Monday, 13 January 2014

Copy-Paste: Cintaku Berlabuh di Turki




Cerita berikut kuambil 100% dari WP-nya Mbak Riezka, muslimah Indonesia yang menikah dengan pria Turki. Sekarang Mbak Riezka ini tinggal di Istanbul (Kota Impian-ku). Nah, buat yang mau baca semua cerita Mbak Riezka, silakan mampir ke WP-nya ya...




###

Tinggal di luar negeri merupakan salah satu do’a yang saya panjatkan ketika di depan ka’bah pada saat umrah, Maret 2010 lalu. Memang impian saya sejak kecil untuk pergi ke luar negeri yang memiliki empat musim. Agar bisa merasakan salju, pikir saya polos waktu itu. Entah itu melalui rizki dari pekerjaan dengan keringat saya sendiri, melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, atau mungkin menikah dengan masyarakat lokal yang memungkinkan saya tinggal dan menetap dinegara lain. Aplikasi demi aplikasi beasiswa telah saya lewatkan, dan beberapa interview pekerjaan untuk di luar negeri pun telah saya jalani, tapi tidak ada satupun yang lolos. Saat itu Allah belum berikan jalan, pikir saya. Suatu hari nanti, pasti. InshAllah.

Tak terasa sudah dua tahun saya ucapkan do’a padaNya, ternyata ada suatu tawaran lain, bukan melewati beasiswa, maupun tawaran pekerjaan. Tawaran ini datang dari salah satu pria berkebangsaan Turki yang direkomendasikan oleh ustad-nya, untuk menikah melalui proses Ta’aruf dengan masyarakat negara lain, dengan tujuan mempersatukan ummah. MashAllah. Setelah beberapa proses dan melalui konsultasi dengan murabbi kami masing-masing, Ia memutuskan untuk melamar dan menikahi saya melalui orang tua saya di Jakarta. Alhamdulilah, dengan melalui proses panjang selama 3 bulan, semua berjalan lancar tanpa ada halangan satupun. Pada Juli 2012, dengan wali nikah Ayah saya  sendiri dan pemberi nasihat Bapak (saya menyebutnya dengan Angku) Taufik Ismail, tokoh legendaris dalam bidang kesusastraan, yang memang masih merupakan kerabat dekat kami.


Pernikahan kami di Jakarta, Juli 2012

Selain mengadakan resepsi pernikahan di Indonesia, kami juga mengadakan resepsi pernikahan di Turki. Di salah satu masjid milik jema’at suami saya, kami melangsungkan resepsi pernikahan untuk kedua kalinya. Tamu perempuan dan laki-laki dipisah diperayaan kali ini. Salah satu hal menarik yang saya suka dari pernikahan di Turki adalah hadiah pernikahan yang mayoritas berupa emas dan uang, digantungakan pada slayer di  kedua pengantin. Para tamu yang hadir memberi selamat kepada pengantin ke atas panggung serta juga mengantukan uang dan emas.


Adat Pernikahan di Turki

Lembaran baru pun dimulai, saya mengikuti suami untuk pindah ke Istanbul. Suami saya dilahirkan, menempuh pendidikan dan  hingga sekarang bekerja di Istanbul, salah satu kota terbesar dan terpadat di Turki. Kota Istanbul dibelah oleh Selat Bosphorus menjadi dua bagian, bagian Eropa dan Asia (disebut juga Anatolia), sehingga kota ini sering disebut kota dua benua, kota yang menjadi titik bertemunya peradaban barat dan timur. Kami sendiri bertempat tinggal di Umraniye Belediyesi, merupakan salah satu wilayah padat penduduk di Istanbul bagian Asia.

Kota Istanbul ini dahulunya merupakan kota umat Katolik Orthodox, yang disebut juga Konstatinopel. Umat Katolik Orthodox menduduki konstatinopel pada tahun 330–1453 Namun, pada tahun 1453, pemuda 21 tahun bernama Fatih Mehmet II, menaklukan Kota ini dibawah kerajaan Islam Ustamaniyah. Seperti yang dijanjikan Rasulullah, Konstantinopel pasti akan ditaklukkan kalian, sebaik-baiknya panglima adalah panglima penaklukan itu, dan sebaik-baiknya pasukan adalah pasukan itu” (HR. Ahmad). Setelah penaklukan tersebut, kota cantik yang sering disebut kota sejuta masjid ini merupakan kota yang mayoritas berpenduduk muslim. Di kota ini, banyak bangunan bersejarah, tidak hanya untuk umat Islam, tetapi juga untuk umat Katolik Orthodox. Salah satunya adalah bangunan Hagia Sophia. Bekas masjid yang dahulunya merupakan gereja Orthodox paling agung pada zamannya, tetapi saat ini telah menjadi Museum.


saya berlatar belakang Hagia Sophia

Selain itu ada juga bangunan bersejarah islam, salah satu masjid cantik yang dibangun pada ke-khalifaan Ustmaniyah, pada tahun 1609-1619, yaitu masjid Sultan Ahmet, yang dikenal juga dengan Blue mosque. Masjid yang mempunyai enam menara dan berinterior dalam didominasi dengan warna biru dan merah ini terletak tepat bersebrangan dengan Museum Hagia Sophia.

