Thursday, 9 May 2013

A Testimony : 9 Summer 10 Autumn Movie

Halo sahabat semua, Rabu 8 Mei kemaren aku berkesempatan menoton film yang banyak diperbincangkan beberapa minggu terakhir. Film yang berjudul sama dengan novel yang kubahas sebelumnya '9 Summer 10 Autumn'. Awalnya aku memilih untuk ikut nobar yang diadakan oleh sebuah lembaga swasta pada hari Minggu, 12 Mei. Karena pada hari itu seluruh pemain dan Mas Iwan Setyawan juga didatangkan ke Cimema XXI Bogor Trade Mall. Tapi, aku tidak bisa menolak saat teman-teman mengajakku pada hari Rabu.

Setelah menonton film  yang disutradarai Ifa Isfansyah (sutradara terbaik festival film Indonesia 2011) ini, saya jadi paham alasan film ini menjadi topik pembicaraan yang segar beberapa waktu terakhir. Semua media sosial selalu mendiskusikannya. Ucapan-ucapan apresiasi juga tampak membanjir di twitter Mas Iwan dan Ihsan Tarore. Film yang menggugah dan motivatif. Aku sendiri sangat mengagumi peran Alek Komang sebagai Bapaknya Mas Iwan. Seorang Bapak yang begitu bangga dengan kelahiran anak lanang satu-satunya. Seorang Bapak yang merasakan kerasnya hidup sebagai supir angkot di Kota Batu. Seorang Bapak yang mengungkapkan cintanya dengan caranya sendiri. Mas Iwan yang penakut, senang main di dapur, adalah alasan mengapa Sang Bapak tidak menaruh bangga padanya. Bahkan saat Mas Iwan mendapat ranking 1 di kelas dan diterima di jurusan statistika IPB melalui jalur PMDK, Bapaknya tak bangga. karena Bapaknya hanya menginginkan anak lanangnya menjadi laki-laki pemberani, itu saja. Biarpun begitu, Bapaknya Mas Iwan selalu berusaha memenuhi keinginan Mas Iwan.

Keluarga Mas Iwan dalam Film
Jangan kaget kalau Ihsan Tarore, sebagai Mas Iwan bergaya cucok banget dalam film ini. Gaya berjalan melenggang dan tas yang cewek banget. Ia memang dituntut memerankan sosok Mas Iwan yang menurut anggapan Bapaknya adalah laki-laki penakut dan klemar-klemer. Pemeran Mas Iwan kecil oleh Shafil Hamdi Nawara. aku rasa sudah pas. Anak yang lucu, menggemaskan dan tepat.
Si Bayek: Mas Iwan Kecil Oleh Shafil Hamdi Nawara
Seperti cerita aslinya, Mas Iwan mencapai puncak kesuksesannya di New York, kota yang gemerlap dan penuh dengan kebisingan. Namun jangan harap penonton akan disuguhi New York dengan kebisingannya, yang ada justru sebaliknya, New York terkesan sepi dan lengang. Tepat sekali untuk menggambarkan batin Mas Iwan yang sepi. Dalam film ini, aku sempat meneteskan air mata beberapa kali, yaitu ketika Bapaknya Mas Iwan menjual angkotnya, ketika Mas Iwan mengatakan 'Bapak tidak bisa memilih siapa yang tepat menjadi anak Bapak, sama seperti aku yang tidak bisa memilih siapa yang tepat menjadi Bapakku', dan ketika Mas Iwan dengan bangga mengatakan 'I will going home' di subway kepada seorang laki-laki negro.

Film ini mengingatkan kita akan satu hal bahwa kebahagiaan itu sederhana, kebahagiaan itu adalah ketika kita bisa membaginya dengan keluarga tercinta. Itulah alasan Mas Iwan meninggalkan jabatannya di New York. Ia kangen keluarganya di Kota Apel. Hari-harinya di New York menjelma penuh kesepian dan kebekuan.
Ihsan Tarore sebagai Mas Iwan
What's funny?

Wah, ini greats question. Lucu, tapi cuma buat kita aja. Karena ada beberapa latar yang diambil di Bogor, di depan kosan lebih tepatnya. Warung bakso bantolo, tempat biasa beli mie ayam, bakso atau es, disulap menjadi warung pecel lele. Gang depan kosan juga jadi eksis banget. Kampus Gunung Gede tempat kita biasa kuliah plus kelas yang sering kita pake juga masuk dalam film ini. Jadi, ada sensasi tersendiri gitu. Hehe
Di antara kelebihan film ini, aku memiliki catatan kecil perihal kekurangannya. Aku merasa kehadiran Mas Iwan kecil di New York kurang sempurna. Di novelnya, jelas sekali diceritakan betapa anak kecil berseragam merah putih itu begitu berarti bagi Mas Iwan, menemani kesepian Mas Iwan. Meskipun ia hanyalah ilusi,tapi dalam film kedekatan keduanya tak ada ditampilkan. Justru Ihsan lebih sering berkata dengan kalimat bernada tinggi dengan anak itu.

Biar begitu, you should to watch it, guys! It is a nice movie. It touchs our deep heart. It teach you about family, about hard working, about loneliness. Enjoy this movie with your friends or your families on weekend, then find the point.

1 comment:

  1. Aku looo sampe search warung BANTOLO, dan ketemulah postingan ini!!! Hahahaha.....*semacam bangga*

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...