Bapak, di tulisanku kali ini, aku sengaja menulis khusus
tentangmu, untukmu...
Bapak, tahukah, bahwa di dunia yang luas ini, di antara
sekian banyak lelaki, hanya engkau lah yang paling kukasihi. Dan aku percaya,
engkau pun begitu mengasihiku.
Bapak, aku belum pernah menjumpai seseorang yang begitu
tulus menjalankan perintah Allah, melebihi engkau.
Sejak aku kecil, aku tak pernah melihatmu meninggalkan
shalat.
Kau selalu shalat tepat waktu, dan beberapa tahun
terakhir, kau tidak pernah absen untuk berjamaah di Masjid.
Bapak, belum pernah aku berjumpa seorang lelaki pun yang
begitu menghargai waktu shalat, melebihi engkau.
Kau juga selalu bangun lebih awal dari waktu Subuh untuk
bertahajud. Setiap hari. Tak peduli betapa letihnya kau telah bekerja sehari
sebelumnya.
Terkadang, aku sempat bertanya-tanya, bagaimana engkau
bisa beribadah tanpa sedikit pun ada rasa bosan? Bagaimana engkau bisa begitu
istiqomah?
Bapak, tiap kali aku kehilangan kekuatan, aku akan
meneleponmu.
Lalu seperti biasa, dari seberang sana, kau selalu
memberiku nasehat yang tak pernah kudapatkan dari siapa pun.
Kau memang tak mengantarku, baik ketika dulu aku
berangkat ke Pesantren, maupun saat aku pertama kali berkuliah di Jawa. Kau
juga tak pernah menjengukku selama di Pesantren dulu.
Namun aku tak perlu itu semua untuk bisa melihat
ketulusanmu. Aku bisa tahu betapa kau begitu mencintaiku dunia dan akhirat
melalui suaramu, melalui nasehatmu, melalui matamu tiap kali memandangku datang
di dermaga pulau kita.
Kau selalu memelukku tiap kali aku akan pergi. Kau
mengusap kepalaku. Lalu kau akan berkata lirih, “Semoga Allah mewujudkan semua
mimpimu...”
Bapak, satu hal yang paling kusyukuri di dunia ini
adalah menjadi putrimu. Putrimu satu-satunya.
Aku tidak malu karena engkau seorang petani. Aku tidak
malu karena rumah kita yang sederhana. Aku tidak malu karena engkau yang juga begitu sederhana. Aku sangat malu ketika mengetahui
kenyataan, hingga detik ini, aku belum mampu membahagiakanmu.
Bapak, tahukah apa impian tertinggiku? Apa impian yang
selalu membuatku tersenyum di tengah keputus asaan?
Adalah saat aku membayangkan kita sekeluarga bisa ke
Tanah Suci bersama.
Itulah impian tertinggiku.
Bapak, doakanlah aku...
Doakanlah aku agar nanti bisa memiliki pekerjaan yang
tidak menuntutku untuk masuk berdasarkan aturan waktu tertentu, agar aku bisa
pulang kapan pun aku mau. Agar aku bisa berada di antara engkau dan Ibu, selama
kapanpun yang kuinginkan. Doakan suamiku nanti adalah lelaki yang juga
memuliakanmu, menghormatimu, serta selalu menemaniku kapan pun aku ingin pulang
ke kampung halaman. Doakan suamiku nanti adalah lelaki yang baik agamanya,
ibadahnya, akhlaknya, tutur bahasanya, sepertimu atau lebih baik darimu. Doakan
suamiku nanti adalah lelaki yang juga lebih banyak mengingat kehidupan akhirat,
sepertimu...
Bapak, jika kelak kita telah tiba di hari pembalasan,
bolehkah aku meminta satu hal?
Andai Tuhan mencampakkanku ke neraka, andai suamiku tak
sanggup menjemputku, sudikah engkau menjemputku?
Aku selalu berdoa pada Tuhan, agar kelak aku bisa
dipersatukan lagi bersamamu dan Ibu. Tapi entahlah, ibadahku banyak cacatnya.
Aku tak se-istiqomah Bapak. Di suatu waktu imanku bisa naik hingga langit ke
tujuh, tapi kemudian ia bisa terjun hingga ke dasar bumi yang paling gelap.
Bapak, ampuni aku karena dosaku yang banyak. Ampuni aku
karena hingga detik ini aku belum bisa menjaga dengan sempurna hijabku. Ampuni
aku jika dosa-dosaku itu membuat Allah tidak ridho kepadamu.
Bapak, aku memohon doamu. Aku memohon doamu untuk
imanku... Aku memohon doamu untuk agamaku, ibadahku, dan akhlakku. Aku memohon
doamu untuk sebuah hati yang selalu berbahagia.
Bapak, semoga Allah merahmatimu dengan umur yang
panjang, dengan kesehatan, dengan iman yang teguh. Semoga Allah memberiku
kesempatan dan kemampuan untuk membahagiakanmu dan Ibu. Semoga semua yang telah
engkau ajarkan padaku, pada anak-anak desa kita dari generasi ke generasi, akan
dihitung sebagai amal jariyah bagimu. Semoga Allah membangunkan sebuah istana
yang indah di surga-Nya untukmu...
Ya Allah, kangen bapakku :'(
ReplyDeleteAku terharu :'D
ReplyDeleteAku speechless. :(
ReplyDeleteAamiin. Semoga dikabulkan doanya
ReplyDeleteTitip doa buat bapakku. :')
ReplyDelete