Saturday, 4 January 2014

Review-Novel Pembunuhan Atas Roger Ackroyd--The Murder of Roger Ackroyd


Baru kemaren aku menuliskan tentang novel Agatha Cristie yang pertama kubaca, judulnya ‘Pembunuhan di Balik Kabut’. Sekarang aku sudah gregetan pengen cepet-cepet menulis kembali tentang novel [masih Agatha Cristie] yang baru saja selesai kubaca ‘Pembunuhan atas Roger Ackroyd’. 

Memang sih, kemaren aku bilang sedang membaca ‘Mayat Misterius’, tapi kubatalkan karena sebuah tulisan di blog fanatiknya Mom Agatha [Agatha Cristie Book Review] yang memberi peringkat bintang empat untuk ‘Pembunuhan atas Roger Ackroyd’. Langsung deh aku meluncur mencari ebook-nya dan segera menamatkan.

Jujur nih kukatakan kalau sekarang aku masih shock sama ending novel ‘Pembunuhan atas Roger Ackroyd’ ini. Walaupun sejak awal aku sudah siap sedia ‘pasti ini bakal berujung dengan hal-hal yang mengejutkan’. 

Tapi aku sama sekali tidak menemukan celah untuk mencurigai ‘dua orang’ yang menurutku apabila salah satu dari mereka pelaku sebenarnya, akan membuatku frustasi [sanking nggak nyangkanya]. 

Nah, karena tidak ada celah untuk menduga-duga itulah, aku membatalkan kecurigaanku pada ending yang kutakutkan tersebut. ‘Tidak mungkin dia, pasti yang lain, atau malah kejadiannya lebih mengejutkan lagi.

‘Pembunuhan atas Roger Ackroyd’ ini bercerita di sebuah desa bernama King’s Abbot. Di desa ini hanya terdapat dua rumah besar yaitu King’s Paddock [rumah yang diwariskan Alm Tuan Ferrars kepada isterinya—Nyonya Ferrars], dan Fernly Park [rumah Roger Ackroyd—berumur lima puluhan dan seorang industriawan yang sukses dalam bisnis pembuatan roda kereta]. 

 Setelah teman-teman mengetahui dua rumah besar di King’s Abbot, ada baiknya aku memperkenalkan para tokoh novel ini terlebih dahulu, mengingat betapa banyak tokoh yang harus diingat karena berperan hingga akhir.

  • Dokter James Sheppard—seorang dokter yang tinggal bersama kakaknya, paruh baya dan bisa memperbaiki peralatan elektronik, pokoknya kehidupannya wajar-wajar sajalah, layaknya seorang dokter di sebuah desa kecil.
  • Hercule Poirot—dia ini tetangga barunya Dokter Sheppard, bertubuh kecil, punya niat awal datang ke King’s Abbot buat menghabiskan masa pensiun, hobi menanam labu, dan ternyata kemudian diketahui bahwa dia ini dulunya berprofesi sebagai seorang detektif.
  • Roger Ackroyd—sudah sedikit dijelaskan di atas, dia ini dulunya pernah menikah dengan seorang wanita bernama Paton [seorang janda yang memiliki anak laki-laki], tapi beberapa tahun kemudian, Nyonya Paton meninggal karena kebanyakan minum alkohol.
  • Nyonya Ferrars—seorang janda yang memiliki hubungan khusus dengan Tuan Roger [tentu saja setelah istrinya meninggal]. Nah, Nyonya Ferrars ini awalnya menikah dengan Tuan Ferrars, tapi Tuan Ferrarsnya meninggal [diduga karena alkohol juga]. Tapi beberapa waktu kemudian Nyonya Ferrars mati bunuh diri.
  • Ralph Paton—anak tirinya Tuan Ackroyd
  • Nyonya Cecil Ackroyd—dia ini ipar Tuan Roger yang datang dari Kanada.
  • Flora atau yang dikenal sebagai Nona Ackroyd—keponakannya Tuan Ackroyd [anaknya Nyonya Cecil], dia ini ditunangin sama Ralph Paton.
  • Parker—ketua pelayan di Fernly Park
  • Raymond—sekretarisnya Tuan Ackroyd
  • Nona Russel—pembantu di Fernly Park [jabatannya: pengatur rumah tangga]
  • Hector Blunt—temannya Tuan Ackroyd yang kebetulan sedang menginap di Fernly Park
  • Ursula Bourne—pembantu di Fernly Park [tapi setelah perjalanan panjang diketahui bahwa dia ini istrinya Ralph—menikah diam-diam]
  • Caroline—kakaknya dokter Sheppard, punya hobi menggosip dan mengorek-ngorek informasi.

