Tuesday, 24 December 2013

Journey: Taman Bunga Nusantara

sumber: klik di sini
“Ayooo...buruan pada mandi!!!! Terus siap-siap!!!” pekikku pada kedua teman kontrakanku. Ya, tinggal kami bertiga yang menghuni kontrakan selama seminggu ke depan, yang lainnya tentu lebih memilih pulang ke kampung halaman. 

Akhirnya pukul 08.00 yang sudah direncanakan harus molor sampai pukul 09.00 pagi. Baru deh kita nongol dari pintu kontrakan. Aku memilih baju pink garis-garis hitam plus shawl pink juga. Baju ini adalah baju kesukaan untuk saat ini, karena ringan aja dibuat hang-out. Sebenarnya aku masih punya baju dengan model serupa, tapi lagi males aja sama warnanya. Eh, kok jadi cerita soal baju, sih?

Kita kemudian memilih angkot nomor 03 trayek Br. Siang-Bubulak yang membawa kami menuju terminal Br. Siang. Bermodalkan pemandu perjalanan dari Mbah Google, kita jadi tahu bahwa angkutan yang akan kita gunakan selanjutnya adalah mobil L300 putih tanpa AC. Hampir lima menit juga kami mencari-cari sosok mobil itu. Dan akhirnya dipertemukan juga setelah ditunjukkan oleh pedagang asongan.

“Ayo Neng, buruan masuk, ini mah nggak pakek nunggu penuh, langsung jalan.” seru si pedagang  asongan yang bohong 100%. 

Emang kita anak SD, Pak? Mana ada mobil beginian yang mau mengantarkan 3 penumpang dari Bogor ke Cipanas. 

Biar begitu, kita tetap masuk juga, memilih menunggu di dalam biar nggak kebagian tempat duduk paling belakang.

Lima menit berlalu. Sepuluh menit. Dua puluh menit. Empat puluh menit. Dan setelah jam menunjukkan pukul 10.15 mobil tua itu baru meninggalkan terminal. Bayangkan, kami harus nunggu tuh mobil ngetem selama 1 jam lebih beberapa menit. Wajah sudah kusut. Kesal juga. Sebenarnya bukan cuma karena ulah si sopir yang menyebalkan, tapi juga karena para pedagang asongan yang kebanyakan nggak tahu sopan santun. Memaksa membeli dan jika kita bilang tidak, respon mereka justru tidak bersahabat, membanting pintu, bergumam seperti lebah yang kerasukan, buang air kecil sembarangan, dan berbagai hal menyebalkan lainnya. Belum lagi asap dari sebuah bakaran ilegal yang menyulap suasana pagi tadi makin sumpek.

“Neng, belilah ini,  cuma 2500 rupiah.” Tawar si pedagang asongan yang tadi menunjukkan mobil yang kami tumpangi. Aku melirik apa yang ia jajakan. Makanan dalam bungkusan daun apa gitu. Jujur aku tidak tahu nama makanan itu.  Sebagai apresiasi, aku mengeluarkan uang Rp.10.000. 

“Saya beli 2500 rupiah saja, Pak.” Ucapku sambil mengulurkan uang.

“Ini empat, Neng! Beli 10.000 aja, ya...” katanya lalu bergegas pergi. 

Aku mangap heran. Hey, uangku...!!! Niatku awalnya sih baik, tapi karena diperlakukan seperti ini, aku jadi tidak ikhlas. Aku hanya bisa bersungut dalam hati. Ada lah ya penjual seperti itu.

“Ah, terminal Indonesia bikin malu.” Aku sempat berucap seperti ini pagi tadi. 

Setelah mobil buntut yang mesinnya terbatuk-batuk itu keluar dari terminal, hatiku terasa sedikit lebih lapang. Selanjutnya kami memasuki tol arah Ciawi, melewati Puncak, dan terus meluncur hingga tiba di simpang Cipanas. Sesampai di sana, aku sedikit lupa dengan warna angkot yang kubaca di google kemaren. Warna apa, ya?

Daripada pusing, kamipun memilih angkot dengan warna kuning hitam. Walhasil kami diturunkan di simpang yang lain (4 km dari TBN) dan harus berpindah ke angkot berwarna kuning ungu. Padahal seharusnya bisa sekali jalan aja, lho. Jadi cukup manunggu angkot berwarna kuning ungu ketika tiba di simpang Cipanas, maka angkot itu akan membawa sampai tujuan. 

