Friday, 29 January 2016

Kenapa Hagia Sophia Begitu Istimewa Bagiku?


Hari ini aku sibuk di kantor. Selama 8 jam bekerja, aku hanya mampu menghasilkan 2 buah desain pakaian dan 1 hijab. Tapi bukan kuantitas yang dikejar. Aku percaya, karya yang dikerjakan dengan hati, insya Allah juga akan sampai di hati para penikmatnya.

Seperti desain hijab yang berhasil diselesaikan, aku menambahkan print Hagia Sophia di salah satu sisinya. Tidak begitu ketara memang, karena harus bersatu dengan motif lainnya. Tapi nanti, meskipun hanya melihat hijab itu sekilas saja, kamu pasti bisa langsung menebak bahwa ada gambar Hagia Sophia di sana. Dan secara spontan kamu juga akan tahu bahwa hijab itu berasal dari Turki (seandainya yang kamu lihat adalah produk asli).

TOP 5 HOTEL TERBAIK DI ISTANBUL (SULTAN AHMET DISTRICT)

Distrik Sultan Ahmet 
Kawasan Sultan Ahmet merupakan tempat yang paling banyak dikunjungi di Istanbul. Bisa dikatakan kawasan ini adalah tujuan nomor wahid para turis, karena di sanalah berdiri beberapa spot ikonik peninggalan Ottoman. Masjid Biru, Hagia Sophia, dan Museum Topkapi, ketiganya berada di kawasan ini.

Hal tersebut menjadi alasan terbesar para turis manca negara untuk mencari hotel di kawasan Sultan Ahmet. Selain bisa menghemat budget transportasi, mereka juga bisa mengunjungi spot-spot paling terkenal di Istanbul cukup dengan jalan kaki. Berikut adalah top 5 hotel terbaik di Sultan Ahmet district yang aku buatkan khusus untukmu. Take a look!

Thursday, 28 January 2016

AKU MENCINTAI ISTANBUL, INILAH 4 ALASANNYA

Aku jatuh cinta pada Istanbul
Istanbul, kota yang telah berdiri sejak ratusan tahun silam, dimulai dari kekaisaran Romawi hingga Turki Ustmani. 

Kota yang dihuni lebih dari 14 juta penduduk ini merupakan satu-satunya kota yang berada di dua benua, Eropa dan Asia. Aku mencintai Istanbul, dan bagiku kota ini adalah sebuah candu.

TOP 5 MAKANAN KHAS TURKI YANG PALING DIINCAR TURIS

Top 5 Makanan Khas Turki Incaran Turis (photo credit: lowcosttravel.com)
Aku memiliki seorang teman asal Turki bernama Elif. Kami sering bertukar cerita tentang kultur antara Indonesia dan Turki, salah satunya tentang makanan. Aku sempat membanggakan rendang dan nasi goreng padanya, sementara Elif juga dengan bangga mempromosikan sarma, sejenis makanan yang dibungkus dedaunan, biasanya daun anggur. Kalau kamu mengikuti sinetron Elif di SCTV, pasti tahu seperti apa Sarma.

4 MASJID DI ISTANBUL YANG WAJIB DIKUNJUNGI

Photo by: F Lorences
Kota Seribu Masjid, begitu Istanbul biasanya disebut. Bukan tanpa alasan, karena memang masjid bisa ditemui di hampir setiap sisi kota. Bahkan mungkin, jika tanpa menara-menara Masjid itu, Istanbul tidak akan seindah yang dikenal sekarang ini. 

Menara-menara masjid itulah yang menciptakan sihir untuk Istanbul, sehingga siapa pun yang memandangnya dari Bosphorus dan Golden Horn akan terpana dengan kejemawaan kota tersebut.

Bagaimana bisa ada banyak masjid di kota negara sekuler ini?

Hal ini kembali pada sejarah. Masjid-masjid itu kebanyakan adalah peninggalan Kesultanan Ustmani yang masih berdiri kokoh hingga kini. Jadi dulu, setiap khalifah menjadikan masjid sebagai monumen untuk mengenang sesuatu. 

Friday, 15 January 2016

Hokkaido, Aku, dan Harumi


Jepang. Satu hal yang terlintas di kepalaku ketika negara ini disebutkan adalah seorang gadis bernama Harumi. Sejak perkenalan kami setahun lalu, aku kerap memanggilnya Harumi Chan. Sama seperti dia yang juga memanggilku Sofia Chan. Perkenalan kami bukanlah perkenalan di dunia nyata seperti kebanyakan orang. Entah takdir apa yang membawanya bertemu dengan blog ini kemudian menghubungiku via email.