Itulah mereka para tokoh yang wajib dikenal saat teman-teman membaca novel ini, memang sulit sih mengingat nama-nama mereka yang disebut saja susah, but akan ingat dengan sendirinya seiring bertambahnya lembar yang teman-teman selesaikan. 

Ceritanya, pada malam itu [kalau nggak salah malam Jumat], Dokter Sheppard diundang oleh Tuan Ackroyd untuk makan malam di Fernly Park. So, pada jam setengah delapan kurang beberapa menit, si dokter ini pun datang memenuhi undangan tersebut. Ketika itu ia membawa sebuah tas hitam dan ketika ditanya sebabnya, ia mengatakan bahwa seorang dokter harus selalu siap sedia akan sebuah kelahiran [maksudnya, kalau tiba-tiba ada yang memanggil buat membantu persalinan, kapanpun dokter Sheppard ini harus siap—intinya tas itu berisi peralatan medis]. 

Sebelum acara makan malam dimulai, Parker meminta dokter Sheppard menunggu di ruang tamu. Nah, ketika si dokter baru saja membuka gagang pintu ruang tamu ia mendengar bunyi pintu yang ditutup dari dalam ruang tamu. Saat dibuka, ia hampir bertabrakan dengan Nona Russel. Di ruang tamu itu juga terdapat meja perak yang berisi barang-barang antik, jadi si dokter menunggu makan malam dimulai sambil melihat benda-benda di dalam meja perak bersama Nona Flora.

Okay, cerita berlanjut, setelah selesai makan malam, Tuan Ackroyd meminta Dokter Sheppard masuk ke ruang pribadinya. Ia meminta agar si dokter mengunci pintu dan memastikan bahwa jendela telah terkunci rapat. Di ruangan itu, Tuan Ackroyd menceritakan perihal sebab kegelisahan dalam beberapa waktu terakhir [tepatnya setelah kematian Nyonya Ferrars]. 

Ia mengatakan bahwa sebelum mati bunuh diri, Nyonya Ferrars sempat menemuinya dan mengakui bahwa kematian Tuan Ferrars bukan disebabkan oleh alkohol, melainkan karena Nyonya Ferrars sendiri yang telah meracuninya. Kalau melihat hal ini, kita tentu berangapan bahwa kematian Tuan Ferrars tentu bukan hal yang melatar belakangi bunuh dirinya Nyonya Ferrars, kan? So, apa dong? 

Masalahnya ada satu orang yang mengetahui tentang kejahatan Nyonya Ferrars ini menjadikan hal ini sebagai senjata untuk memeras Nyonya Ferrars. Jadinya si Nyonya Ferrars ini frustasi dan bunuh diri. Nah, sebelum bunuh diri, Nyonya Ferrars sempat menuliskan surat untuk Tuan Ackroyd yang berisi nama orang yang selama ini telah memerasnya. Tuan Ackroyd membaca surat itu di hadapan Dokter Sheppard, hanya saja ia tidak mau membaca nama seseorang yang telah memeras Nyonya Ferrars tersebut. 

Selanjutnya, pada jam 9.40 Dokter Sheppard meninggalkan ruangan itu. 

Aku memegang pegangan pintu dengan bimbang. Aku menoleh ke belakang dan bertanya-tanya apakah ada sesuatu yang lupa kulakukan. Aku tak tahu apa lagi yang belum kulakukan. Sambil menggelengkan kepala aku keluar dan menutup pintu di belakangku.

Setelah Dokter Sheppard tiba di rumahnya beberapa saat, ia menerima panggilan telepon yang mengaku sebagai Paker dan memberi tahu bahwa Tuan Ackroyd telah meninggal. Dokter Sheppard segera melajukan mobilnya, kembali ke Fernly Park. Bersama Parker ia mendobrak pintu kamar Tuan Sheppard dan menemukan sebuah belati telah tertancap di lehernya.

