Friday, 11 November 2016

Kebahagiaan Hati adalah Segalanya

Akhir-akhir ini aku belum mampu menulis banyak. Karena itu pula blog ini sebagian diisi dengan kalimat singkat mengenai hal-hal yang kupikirkan. Bukan puisi, melainkan hanya kalimat sederhana yang apa adanya. Yang mungkin, siapa saja tidak perlu memutar otak untuk sekadar memahami.

Ada banyak hal yang ingin kulakukan dalam hidup. Menjadi penulis, punya usaha mandiri, lalu bisa mengajak Bapak dan Ibu bersama mengunjungi Tanah Haram. Sampai sekarang pun masih sama. Hanya saja ada beberapa hal yang telah berubah. Kurasa satu hal yang tak lagi sama adalah sudut pandangku terhadap sesuatu.

Dulu, aku ingin hidup mandiri di kota yang memiliki akses mudah, dekat dengan kota besar, hidup berkecukupan, so on... Namun entah mengapa, sejak dua bulan lalu, sejak aku tinggal di kawasan perumahan elit di Bintaro Sektor 9, semua angan-angan duniawi itu perlahan menguap. Kehidupan orang-orang berumah mewah di sana tak membuatku kagum. Justru aku sangat kasihan. Jika dibandingkan, kehidupan kedua orang tuaku di perkebunan kelapa jauh lebih bahagia.

Sekarang, aku hanya ingin dianugerahi hati yang berbahagia. Di mana pun itu. Aku hanya ingin mengabdi pada masyarakat yang membutuhkan. Mungkin, nanti, aku akan kembali ke kampung halaman. Sesekali mengunjungi sepupu di Bintan.

Ya, seperti impian seseorang dari masa lalu (ketika kami berkomunikasi beberapa bulan lalu), bahwa ia akan kembali ke dekat Ayah dan Ibunya, membangun peternakan di sana, memberi motivasi untuk generasi muda desanya, berbakti pada masyarakat, dan semoga Allah membalas dengan kehidupan yang berbahagia.

Kala itu, aku tidak habis pikir pada niatnya tersebut. Ia pemuda cerdas, bisa dikatakan begitu. Sekarang saja sudah terlibat menangani proyek-proyek pemerintah terkait pertanian dan perkebunan. Beberapa bulan lalu, ia diutus ke Natuna untuk sebuah proyek juga. Kupikir, ia bisa mendapatkan kehidupan yang mapan apabila menetap di kota besar. Namun nyatanya, itu bukan impiannya.

Sekarang aku baru paham. Dia benar, dan akulah yang terlalu bernafsu pada kehidupan duniawi. Sekarang aku justru sangat mengagumi pilihannya, juga pemikirannya yang jauh melampui diriku kala itu. Semoga di mana pun beliau berada saat ini, Allah selalu melindungi dan memberikan barokah.

Ya, adakah yang lebih berarti dari kebahagiaan di dalam hati?

Untuk apa semua harta, kekayaan, suami/istri yang rupawan, pangkat dan jabatan, jika hati tidak merasakan tenteram dan nyaman? Untuk apa bernaung di bawah rumah seharga milyaran, jika setiap hari hati terasa pedih dan dirundung duka tak berkesudahan?

Allah mengumpamakan hal tersebut seperti sawah ladang yang menghijau, yang membuat bahagia para pemiliknya, kemudian keindahan tersebut lenyap, hingga mereka tercengang tidak percaya.

Itulah dunia.

Harta, anak, jabatan, popularitas, semua hanya menyenangkan hatimu sekejap saja. Alangkah merugi mereka yang mendahulukan dunia lalu meninggalkan akhirat, sementara kulihat, mereka yang mendahulukan akhirat selalu memperoleh kebahagiaan dunianya.

Wallahu'alam...

Thursday, 10 November 2016

Semua Sudah Ada Ketetapannya

Mengapa takut akan hari esok, jika semua sudah dituliskan?

Mengapa cemas ia yang akan bersama orang lain, jika siapa yang akan bersamamu sudah ditetapkan?

Kita hanyalah pemeran yang diberi kekuasaan terbatas. Kita bebas menentukan arah angin, namun Utara akan selamanya menjadi Utara.

Teori yang melemahkan! Menetaskan generasi pesimis!