Melihat tempat tujuan sudah di depan mata, hati kamipun berubah cerah meriah, berbanding terbalik dengan langit yang tertutupi mendung kelabu. Kami berjalan cepat menuju loket tiket dan tak sampai lima menit, tiga tiket plus satu peta sudah lekat di genggamanku. Harga tiket masuk Rp.25.000/orang, ya. Setelah masuk, kami terlebih dahulu mencari mushola karena sudah masuk waktu zuhur. Shalat selesai, dan kita meluncur mencari pengganjal perut. Kamipun memilih Cafe Marigold yang menjual aneka makanan Nusantara. Wow, harganya dua kali hingga tiga kali lipat semua. Mie baso dan lemon tea menjadi pilihanku. Hampir satu jam kami duduk di cafe itu. Selain makan, kita juga ngepo’in para turis yang berjejalan di sana. Lumayan buat cuci mata.

Sebelum sesi keliling-keliling plus photo hunting, sebaiknya kita baca dulu sejarah TBN ini, yuuk... Check it out!!!

Sejarah Taman Bunga Nusantara

Sumber: klik di sini
Taman Bunga Nusantara merupakan taman display bunga pertama di Indonesia. Taman ini dilengkapi dengan berbagai koleksi tanaman berbunga yang terkenal dan unik dari seluruh dunia. Dengan beratus varietas tanaman berbunga di taman, Taman Bunga Nusantara benar - benar menjadi tempat dimana bunga - bunga dari seluruh dunia tumbuh. Kami menampilkan areal yang sangat luas bagi pertumbuhan bunga - bunga dari Amerika Selatan,  Australia,  Afrika serta Asia. Kami memiliki lahan display bedding plant seluas 50.000 m2 .

Ibu Dani Bustanil Arifin , pemakarsa sekaligus Ketua Umum Yayasan Bunga Nusantara, beserta anggota lainnya mulai merintis pembangunan taman ini pada tahun 1992, dan secara intensif pelaksanaan pembangunan tahap awal taman dimulai sejak tahun 1993. Tujuan utama pembangunan taman ini bagi Yayasan Bunga Nusantara adalah menciptakan Taman Bunga Nusantara sebagai salah satu aset wisata  berbasis wisata agro nasional dengan skala internasional. Selain itu, tujuan lain diciptakannya Taman Bunga Nusantara adalah:


  1.  Membantu Pemerintah di bidang pembangunan agrowisata.
  2. Menyediakan fasilitas dan sarana untuk penelitian, pendidikan, dan meningkatkan  kreatifitas masyarakat.
  3. Membantu meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi, pendapatan daerah dan masyarakat khususnya petani bunga. 
  4. Melestarikan tanaman langka dan wawasan lingkungan hidup. 
  5. Lapangan kerja masyarakat sekitar.
  6. Meningkatkan cinta masyarakat akan bunga sebagai sumber pendapatan dan kesejahteraan.
  7. Menyediakan tempat rekreasi yang sehat bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
  8. Mencari sumber pertumbuhan baru di sektor pertanian. 

Kemashuran Yayasan Bunga Nusantara dalam melakukan pengembangan di bidang bunga telah dikenal dunia sejak keikutsertaannya dalam parade kendaraan hias Tournament of Roses di Pasadena, California.  Peran serta Yayasan Bunga Nusantara dalam tournament ini juga ditujukan untuk menunjukkan kepada masyarakat internasional bahwa  Indonesia mampu menumbuhkembangkan tanaman hias khusunya bunga.

Dalam keikutsertaanya selama lima tahun, Yayasan Bunga Nusantara selalu memperoleh penghargaan atas karya-karyanya.

Disinilah timbul keinginan untuk membuat taman bergaya internasional yang keberadaannya akan diakui oleh masyarakat internasional.

Untuk merayakan pembukaan akbar dan memperingati 50 tahun kemerdekaan Indonesia, Presiden Soeharto memimpin upacara pembukaan Taman Bunga Nusantara pada tanggal 10 September 1995 serta menandatangani sebuah batu peringatan di Taman Bunga Nusantara, sementara Ibu Tien Soeharto (alm) meresmikan penggunaan Menara Pandang setinggi 28 meter.

Pada tanggal 10 September 1996, Taman Bunga Nusantara  memperingati hari ulang tahunnya yang pertama sekaligus membuka lahan baru berupa taman bermain, Alam Imajinasi. Ibu Try Sutrisno berkenan hadir dalam pembukaan ini dan meresmikan pengoperasian areal bermain anak Alam Imajinasi. Taman bermain seluas tujuh hektar ini terletak tepat dibelakang Areal  aman bunga. Dengan sepuluh jenis permainan diantaranya go-carts, bom bom boat  dan kereta api uap dengan model yang sangat kuno , taman ini menjanjikan keceriaan yang luar biasa bagi anak - anak maupun orang dewasa.