Sebagai bekas ibukota kerajaan islam Ustmaniyah, penduduk Turki 99,8% mayoritas beragama muslim, dengan ber-madzabkan Imam Hanafi. Namun, karena pengaruh westernisasi dari kultur Eropa, dan juga gerakan sekularisasi dari pemerintahan terdahulu, banyak penduduk Turki  yang melepaskan identitas keislamannya. Istilah Indonesia-nya adalah ‘Islam KTP’. Ya, banyak sekali seperti itu. Saya pun sempat kaget pertama kali tiba disini. Dalam bayangan saya, Turki adalah negara yang islami,  dimana seluruh wanitanya memakai khimar atau hijab, dan juga dibalut dengan abaya hitam menitupi seluruh tubuhnya, seperti wanita-wanita muslim di Timur Tengah. Ternyata, peleburan kultur barat dan timur begitu nyata disini. Banyak wanita anggun berhijab, berbalutkan gamis modern dan elegan khas Turki yang disebut pardesϋ serta wanita yang memakai baju serta hitam panjang dan hanya menampakkan hidung dan mata. Namun sayangnya, banyak pula wanita yang bisa dibilang setengah telanjang, yang hanya berpakaian tank-top, rok super mini dan ber-make-up tebal.


Gamis modern Turki yang elegan dan anggun
Negara Turki tidak luput dengan sejarah Islam yang panjang, kota-kota tua yang telah berdiri dari ribuan tahun, seperti kisah Nabi Ibrahim As yang terhindar dari api oleh kekejaman raja dari kerajaan Namrud, terjadi pada kota Şanlıurfa, Turki Tenggara. Selain itu, Negara ini juga merupakan negara penting, yang tercatat dalam hadits umat islam, tentang hari akhir, disebutkan bahwa, salah satu tanda hari akhir adalah sungai tigris dan eufrat akan mengering. Kedua sungai ini mengaliri beberapa kota yang berada di timur turki.


Masjid Sultan Ahmet yang dikenal juga dengan sebutan Blue Mosque

Meskipun saya harus beradapatasi dengan budaya Turki yang cendrung berbeda dengan budaya Indonesia, Alhamdulillah, saya mendapatkan kemudahan. Ada beberapa kultur yang saya sukai disini, yaitu kultur silaturahmi dan kekeluargaan di Turki luar biasa, dalam hal menjamu tamu, MashAllah. Seperti yang diajarkan Rasulullah, mengagungkan tamu adalah suatu yang dianjurkan. Dalam adat bertamu orang Turki, biasanya kita disuguhkan appetizer (makanan pembuka), yaitu çorba (soup), main menu (hidangan utama), setelah hidangan utama selesai, dilanjutkan dengan makanan penutup, seperti pudding, baklava, kue yang sangat manis, atau pastel (disini menyebutnya Börek ) ditemani dengan teh hitam (çay) khas Turki dengan teko yang khusus. Tentu saja itu semua belum lengkap tanpa dihidangkannya buah-buahan sebagai penutup. Adat bertamu di Turki itu biasanya cukup lama, biasanya 3-5 jam. Jadi, jangan heran kalau disini bertamu bisa sampai jam 1 pagi.

Dalam hal karakteristik masyarakat Turki, umumnya, agak sedikit berbeda dengan orang Indonesia yang murah senyum. Mereka bukan tidak ramah, melainkan tidak terbiasa untuk saling tersenyum. Karakteristik orang Turki pun berbeda-beda. Banyak orang Turki yang sangat religius, tapi tidak sedikit orang Turki yang sangat sekular. Alhamdulilah, saya mendapatkan keluarga baru di sini yang sangat religius karena dalam keluarga ini dan keluarga religius di Turki lainnya, pergaulan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram sangat dibatasi. Seperti halnya dalam bertamu, biasanya tuan rumah mempunyai dua ruang tamu, ruang tamu laki-laki dan ruang tamu perempuan. Ketika pertama kali merasakan hal ini, saya merasa canggung karena saya belum dapat berbicara dengan bahasa Turki dan mayoritas di ruang tamu bagian perempuan, sangat jarang yang bisa berbicara Bahasa Inggris dengan baik. Tetapi seiringnya waktu, sebagai seorang muslim, saya merasa sangat nyaman karena dengan di pisahnya tamu laki-laki dengan perempuan, membuat kita lebih leluasa, dan juga lebih terjaga dari pria yang bukan mahram kita. Alhamdullilah.

Turki termasuk negara yang memiliki empat musim; Musim Panas (Summer/Yaz) pada Juni-Agustus, Musim Gugur (Autumn/Sonbahar) pada September-November, Musim Dingin (Winter/Kış) pada Desember-Februari, dan Musim Semi (Spring/ İlkbahar) pada Maret-Mei. Sebagai orang yang lahir dan besar dinegara tropis, merasakan iklim yang begitu berbeda dengan kampung halaman untuk pertama kali itu adalah pengalaman yang mengesankan.

