Sunday, 23 February 2014

Kado Ulang Tahun Untuk Sahabatku



Hari ini salah satu sahabatku berulang tahun. 

Masih teringat jelas bagaimana kebersamaan kami dulu ketika awal-awal masuk pesantren. Pertengkaran karena tidak ada yang mau mengalah terjadi berulang-ulang, bahkan orangtua pernah kami telepon hanya karena pertengkaran sepele. Menangis, teriakan-teriakan benci, saling menulis surat, menjelekkan satu sama lain, dan hal-hal sejenis yang hampir terjadi setiap hari. Tidak ada yang mau disalahkan. Aku dengan keegoisanku, dan kamu dengan sifatmu yang menurutku—ketika itu—selalu saja menaikkan emosi.


Kini kita telah beranjak dewasa, sahabat. Kita bukan lagi dua orang gadis kecil berumur 13 atau 14 tahun. Aku dengan jalanku, lingkunganku, dan sederet mimpi yang kugantungkan setinggi langit. Sementara kamu juga dengan jalanmu, lingkunganmu, dan sederet mimpi mulia yang pastinya juga kamu gantungkan setinggi langit.

Setamat dari pesantren, kamu memilih melanjutkan ke Institut Ilmu Al-Quran di Jakarta. Ibu dan Kakak laki-laki mengantarkanmu setahun yang lalu. Di sana kamu tinggal di asrama bersama beberapa perempuan saleha lain, mereka hafidzah 30 juz Al-Quran, dan ada juga yang baru memulai untuk menghapal lembar demi lembar kitab Allah sepertimu. Kamu pernah bercerita, usia teman-temanmu di sana sangat beragam, ada yang masih belasan, di atas 20, di atas 30, ada yang sudah berkeluarga, ada juga yang telah menjadi seorang Ibu. Berkali-kali decak kagum itu meluncur dari lisanmu mengingat betapa para perempuan itu terus menimba ilmu agama, tanpa mempedulikan soal umur mereka.

Aku di sini, sahabat. Tentu saja aku tengah menjalani pilihanku di masa lalu, ketika Institut Pertanian Bogor kutuliskan dalam formulir beasiswa, hingga tes demi tes kulalui. Aku selalu kehabisan kata ketika harus menceritakan keadaanku, sahabat. Berkali-kali Bapak menasehatiku “Ketika seseorang mengejar akhirat, maka dunia akan ikut di belakangnya. Tapi ketika seseorang hanya mengejar dunia setiap waktunya, mengabaikan akhirat, maka akhirat tidak akan pernah ikut di belakangnya.”

Apa yang kucari sekarang? Shalatku sering di akhir waktu, hanya karena mengikuti jam kuliah dan praktikum dari kampus yang selalu mengabaikan waktu shalat. Tahajud tidak lagi rutin, dhuha apalagi. 

Kudengar sekarang kamu sudah hapal beberapa juz ayat-ayat Al-Quran. Aku iri, sahabat. Aku ingin sepertimu. Aku ingin sekali hidup di lingkungan yang bisa membawaku kembali, bersama sahabat-sahabat yang ucapan mereka selalu mengingatkanku pada Tuhan, yang pakaian mereka sesuai tuntunan dalam Al-Quran dan pesan Rasulullah saw. Aku juga ingin sekali menghapal selembar demi selembar kalimat cinta Allah swt seperti kamu dan sahabat-sahabatmu di sana.


Sahabat, tadi kukirimkan sebuah ucapan selamat atas bertambahnya umurmu, bersama senarai doa untukmu.

Aminn... Terimakasih Sofi.... Semoga doa yang Sofi tujukan buat Rifa,,, Allah berikan kemudahan untuk Sofi juga... Amiin,,,,

Begitulah kalimat balasanmu yang membuatku begitu terharu. Aamiiin...semoga Allah mengabulkan doamu dan doaku, sahabat...

“Aamiiin Ya Rabb...doain aku juga ya Fa, biar suatu saat bisa segera kayak Ifa, menemukan lingkungan yang tepat, bisa menghafal Quran sedikit demi sedikit.”

“Amiinn,,, insya Allah Sof selagi tujuan kita adalah
untuk mencapai suatu kebaikan... Insya Allah Allah berikan kemudahan....”

Insya Allah... jalan itu akan segera kulihat, sahabat...
Semoga kamu selalu berada dalam lindungan Allah swt,
Semoga hapalanmu semakin dilancarkan oleh-Nya,
Semoga kebahagiaan dalam iman selalu memenuhi ruang-ruang hatimu...
Aamiiin...

Sofi
Bogor, 23 Februari 2014


17 comments:

  1. Sebagai pengingat buat aku juga nih yang masih banyak hafalan yang tertunda

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah kalau bisa saling mengingatkan. terimakasih udah berkunjung, mak :)

      Delete
  2. Wah banyak pelajaran yang bisa diambil dari tulisany,
    yang dulu sama yang sekarang emang beda,
    terlebih jika lingkungannya,
    Kalo tepat pasti beruntung, he
    Tapi dimanapun tempat itu, selama masih bisa membawa diri moga2 selalu di Ridhai Allah,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah kalau bisa diambil pelajaran dari tulisan sederhana di atas. Aamiiin...insya Allah :)

      Delete
  3. Menyentuh sekali tulisannya, Mbak... Memang kita biasa baru tersadar betapa berharganya lingkungan yang baik yang pernah kita tempati ketika kita sudah merasakan kehilangannya. Dulu saya juga mesantren. Dan selalu diingatkan sama ustaz bahwa kelak kalau sudah lulus bakal nyesel, bakal pengen balik lagi ke masa nyantri. Awalnya nggak ah, biasa aja. Eh, ternyata lama2 aku baru merasakan benarnya perkataan ustaz itu. Tentu setelah aku merasakan bagaimana ganas atau keringnya sebuah lingkungan buat kehidupan kita. Suka aneh, ketika berada di lingkungan yg baik aku malah suka lupa, berleha-leha. Begitu ketemu lingkungan yg kurang kondusif, baru aja nyadar betapa inginnya kembali ke lingkungan yg kondusif itu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar, Mbak.... Setuju atau tidak setuju, lingkungan memang berperan besar dalam membentuk sikap kita. Terimakasih sudah berkunjung :)

      Delete
  4. sangat menyentuh kak. mari sama-sama kita berusaha menghapal Al-Qur'an :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mari...
      Semoga Allah memudahkan. Aamiiin..
      Terimakasih sudah berkunjung :)

      Delete
  5. Selalu merasa kagum dengan perempuan2 penghafal Al-Qur'an. Semoga kekal cita2 menjadi hafidzoh tercapai ya, Mba Sof. :)

    ReplyDelete
  6. Betapa senangnya orang yang mempunya sahabat seperti Mbak Sofia—membuat postingan khusus untuk teman lama yg sedang ulang tahun. Semoga semakin rutin salat tahajud dan salat duha. Buat Mbak Rifa semoga cepat hafal Alquran 30 juz.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, terimakasih buat doanya, terimakasih juga buat kunjungannya :)

      Delete
  7. Aah rindunya dispesialkan seperti ini dalam tulisan. Semoga ada y menuliskan utk saya juga nanti, ehhehe... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiiin...
      terimakasih udah berkunjung :)))

      Delete
  8. Wahh, spesial bgt untuk kk Rifa. dy tau soff postingan ini?? klo aku yg digambarkan dlam cerita, alngkah senangnya. hehe :D
    Aku suka semua cerita sofy, apapun isinya. hebatt bgtt sofy :)

    ReplyDelete
  9. Seakan membaca cerita kehidupan sendiri, mirip :')

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...