Taman Bunga Nusantara adalah tempat yang tepat sebagai sumber inspirasi bagi para pecinta taman amatir maupun profesional. Bagi keluarga yang mencari lingkungan yang indah, sehat, segar, dan penuh ketentraman jauh dari hingar bingar kehidupan kota, taman inilah yang menjadi tujuan utama. Taman Bunga Nusantara tentu juga akan menjadi tempat yang menarik bagi wisatawan hingga tergugah kecintaan pada bunga yang begitu banyak digelar didalam satu taman, bagi para fotografer yang menginginkan berbagai pilihan objek foto yang indah dan menawan. Begitupun bagi sinematografer, tempat ini dapat digunakan sebagai studio alam terbuka untuk berbagai shooting film, sinetron, dan lain - lain. Kiranya tidaklah berlebihan apabila Taman Bunga Nusantara menjadi tempat pertemuan bagi orang - orang dengan berbagai kepentingan.

Taman Bunga Nusantara akan senantiasa bergerak dinamis laksana sebuah museum kehidupan. Tanam - tanaman tumbuh mulai dari kondisi bertunas, berakar, lalu tumbuh, berbunga dan kemudian diganti. Sirkulasi normal dari perkembangan tanaman bunga semusim di dalam taman kami berkisar antara dua hingga lima bulan. Di dalam lahan pembibitan seluas dua hektar, kami akan menanam tumbuh - tumbuhan sejak masih berbentuk tunas yang kelak akan dipindahkan ke lahan taman, untuk menggantikan tanam - tanaman yang sudah lebih dulu dan layu. Saat berkunjung ke Taman Bunga Nusantara, setiap pengunjung akan menyaksikan pemandangan yang selalu tampak berbeda karena sistem penggantian bunga - bungaan secara periodik tersebut.

Taman Bunga Nusantara selain sebagai sarana rekreasi, dipakai pula sebagai kebun percobaan  dengan berbagai jenis bunga dan tanaman tertentu yang berasal dari daerah subtropis dan negara - negara beriklim dingin di Eropa, Amerika dan Australia. 

Percobaan-percobaan yang dilakukan telah menghasilkan hal yang positif dan memberikan gambaran bahwa kami mampu untuk menumbuhkembangkan tanaman-tanaman yang berasal dari tempat yang memiliki 4 musim.

Kami, atas nama Taman Bunga Nusantara menaruh harapan agar bangsa Indonesia memperoleh kesempatan untuk menikmati keindahan yang menakjubkan dari bunga - bunga yang tumbuh disini.
Sejak diresmikan tanggal 10 September 1995  sampai dengan akhir tahun 2010, Taman Bunga Nusantara telah dikunjungi oleh 5.976.403 pengunjung. Sampai saat ini dominasi wisatawan yang berkunjung adalah wisatawan domestik sebesar 96%, wisatawan Timur Tengah 2 %, wisatawan Eropa dan Amerika 1% dan wisatawan dari kawasan Asia sebesar 1%.

Untuk menunjang penyampaian informasi kepada wisatawan domestik dan mancanegara Taman Bunga Nusantara telah menyiapkan brosur dalam 5 (lima) bahasa yaitu, bahasa Indonesia, Inggris, Mandarin, Arab dan Jepang.

FASILITAS

Ini beneran, lhoo... (sumber: klik di sini)



1.   Taman Air
2.   Taman Mawar
3.   Taman Perancis
4.   Taman Rahasia (Labirynth)
5.   Taman Bali
6.   Taman Mediterania
7.   Taman  Palem
8.   Terakhir Taman Gaya Jepang
9.   Rumah Kaca
10. Danau Angsa
11. Rafflesia Mini Theater
12. Alam Imajinasi
13. Lokasi piknik
14. Amphitheater (Panggung Terapung)
15. Kereta Datto
16. Mobil Wara-Wiri
17. Menara Pandang
18. Poliklinik
19. Nany's Galleria    


Sesi Foto-Foto 



It's me :)))




Di depan 'merak'
Di antara jerapah
Masih di antara jerapah
Tangga turun



Taman apa, ya?
Kalau ini, jam yang gede banget!

Patungnya lebih cantik, jadi minder mau foto di depannya
Taman ini aslinya jauuuuhhh lebih kece!
Ini nih dua orang temanku
Hujan, jadi dingin banget!
Finally, aku pengen banget ke sana lagi... :))) Buat teman-teman yang pengen lihat taman-taman di Eropa tapi belum kesampaian, datang ke TBN aja, ya... Dijamin berasa keliling dunia!!!

5 comments:

  1. aakkk.. jadi pengen kesana jugaaa deh :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahayyyyy Kak Raniii... berhasil aku bikin orang ngiri. :))))

      Delete
  2. Replies
    1. eh, kenapa ada nih bocah nongol di komentar?

      Delete
  3. Masyaallah, indah banget ya Kak tempatnya...

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...