sumber: klik di sini |
Sudah pada tahu dong
bagaimana hebohnya para Bollywood lovers di akhir 2013 lalu. Apalagi kalau bukan
rilisnya DHOOM 3. Kali ini Dhoom membawa
seorang aktor Bollywood favoritku, Aamir Khan.
Aku sendiri
sebenarnya pengen banget nonton ke bioskop langsung, tapi karena tidak ada
diputar di bioskop kota Bogor, terpaksa aku memendam keinginan ini. Ya, aku
bukan orang yang fanatik banget kalau urusan film—seperti sampai rela menempuh
jarak Bogor-Jakarta. Kalau tidak memberatkanku, ya aku datangi, dan kalau
memberatkanku, ya sudah, nunggu kasetnya saja—walau bajakan. Hehe
Nah, akhirnya aku
selesai juga menonton film yang kutunggu-tunggu ini. Bagaimana bisa, bukannya
masih gencar-gencarnya di bioskop? Memang! Tapi kayak nggak tahu aja, ssstt....
temenku lho yang beli kasetnya, aku cuma ikutan nonton—ngeles.
So,
setelah menonton, bagaimana menurutmu?
Brilian! Ini bukan
lagi film Bollywood, melainkan film Hollywood. Baik akting, budget, lokasi, jalan
cerita, semuanya oke. Penonton akan menemukan banyak sekali kejutan yang tidak
tertebak sebelumnya. Meskipun awalnya aku beranggapan bahwa film ini serius,
tapi nyatanya tidak, semua dikemas apik dan menyenangkan—kecuali satu hal, mengapa
harus ada Katrina Kaifnya? Hiks.
Apa
yang paling kamu suka?
Hmm...sebenarnya
banyak sekali. Cuma ada yang berada di urutan atas dalam hatiku, dan itu adalah
chemistry antara Sahir dan Samar. Oh, siapa mereka? Mau tahu? Mereka adalah
Aamir Khan, si Pencuri sekaligus pemain sirkus. Ya, Sahir dan Samar itu ceritanya
kembar, namun memiliki karakter yang berbeda. Aku kagum sama aktingnya Aamir
yang bisa membawa penonton menganggap bahwa Sahir dan Samar adalah dua orang
yang berbeda. Sahir yang ‘dark’ dan misterius, sementara Samar rada-rada idiot
dan jujur.
Tapi, meskipun
begitu, bukan berarti mereka bermusuhan, mereka sangat dekat. Sahir terkesan
begitu menyayangi Samar. Sahirlah yang mengikatkan tali sepatu Samar setiap
kali Samar akan bepergian di hari Minggu—Samar tidak bisa mengikat tali sepatu.
Puncak kekagumanku
berada di akhir film ini, yaitu ketika Samar memutuskan untuk tidak melepas
tangan Sahir. Ah, sebuah persaudaraan yang indah.
Bagaimana
dengan Jay dan Ali?
Menurutku Jay lebih
keren di Dhoom 3 ini, perkembangannya sangat pesat sekali jika dibandingkan
dirinya dalam Dhoom—sekuel pertama. Di Dhoom, ia masih culun, di Dhoom 2 sudah
rada-rada cool, dan di Dhoom 3 benar-benar cool. Ali? Tidak ada yang berubah
dari dirinya. Selalu terkagum-kagum melihat aksi cerdas si pencuri, dan selalu
tidak fokus pada tugasnya jika sudah melihat wanita.
Katanya
ada Katrina Kaif? Bagaimana dia?
Kalau nggak seksi, bukan Katrina! (sumber: klik di sini) |
Untung deh dia
aktingnya nggak banyak. Cuma muncul sekali-kali saja. Biarpun aku nggak terlalu
suka dengan cewek ini—karena selalu over sexy, aku tetap memuji penampilan dance-nya dalam Dhoom 3 ini. Pasti sulit
sekali melakukan adegan jungkir balik plus akrobat yang kayak begitu. But, she kissed Samar, and Samar is Aamir.
Menyebalkan, ya?
Bagaimana
dengan lagu-lagunya?
Ini ada dalam lagu Malang! Serem, ya! (sumber: klik di sini) |
Aha, bahkan sebelum
filmnya rilis pada 20 Desember kemaren, aku sudah terlebih dahulu memiliki
lagu-lagunya. Dhoom Machale Dhoom remix
version, Malang, Kamli, Tu Hi Junoon, dan Bande Hain Hum Uske. Kalau soal
yang paling asik, aku memberi bintang empat untung Malang dan bintang tiga untuk Dhoom
Machale Dhoom, sedangkan soal yang paling sedih aku memberi bintang empat
untuk Bande Hain Hum Uske. Masih
terbayang saat Sahir dan Samar berpegangan tangan dengan damainya—mereka mengeluarkan
air mata, dan lagu Bande Hain Hum Uske
inipun mendayu-dayu, lagu ini adalah kalimat—pesan lebih tepatnya—Ayah mereka
yang mereka hapal.
Adegan
kejar-kejarnya masih keren, nggak?
Sebenarnya nggak jauh berbeda dari Dhoom 2, tetap
kejar-kejaran pakai motor keren dan kejar-kejaran di kanal. Bedanya sih,
mungkin ada adegan-adegan yang mengejutkan saja. Nggak enak juga kalau aku
kasih tahu, ntar yang belum nonton malah nggak seru. Oh iya, tahu nggak merek motor
yang mereka gunakan? Sahir menggunakan BMW K 1300 R, sedangkan Jay dan Ali menggunakan BMW S 1000 RR. Itu semuanya
motor mahal, cuy...! Wajarlah kalau film garapan Aditya Copra ini mengahabiskan
dana 23 juta USD, selain karena pemain-pemainnya memang pemain mahal,
syutingnya di Chicago, ternyata motornya juga nggak kalah mahal. Eh, tapi tahu
nggak berapa duit yang mereka dapatkan setelah tayang selama 2 minggu? 487
milyar dan masuk ke dalam lingkaran film berpendapatan 250 crore! Wow!
Finally?
You should
watch it, guys!
Kesan sehabis menonton Dhoom 3, Aamir Khan dalam Dhoom 3, Motor dalam Dhoom 3, Hal mengejutkan dalam Dhoom 3.
No comments:
Post a Comment