Harumi adalah seorang gadis berumur 22 tahun, satu tahun di atasku. Dia tinggal di Sapporo dan saat ini sedang menempuh pendidikan S2 nya di Hokkaido University. Hal istimewa yang membuatnya berbeda dengan gadis Jepang kebanyakan, karena dia seorang Muslimah dan berhijab. Dia memeluk Islam sekitar satu tahun lalu, tepat dua hari sebelum ia menghubungiku.
“Kau sudah dimana, Sofia? Aku tidak sabar melihatmu.” Sebuah pesan whatsapp muncul di layar ponsel.
Aku tersenyum. Itu adalah pesan dari Harumi. Aku yang baru saja keluar dari badan pesawat All Nippon Airways segera berlari kecil. Gadis itu pasti telah menunggu di depan pintu exit.

ANA di New Chitose Airport (www.flickr.com)
Sambil terus berjalan, mataku berkeliling mengamati setiap sudut bandara pertama yang ada di Sapporo ini. Ya, kota ini memiliki dua buah bandara yang siap melayani para turis untuk menjelajahi kota-kota di Jepang. Meskipun bangunannya tidak begitu megah, tapi bandara ini bersih, rapi, serta memiliki pelayanan nomor wahid. 

Mungkin pemerintah Jepang sangat antusias dalam mengelola sektor pariwisatanya, sehingga dibangun lah bandara-bandara seperti ini. Tampilan tidak perlu terlalu mentereng, yang terpenting para wisatawan tidak kesulitan transportasi saat ingin berkunjung ke seluruh sudut negeri mereka.
“Aku masih di tempat pengambilan bagasi. Tenanglah, sebentar lagi koperku akan datang. Dan oh, itu dia.” aku menyentuh send button, sebelum memasukkan ponsel ke dalam saku jaket. Melihat koper ukuran sedang berwarna hijau yang berjalan pelan di atas conveyor belt, aku jadi tidak bisa menahan diri.

Tuesday, 12 January 2016

Menikmati Empat Musim di Summer Palace, Beijing



Expedia.com
Cina memiliki sederet tempat wisata yang keindahannya menjadi impian banyak orang. Meskipun ada banyak tempat wisata yang berada jauh di luar ibukota,  Beijing sendiri ternyata menyimpan banyak sekali tempat indah yang tidak kalah menariknya. Beberapa tempat wisata di Beijing menawarkan kenyamanan sebagai tempat santai di musim panas, salah satunya adalah Summer Palace

Wednesday, 6 January 2016

HADIAH DARI TURKI



“Hendaklah kalian saling memberi hadiah, agar kalian saling mencintai.” (HR. al-Bukhari)

Beberapa bulan lalu aku sudah menuliskan tentang sahabatku Elif di sini. Dan sekarang adalah kelanjutannya. Seperti yang kutuliskan di sana, Elif memaksa ingin mengirimkan hadiah kecil dari negaranya, Turki. Setelah melewati tawar menawar yang cukup sengit, karena aku sungguh tidak mau menyusahkan dia, pada akhirnya aku menyerah juga. Terlebih setelah di memohon, “Lutfen, Sofia. Please, Sofia.”

Orang Turki memang terkenal suka memberi hadiah. Aku baca di blog Muslimah yang sedang kuliah di sana, katanya orang Turki suka nggak naggung-nanggung kalau kasih hadiah. Pada bulan Ramadhan, mereka saling berlomba-lomba membagikan makanan buat iftar. Lalu saat menjelang lebaran, ada juga yang memberikan pakaian dan sebagainya. Bahkan Si Muslimah Indonesia ini pernah menerima paket pakaian senilai jutaan dan tiket pulang ke Indonesia. Segitunya, ya?

Biar kata negaranya menganut paham sekuler, tapi jangan lupa, masyarakat Turki itu punya leluhur yang taat-taat di jaman Ottoman. Jadi tradisi silaturrahim sampai memberi hadiah seperti sudah turun temurun dalam darah mereka. Memang banyak yang pilih hidup bergaya Barat, nggak shalat, tapi tetap saja lho, mereka itu menjunjung tinggi slaturrahim dan saling memberi hadiah. Mereka juga kerap menyebut ‘Insya Allah, masya Allah, Allah, dsb’ dalam percakapan sehari-hari. Mungkin lebih sering dari kita. Kalau nggak percaya, kroscek aja di sinetron Turki yang sekarang lagi ngetren.

Kembali ke tradisi memberi hadiah, dalam Islam sendiri hukumnya sunnah. Itulah yang dikatakan Elif ketika aku menolak untuk memberikan alamat padanya. 

