepala kerbau, dan ada yang terlihat seperti mahkota. Ada saatnya kapal-kapal besar wisatawan bertemu di tengah sungai dengan rakit-rakit milik penduduk. 

Mereka mengikatkan rakit tersebut ke tiang kapal, kemudian menjajakan souvenir, pernak-pernik, buah-buahan, hingga sayur-mayur kepada wisatawan. Penduduk di sekitar sungai Li terkenal dengan keakraban dan keramahan mereka.

Wisatawan bisa menikmati alam guilin di Sungai Li ini dari dalam kapal yang mampu menampung 100 penumpang. Transportasi air yang lebih mengesankan lainnya adalah perahu yang sanggup memuat 5 sampai 6 penumpang saja. Perahu kecil milik penduduk setempat ini akan membawa penumpang seolah menjadi pendekar di masa silam. 
Kawasan Sungai Li memang selalu diliputi oleh kabut pada daerah perbukitannya. Serta masyarakatnya yang selalu menjalankan aktifitas sehari-harinya, menambah kesan yang indah. Hamparan pemandangan yang luas, serta sinar mentari yang menyusup di antara kabut-kabut tebal itu seakan membawa kita memang berada di masa kerajaan tempo dulu. Inilah yang membuat Sungai Li menjadi sangat populer di kalangan pemburu wisata. Tidak akan ada yang merasa rugi saat berkunjung ke sana.

Landmark lain yang terkenal di sepanjang sungai ini adalah bukit yang diberi nama Painted View of Nine Horses. Di sana para wisatawan dipersilakan untuk berimajinasi menggambarkan bentuk 9 kuda. Bila berhasil menemukan bentuk 9 kuda dari bukit ini, maka dipercaya akan mendapat keberuntungan, karena biasanya hanya beberapa orang beruntung saja yang bisa melihat bentuk 9 kuda tersebut. 

Pemandangan lain yang terkenal adalah yang diberi nama Yellow Cloth Shoal, pemandangan bukit yang tercermin oleh permukaan air, dengan pantai berpasir berwarna kuning di tepinya. Karena keindahannya, tempat ini banyak diabadikan dalam brosur-brosur dan kartus pos, bahkan di salah satu uang Cina.

Tempat wisata lain yang masih berada di sekitar sungai Li adalah sebuah taman dengan satu bukit karst di tengahnya yang dikenal dengan nama Elephant Trunk Hill. Bukit ini berada di tengah kota dan menjulang tinggi, sehingga bisa menarik perhatian setiap pengunjung. Disebut Elephant Trunk karena ada bagian bukit yang mirip gajah sedang minum air di sungai Li. Untuk menambah atmosfir keberadaan sang gajah, dibuat juga beberapa patung gajah di sekitar taman. 

Dari puncak bukit ini, wisatawan bisa melihat sungai dan kota Gullin dari ketinggian 100 meter. Ada banyak pedagang yang menjajakan barang dagangannya menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia di area ini. Hal ini karena banyaknya wisatawan asal Indonesia dan Malaysia yang berkunjung ke Sungai Li dan sekitarnya.

Jadi, adakah yang ingin menghabiskan liburan tahun baru ke Sungai Li?



6 comments:

  1. Kapan aku bisa ke sini, ya? :)

    ReplyDelete
  2. semoga kalo ada rezeki saya bisa main kesana hihi

    ReplyDelete
  3. damai kayanya di sana ya, aoalagi sama-sama orang yang disayangi

    ReplyDelete
  4. Banyak orang melayu dan Indonesia juga di sana yah, jadi gampang kalau kita ke sana.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...