Oh, benarkah?

Justru itulah ketetapan terbaik. Agar hatimu tenteram. Agar tidak angkuh dan lupa daratan. Agar bisa terus berupaya tanpa menyingkirkan Sang Pencipta. Agar ketika jatuh, hati pun tidak ikut jatuh. Dan, agar kita percaya bahwa ketetapan-Nya adalah sebaik-baik ketetapan.

Friday, 4 November 2016

Di Sepanjang Jalan Istiklal [Fiksi]

@elifkubragenc
Hari ini mendung menggelayut di langit Istanbul. Sejak pagi aku tidak melihat matahari menampakkan cahaya emasnya. Hanya ada semburat putih yang menyeruak dari gumpalan awan kelabu. Aku yang seharian menghabiskan waktu di apartemen sambil sesekali melihat desain yang harus kuselesaikan, akhirnya merasa bosan. 

Di tengah kebosanan itu, aku berjalan menuju jendela, dengan secangkir teh di tangan. Aku melirik ke bawah. Seorang wanita paruh paya tampak kesusahan membawa barang belanjaan, dan di sisi lain aku melihat anak-anak yang sedang bermain bola. Sementara di ujung jalan, daun-daun mulai berubah warna menjadi kekuningan hingga oranye. 

Tuesday, 1 November 2016

Istanbul, The Beauty of All Times


Beberapa waktu lalu sebuah televisi swasta di Indonesia sudah menayangkan sebuah sinetron Turki yang awalnya diberi judul ‘King Suleiman’, namun setelah menuai kontroversi, akhirnya judulnya pun diganti menjadi Abad Kejayaan, terjemahan dari judul aslinya yaitu Muhtesem Yuzyil.  

Saturday, 8 October 2016

For You, Who is Far and Near




Duhai Engkau Tuhan-ku
Duhai Engkau Ar-Rahman
Aku merindukannya,
Ia yang telah Engkau tuliskan namanya di samping namaku, bahkan puluhan tahun sebelum bumi diciptakan,
Aku merindukan ia yang bahkan tak kuketahui wajahnya,
Tak kuketahui kabarnya,
Semoga ia adalah yang baik agamanya,
Baik tutur bahasanya,
Baik akhlaknya,
Baik rupanya,
Baik keluarganya,
Semoga Engkau melimpahinya dengan rahmat dan cahaya,
Semoga Engkau meneguhkan hati dan imannya,
Semoga Engkau memudahkan segala urusannya,
Semoga Engkau melapangkan rezekinya,
Apabila ia sedang dirundung kesedihan, bahagiakanlah ia.
Apabila ia sedang dikurung kesulitan, bebaskanlah ia.
Apabila ia sedang dililit hutang, tebuslah ia.
Apabila ia sedang dilanda kebingungan, terangkanlah ia.
Demi Engkau yang selalu mengawasi,
Demi Engkau yang Maha Mencintai,
Demi Engkau Pemilik Arsy,
Demi Engkau penguasa langit dan bumi, Penguasa Timur dan Barat!
Sampaikanlah salam sejahtera untuknya dan keluarga,
Jika ia sedang memperbaiki diri, katakan bahwa aku pun begitu.
Jika ia juga sedang dilanda rindu, sampaikan bahwa aku pun begitu.
Tuhanku,
Sedang kutunaikan tebusan untuk hidup sesudah matiku,
Kutinggalkan dunia dan ahli keluargaku,
Kusimpan impian dan cita-citaku,
Sedangkan Engkau adalah Pengganti Yang Maha Adil.
Maka,
Berilah ketentuan yang baik untuk hidupku ini...

Friday, 19 August 2016

Sahabat di Jalan Allah

Tuhanku, hadirkanlah dalam hidupku, sahabat-sahabat salihah yang mampu mengingatkan dan menguatkanku, sahabat yang membantuku untuk istiqomah di jalan-Mu, sahabat yang tidak hanya peduli pada urusan duniaku, melainkan juga urusan akhiratku, sahabat yang apabila aku melihatnya, maka aku akan teringat pada keluhuran wanita-wanita salihah terdahulu, pada Sayyidina Khadijah, Maryam, Aisyah, dan Fatimah... Tuhanku, aturlah persahabatan kami dengan ketetapanMu yang terbaik. Aamiiin...


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...