Assalamualaikum
wr. wb
Peuh!
Akhirnya film yang kutunggu-tunggu di akhir tahun 2013 ini selesai juga
kutonton. Sebenarnya aku dan teman-teman sekosan sudah merencanakan untuk
nonton tepat hari pertama film ini tayang di bioskop, yaitu pada 5 Desember 2013.
Tapi
karena jadwal kuliah yang super duper padat, aku dan teman-teman terpaksa
mengganti jadwal menjadi 7 Desember. Jadi setelah praktikum dan kuliah selesai
pada jam 12.00, kita langsung siap-siap meluncur ke Bogor Trade Mall dan tiba
di Cinema 21 pada jam 01.16. Wow, ada dua studio yang menayangkan film ini.
Hmm...kita memilih jam 14.25.
Sembilan
tiket di tangan. Karena jam tayangnya masih cukup lama, kita memutuskan untuk
berfoto-foto di luar Cinema 21 plus keliling-keliling mall (keliling doang).
Kenapa
sih kamu kok kayaknya menanti-nanti film ini banget?
Karena
aku suka novelnya. Sejak membaca novel karya Hanum Rais dan Rangga pada awal
2013 lalu, aku seketika jatuh cinta pada kisah yang mereka tuliskan. Kisah yang
anggun dan membuka wawasan.
Mereka
menyajikan dua hal yang selama ini mustahil didampingkan menjadi sesuatu yang
justru bisa berjalan berdampingan dengan begitu manis, yaitu Islam dan
Eropa.
Ditambah
dengan rasa sentimentil persahabatan dan bagaimana seharusnya seorang muslim
bersikap di tengah kaum mayoritas. Selain itu, wawasan baru dan rahasia Islam
yang diungkap di sana pun memberi kejutan-kejutan sehingga aku harus melongo di
beberapa bagian buku.
Menurutmu
filmnya bagaimana? Sesuai harapan?
Sebelum
aku menjawabnya, aku ingin menyampaikan kekagumanku tentang pembuatan film
dengan latar full Eropa ini, pasti mahal sekali.
Bayangkan
berapa biaya yang dikeluarkan untuk memboyong para pemain dan kru menjelajah
empat negara di Eropa plus akomodasi selama berminggu-minggu di sana. Belum
lagi membayar para pemain pembantu dan figuran yang melibatkan para penduduk
asli.
Oh
iya, salah satu scene menampilkan Rangga yang mengumandangkan azan di atas
Eiffel. Eiffel, cuy! Bukan tower kartu seluler. Dan dengar-dengar, demi adegan
yang hanya beberapa menit itu, producer harus menyewa Eiffel selama 2 jam untuk
dikosongkan. Berapa tuh duit yang harus dikeluarkan?
Menurutku
filmnya berhasil menyampaikan isi novel. Pemain-pemain yang dipilih pun tepat
banget. Hanya saja bagi yang sudah pernah membaca novelnya, serasa ada yang
kurang gitu, yah.
Mungkin
karena sudah bisa menebak alur cerita. Tapi tenang, ini nggak berlaku buat yang
belum baca novelnya, kayak salah satu temanku, dia berkali-kali bilang kalau
film ini membuatnya merinding dari awal hingga akhir, bahkan dialah yang paling
semangat ngajakin nonton part 2-nya tayang.
Apa
aja sih scenes yang kamu suka?
- Scene
ketika Hanum menggoreng ikan asin kemudian datang tetangga bulenya yang
marah-marah dan mengatakan bahwa masakannya bau kaos kaki.
- Scene
setelah Hanum memberi sepiring mi dengan ikan asin goreng kepada tetangga bule
yang dulunya menghina bau ikan asin. Tahu nggak apa yang ditanyakan bule itu
pada Hanum di kemudian hari? "Di mana saya bisa membeli ikan seperti yang
ada pada mi pemberianmu?"
- Scene
ketika Rangga, Stevan dan Khan bertemu di tangga kampus, kemudian Khan
menyindir bahwa tubuh Stevan bau Babi.
- Scene
ketika Stefan menahan lapar akibat menerima tantangan Rangga untuk ikut
berpuasa. Duh, mukanya Om Nino gokil banget, berhasil membuat seisi studio tertawa.
- Scene
ketika Marion menerangkan tentang lukisan Bunda Maria, huruf kufic, dan garis
imajiner di tengah kota Paris yang dibangun Napoleon Bonaparte.
- Scene
ketika Ayse memasangkan jilbab di kepala Marion.
- Scene
ketika Fatma Pasha berstatemen, “Bahwa kita teroris?”
- Scene
ketika Khan melaksanakan salat Jumat sedangkan Rangga memilih tetap mengikuti
ujian.
- Scene
ketika Hanum mengetahui bahwa Ayse menderita kanker. Very sad..
Bagaimana latarnya?
Jadi pengen banget ke Eropa. Menjejakkan kaki di negeri John Strauss, tempat
para musisi-musisi klasik yang melegenda menghabiskan waktu mereka. Aku ingin
melihat Wina dari atas Kahlenberg seperti Hanum melihatnya bersama Fatma dan
Aisye.
Aku ingin melihat lukisan Bunda Maria, ukiran-ukiran kufic di
piring-piring, yang ada di Louvre. Aku ingin melihat bangunan-bangunan terkenal
di Prancis yang dibangun dalam satu garis lurus menghadap ke Kakbah.
Tampaknya film ini berhasil membangkitkan
motivasi bagi setiap penontonnya untuk mencapai Eropa. Bangunan-bangunan klasik
yang berjajar anggun, pohon-pohon dengan daun cokelat dan oranye yang
berserakan, jalanan yang tertata apik, transportasi yang teratur, dan tentu
saja masyarakatnya yang memiliki budaya yang berbeda dengan kita. Sangat
memesona.
