Kalian tahu, dua sore
paling keren dalam hidupku adalah saat sore di hari pertama aku duduk memandang
jalan paling populer di Singapura, Orchad Road, kemudian pada sore kedua aku
duduk memandangi salah satu jalan populer di Malaysia. Itulah dua sore terkeren
sepanjang hidupku. Tidak ada yang kulakukan, benar-benar hanya duduk memandangi
lalu lalang kendaraan dan langkah cepat orang-orang luar.
Betapa kita terlihat begitu bosan! (At Singapore) |
Orchad Road view! (ramai tapi tetap tertib, lho!) |
Bagiku tidak ada yang terlalu istimewa saat itu, mungkin karena sangat lelah. Satu hal yang kucatat baik-baik adalah, mereka berjalan begitu cepat. Mungkin inilah salah satu perbedaan antara kita dan mereka. Ketika mereka berjalan seperti dikejar anjing gila, kita justru seperti pasukan kalah perang.
“Sof, lihat. Itu pasti
orang Indonesia!” Salah satu temanku berseru, menunjuk tepat pada seorang
laki-laki yang berjalan santai tanpa beban.
Still in Orchad Road! (belajar berjalan cepat) |
Di salah satu halte di Kuala Lumpur! |
Aku hanya tertawa. Ya,
saat kamu berada di negara orang, perbedaan kecepatan langkah itu sangat
ketara. Untuk mencari orang Indonesia, kamu tidak perlu bersusah-payah
memandangi wajah orang satu-persatu, cukup pusatkan perhatianmu pada langkah kaki
mereka, karena dengan cara ini kamu akan lebih mudah untuk mendapatkan orang Indonesia.
Haha...
Aku tidak bermaksud
merendahkan negeri sendiri. Karena biar bagaimana pun, Indonesia tetap juaranya.
Di Indonesia, kita bisa makan kenyang hanya dengan uang sepuluh ribu. Tapi di
luar sana, contohnya di Singapura, kamu hanya akan dapat segelas sirup dengan
uang 1 dolar.
Soal kecepatan langkah,
yuk ambil positifnya aja. Untuk aku sendiri jadi belajar berjalan cepat, dan
hasilnya? Memang cepat lelah, tapi lama-kelamaan kita akan terbiasa. Biarlah berlelah-lelah
dahulu daripada direndahkan di negeri orang. Ya, nggak?
Mestinya direkam pakai video, Mbak. Biar kelihatan jalannya seperti apa. Hehe
ReplyDeleteAda nih rekamannya, cuma.....tau sendirilah gimana lemotnya koneksi internet di sini. Hehe...
Deletecara cepat jalan itu sudah kubuktikan sendiri ketika saya bertemu dengan si Dia di Makassar setahun yang lalu. udah body-nya yang super tinggi, ditambah lagi dengan langkah jalan tercepat, bicara pas-pas-an nggak suka basa basi, saya hanya dibuatnya bengong, dan banyak belajar dari sikapnya yang disiplin, hemmm,, kok jadi curhat ya,, abiz kangen seeh sama Dia.. :) hehe
ReplyDeleteWah, ehm, ehm, ehm....lupakan Kak.. insya Allah nanti ada yang jalannya lebih cepat dan akhlaknya lebih baik dari dia ;)
Deleteaku termasuk pejalan cepat,maklum dulu bapakku kalua berjalan cepat
ReplyDeleteBagus kalau memang sudah terlatih sejak kecil Mbak. Lha saya? Harus ngos-ngosan dulu... hihi
DeleteWaktu SMA jalan saya cepat mbak, dulu ketularan temen deket di SMA, tapi lama-lama jalan saya gak cepat lagi, karena banyak org yg jalan sama saya suka komplen..katanya jalan sama saya cape, cepet bgt :p
ReplyDeleteWah, Mbak Arifah, saya jadi ngebayangin Bibik di kampung. Hihi
Deletejalan saya juga cepat loh
ReplyDelete*kalo naek sepatu roda :P
Nggak usah pamer. Orang buta juga tau kalau mu jalannya cuepet banget, sampe gak kelihatan.
Deletekalo yang tinggi langkahnya besar2 gak musti jalan cepat yah he3...nasibku jadi orang semampai :D
ReplyDelete