“Ini hanya hadiah kecil. Lagipula memberi hadiah itu sunnah. Ayo, berikan alamatmu.” Tulis Elif di whatsapp.

Apalah daya, akhirnya aku pun memberikan alamat rumah padanya. Dia mengirim hadiah itu pada 24 November, dan aku menerimanya pada 31 Desember lalu. 

Cukup lama ya...?

Yup, karena adalah human error di kantor pos Jakarta, jadi paket itu terkirim ke Pekanbaru. Mungkin mereka pikir Bintan itu ada di provinsi Riau. Saat aku ngecek sekitar tanggal 21 Desember, petugas pos langsung melakukan penelusuran dalam sistem mereka, dan memberi tahu kalau paket itu sedang dalam perjalanan dari Pekanbaru ke Bintan, Kepulauan Riau. Ribet banget. But it’s okay. Selagi paket itu bisa sampai, aku sudah bersyukur.

Tepat di penghujung 2015, aku menerima satu buah kardus biasa dari petugas pos. Uh, biar kata hanya kardus, tapi ini dari Turki. Perjalanan nih kardus lebih jauh daripada perjalanan yang pernah kulakukan seumur hidup. Aku pun membukanya dengan super hati-hati, sekaligus nggak sabaran.

Oh, Elif. Dia memang sangat manis. Di dalam kardus itu, ada sebuah kotak berbentuk ‘love’ dengan warna biru. Motifnya bunga mawar. Aku sampai mbrebes lihatnya. Lagi-lagi aku bilang, ini kotak love dari Turki. Iya dari Turki. Sebelum tanganku menyentuhnya, ada sahabatku yang merupakan wanita Turki juga telah menyentuhnya.

Semua itu adalah hal yang sangat menakjubkan. Aku tidak pernah menilai apa saja yang ia kirimkan, karena bagiku kotak itu adalah perwujudan dari cinta, ketulusan, dan persahabatan. 

Aku membukanya. 

Aduuuh... banyak sekali.

Sepertinya Elif menyukai pernak-pernik lucu. Dia mengirimkan handuk kecil berenda, sapu tangan khas Turki, hijab, tasbih, gelang, kalung, kartu pos, cokelat, biskuit, permen, lilin, kaos kaki, magnet kulkas inisial nama, gantungan kunci, dan krim pelembab sari mawar. Satu hal yang kusayangkan, cokelatnya sudah rusak karena—mungkin—paket itu terhempas ke sana sini selama di perjalanan. 



Pagi itu aku dilanda euforia banget. Langsung cekrek foto-foto dan kukirimkan ke Elif. Sampai sekarang aku sering buka kotaknya, lalu mencium handuk atau hijab yang dia beri. Baunya khas banget. Terkadang sambil mencium aroma dari dalam kotak itu, aku membayangkan Istanbul.

Kota itu, sampai hari ini aku masih bermimpi besar untuk mengunjunginya. Mungkin sekarang belum bisa, tapi aku yakin, sangat yakin, suatu hari nanti aku akan datang ke sana. Aku akan bertemu dengan sahabatku Elif. Mungkin kita akan menikmati segelas teh bersama, dan hmm semangkok ramen.

Ramen di Turki? 

Aneh?

Ya, ini karena aku pernah memasukkan foto tumis ubur-ubur dalam Instagram. Ada sumpit di sampingnya. Nah, Elif nyangkanya itu ramen. Dia pun mengirimkan foto satu cup ramen instan yang sudah diseduh dengan chopstick di atasnya.

“Sofia, I love ramen too.” Tulisnya.

“Semoga suatu hari nanti kita bisa makan ramen bersama.” Balasku.

“Oh, Sofia. Insallah...”

Sahabatku Elif, kau mungkin tidak tahu betapa aku sangat berterimakasih untuk sagalanya. Untuk persahabatan dan hadiah yang kau kirimkan. Terimakasih karena kau telah membuat Turki begitu dekat denganku. Dalam satu kotak biru yang kau kirimkan itu, kau tidak hanya menyertakan cinta dan persahabatan, namun juga seluruh impian dan cita-citaku... Kau telah mengirimkan Turki untukku...

Lots of Love
Sofia

Tuesday, 5 January 2016

@Elifhanimcik: The Best Table Art Instagram




Bagi blogger atau siapapun yang aktif di dunia maya pasti setuju saat kukatakan: 2015 adalah tahunnya foto seni meja dan story graphic. Lihat saja tulisan-tulisan yang dilombakan untuk blog contest, rata-rata mengandalkan story graphic. Aku sendiri suka membaca postingan sahabat yang dilengkapi story graphic, tentu saja karena lebih simpel dan mudah dipahami. 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...