Huaaa...panjang sekali jika aku harus menceritakan kronologinya. Sedikit gambaran awal tragedi pembunuhan itu seperti yang kuceritakan di atas. Novel ini bersudut pandang orang pertama, yaitu Dokter Sheppard berperan sebagai aku. Dialah yang bercerita dalam novel ini. Dan hingga akhirnya ia menyelesaikan tulisannya sebagai draf laporan untuk Poirot. 

Novel ini menceritakan penelusuran oleh Dokter Sheppard bersama sang detektif Tuan Poirot terhadap kasus pembunuhan misterius Tuan Ackroyd yang terjadi dalam rentang waktu 09.45-10.00 [setidaknya begitulah yang kita sangka]. Bahasanya mengalir dan seperti novel misteri lainnya—terkesan dibawa kemana-mana dan memang begitu seharusnya karena pembaca dituntut untuk berpikir.

Satu hal yang membuatku keki setengah pingsan adalah ending yang mengejutkan dan brilian. Aku mengakui, Mom Agatha sangat jenius dalam menulis kisah ini. Sebenarnya aku sangat ingin menceritakan endingnya di sini kepada teman-teman semua, tapi aku rasa sayang. Biarlah teman-teman membacanya sendiri dan merasakan hal yang sama seperti yang kurasakan ketika sampai di akhir cerita. 

Jadi tidak seru kalau kubocorin sekarang. Yang pasti kalau pembaca jeli, ada banyak hal yang patut dicurigai terhadap ‘seseorang’ yang paling dekat dengan pembaca sejak awal. Memang ada rasa kehilangan di akhir cerita, bahkan aku sempat menangis juga—setidaknya ada dua hal yang mengharukan pada novel ini, yaitu kisah cinta Nona Ursula-Ralph, dan yang kedua tentunya ending dari novel ini sendiri.

Saranku, jika teman-teman adalah tipe seorang pembaca yang tidak mau dikalahkan oleh jalan cerita novel misteri, sebaiknya bacalah novel ini dengan sangat sangat sangat teliti. Bahkan selisih 5 menit yang tertulis di sana bisa menjadi referensi teman-teman buat menjatuhkan keputusan terhadap seseorang. Teliti juga setiap narasi yang tertulis—salah satunya mungkin tentang dictaphone yang beberapa waktu lalu sempat ditawarkan pada Tuan Ackroyd oleh sebuah perusahaan.

Novel ini memang brilian, sekali lagi aku mengakuinya. Bukan hanya trik-triknya, melainkan lebih kepada pengolahan dan penyajian cerita oleh Mom Agatha. Ia bisa membuat novel dengan kasus yang diceritakan dalam sudut pandang yang ‘aneh’. Wajar saja kalau banyak kalangan yang mengatakan bahwa novel ini merupakan salah satu novel terbesar Mom Agatha. Dan aku sendiri harus berterima kasih pada blog ini Agatha Cristie Book Review, yang telah merekomendasikan dengan bintang empatnya.

Buat teman-teman yang belum membaca, jangan sampai ketinggalan, ya. Ini novel klasik, lho. Terbit pertama kali saja pada tahun 1926—hayoo, udah lahir belum?, dijamin deh nggak bakal kecewa. Bisa di-download gratis kok ebook-nya, jadi nggak ada alasan dong buat ketinggalan. Selamat membaca dan selamat menemukan kejutan!


1 comment:

  1. Hai zhanzabila....aku udah baca novel inI dan sebenarnya bikin aku gak bisa tidur karna endingnya yg menurut aku agak gantung.
    Menurut kamu apakah poirot akan memberitahukan ke masyarakat (paling tidak keluarga yg bersangkutan dgn mr. Acroyd ) siapa pembunuh yg sebenarnya (yg kita sama2 sudah tau siapa pembunuhnya dan tidak disangka oleh banyak org) atau tidak ada publikasi siapa pembunuhnya.

    Karena di akhir cerita sepertinya poirot lebih menyarankan bahwa terdakwa untuk bunuh diri saja dari pada harus ditangkap dan disidang nantinya.
    Jadi bagaimana menurut kamu?

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...