Bagaimana dengan para cameo dalam film ini?
Aha!
Setidaknya ada tiga cameo yang cukup mengejutkan bagi penonton yang sebelumnya
tidak update dengan proses pembuatan film ini. Mereka adalah Fatin Sidqia Lubis
sebagai dirinya sendiri yang ceritanya dia lagi syuting video clip di sebuah
bangunan bersejarah di Wina, dua lainnya ada Mbak Dian Pelangi dan Mbak Hanum
Rais, keduanya menjadi wanita Turki teman Fatma.
Aktingnya
Fatin cukup bagus dan seperti biasa, dia tampak menggemaskan. Mbak Dian
Pelangi? Aduh, kok malu-malu gimana gitu ya, Mbak? Tapi manis banget, lho. Mbak
Hanum? Wow! Bahasa Jerman-nya fasih banget ya, Mbak. Aktingnya? Gak kalah tuh
sama yang lain. Keren!
Apa
komentar mereka?
1. Bapak Presiden Indonesia (SBY)
“Ini sebuah seni yang luar biasa, bukan hanya ceritanya yang segar, film ini juga penuh pembelajaran dan juga diekpresikan oleh para artis kita dengan tampilan yang luar biasa serta digarap secara apik oleh sang sutradara,"
"Betapa banyak nilai yang ditampilkan dalam tayangan film ini seperti, perdamaian, persaudaraan, toleransi dan banyak falsafah serta nilai spritual,"
2. Bapak Jusuf Kalla
"Filmnya bagus dan wajib ditonton oleh masyarakat kita yang majemuk. Film ini membuka wawasan tentang Islam, toleransi dan perdamaian,"
3. Mr. Olof Skoog, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia
“…Film ini telah berhasil menceritakan warisan Islam di Eropa yang belum banyak kita ketahui. Film ini mengingatkan kita, sebagai orang Eropa, bahwa Islam tidak hanya merupakan cara hidup tetapi juga merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dari sejarah peradaban Eropa…”
“…Film ini juga mengingatkan kami bahwa semboyan Uni Eropa “Kesatuan dalam Keberagaman (Unity and Diversity)” dan semboyan Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika” jangan hanya sebatas pegangan hidup, namun yang lebih penting dari itu adalah untuk menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari…”
Finally...
Yeah!
Finally i can’t wait for part 2, perjalanan selanjutnya di Cordoba dan Turki.
Whaaa...Turki? Itu adalah negara impianku, terlebih Istanbul.
Ya,
Turki adalah salah satu tempat yang paling ingin kukunjungi setelah Makkah dan
Madinah. Meskipun sekarang belum ada kesempatan, setidaknya aku bisa
menyaksikan pesonanya melalui film 99 Cahaya part 2. Soooo...ayo kita tunggu
part 2-nya, ya...kayaknya bakalan lebih keren dan anggun.
NEWS UPDATE! FILM BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA (KELANJUTAN DARI FILM 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA) AKAN SEGERA HADIR DI BIOSKOP SELURUH INDONESIA MULAI TANGGAL 17 DESEMBER 2015. FILM INI MERUPAKAN FILM TERMAHAL YANG PERNAH DIPRODUKSI OLEH MAXIMA PICTURE.
Pertama kali lihat trailer Bulan Terbelah di Langit Amerika, aku sudah nangis duluan. Kalau sahabat Muslimah penasaran seperti apa trailernya, lihat video di bawah ya :) Baca juga tulisanku tentang Bulan Terbelah di Langit Amerika di sini dan sini.
jadi tambah pengeeen nonton...haduh #celingak-celinguk nyari yg bisa dititipin baby
ReplyDeleteDatang ke Bogor aja mak, baby-nya dititipin ke saya saja. abiz itu mak bisa nonton n jalan2 sepuasnya. hehhehehe
Deletefilm yg bagus ya. jd penasaran sekali dengan film 99 cahaya ini.
ReplyDeleteIya bagus. sayangnya gak selesai. masih aharus nunggu part 2 nya. ayo Mbak Susi segera nonton. :)
Deletejadi penasaran.....
ReplyDeleteWah, wah, berhasil nih bikin penasaran.... :))))
DeleteUdah nontooon! :D
ReplyDeleteGimana kesannya, Mak??????? makasih ya udah mampir :)))))
DeleteWah.. film 99 Cahaya Part-2 nya ga kalah keren.. meswki pemandangannya sedikit tetapi alur ceritanya bagus dan sangat mengharukan.. siap-siapin tisyu deh untuk kamu yang mudah terharu..:(("
ReplyDeleteYang pasti rasanya sama spt nonton film yg pertama.. pengen nonton lagi..hehe..
Terima kasih buat mba Hanum dan mas Rangga telah berbagi pengalaman yang baik bagi kita semua..
Semoga ada film serupa yang berbobot setelah ini..agar dapat menginspirasi semua penonton..amiinn..
Alhamdulillah tadi malam barusan nonton part 2 nyaa.... bener kereeeennnnnnnn sangattttt....jadi pengen nonton lagi dan lagiii...
DeleteApalagi bisa lihat wajah Fatma yg asli di foto akhir film..... Semoga film2 Indonesia bisa menginspirasi kayak begitu...
Aaamiiiinnn
Syukron udah berkunjung :)
Kalo mau nonton film gratis gan
ReplyDeletehttp://www.nontonfilm.tv/2014/07/99-cahaya-di-langit-eropa-part-2-2014.html
Sya suka sama posting kamu ini moga allah memberkahi di setiap apa yg kamu tuliskn .. cerita ini bnyak skali inspirasi yg ku dapat .. kamu juga bagus sudah mendetails kn cerita ini .. bagus sekali
ReplyDelete