Musim Semi, musim yang paling banyak ditunggu masyarakat Turki, bukan hanya karena cuacanya yang bagus, tidak dingin dan tidak panas, di sekitar 17-25 derajat celcius, tetapi juga banyaknya bunga tulip bermekaran dimusim ini. Di musim semi ini, masyarakat Turki banyak yang memilih untuk piknik ke taman-taman dan cantik untuk menghabiskan waktu dengan keluarga, ada juga yang sekedar berjalan-jalan atau berolah raga di sepanjang taman.


Suasana Musim Semi di  Gulhane Parki
 
Selain itu, musim yang menjadi favorit saya adalah muslim dingin, alias winter, pada muslim dingin, suhu lebih rendah dari biasanya. Sekitar 0-5 derajat Celsius. Pada musim dingin tahun 2013 ini, sempat mengalami tiga kali hujan salju turun. Hujan salju biasanya turun selama 3-4 hari. Pada saat muslim salju, biasanya masyarakat Turki memakai sepatu boots, jaket tebal, topi kupluk dan tak lupa sarung tangan untuk mencegah kedinginan saat hujan salju turun.


Suasana Musim dingin di Depan Masjid Sultan Ahmet

Belum lengkap rasanya membicarakan Turki tanpa membicarakan makanan Turki yang terkenal di seluruh penjuru dunia, yap, Kebab Turki. Jenis Kebab di Turki itu ada bermacam-macam, dari doner kebab (seperti yang terkenal di Indonesia), Iskender Kebab, Durum kebab dan lain-lain. Cara penyajiannya pun berbeda-beda, Iskender kebab misalnya, penyajiannya dengan kuah tomat dan mentega cair yang gurih, dicampur dengan yogurt plain. Selain kebab, Turkish delight juga salah satu makanan khas Turki, biasanya, dijadikan souvenir. Dengan berbahan dasar tepung dan gula, berisi kacang-kacangan yang dibumbui air mawar, damar wangi, atau lemon. Bentuknya kubus kecil dengan taburan gula atau kelapa. Rasa kayu manis dan mint terkadang juga terasa dari makanan ini.


Turkish Delight yang manis

Sampai di sini dulu kisahku, semoga tulisan ini dapat membantu teman-teman yang ingin mengetahui sedikit banyak tentang kebudayaan Turki, khususnya Istanbul. dan tidak lupa, saya tunggu teman-teman untuk berkunjung ke Istanbul. dan saya siap jadi guide nya ;)

Wasalam, Istanbul, Maret 2013
Riezka

12 comments:

  1. Masha Allah, kisah cinta yang menarik.
    Suatu saat nanti saya juga akan menceritakan sedikit kisahku dengan seorang muslim asal Bangladesh / India. Kami sudah menjalin hubungan setahun bulan maret nanti. Perkenalannya gak sengaja di internet. Bertemu baru satu kali ketika dia datang ke Makassar hanya untuk bertemu dgn saya. Bulan Mei 2013 yang lalu. Rencana menikah denganku, dia bilang very soon, entah kapan. ia hanya berpesan agar saya bersabar dan terus berdo'a. Mungkin disana dia sedang mempersiapkan segala kebutuhannya, pikirku penuh harap.
    Mohon do'anya yaa,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiiin, semoga lancar dan Allah meridhoi :)
      Mbakk, coba baca blog Hosgoru.worpress.com , kisah cinta Mbak Rahma dan Mustafa (pria Turki), bikin terharu banget. Ditunggu kisahnya Mbak Aida :)

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Sofia sedang di turki ya?

    ReplyDelete
  4. assalamualikum salam kenal mba, maaf boleh saya minta emailnya utk japri..ada yg mau sy tanyakan sedikit agak personal. makasi sebelum dan sesudahnya ya mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamualaikum mbk sofie, mbk ini dengan saya juwita , bolehkah saya meminta alamat emailnya mbk, sebelum dan sesudahnya ssya ucapka terimakssih:)

      Delete
  5. Assalamualakum wr. wb. Mba Sofia, cerita ini sangat menyentuh hati saya. Dan ada yang ingin saya tanyakan secara personal kepada Mba Sofia. Apa saya bisa minta email pribadi Mba Sofia?. Tks. Wslm.

    ReplyDelete
  6. Assalamualaikum ... Mba, saya juga mau tanya2 niy, boleh japri nggak ?

    ReplyDelete
  7. assalamu"alaikum mba,
    ada akun facebook ga saya mau nanya lbh jauh nih ttg turki?
    trimakasih

    ReplyDelete
  8. Assalamualikum mba :) Boleh saya minta contact mba? Untuk sharing mengenai turki. Terinma kasih

    ReplyDelete
  9. Assalamualikum mba :) Boleh saya minta contact mba? Untuk sharing mengenai turki. Terinma kasih

    ReplyDelete
  10. Assalamu'alaikum mbak,

    boleh minta email mbak ? saya mau nanya via email,
    ini email saya ctismet00@gmail.com.

    terima kasih, wassalamu'alaikum.
    siti.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...