Dikaki bukit-bukit dan gunung batu, di lembah Mina yang penuh berkah, aku menangis tersedu, terguncang-guncang pundakku. Berkali-kali kupanggil namamu, Ya Rasulullah. Kami rindu padamu. sangat-sangat rindu...
Ketika setiap hari kaum muslimin teraniaya, aku teringat padamu. Jika engkau disisi kami, engkau pasti akan melindungi kami.
Mengobati luk dan besarkan hati kamidengan janji Allah yang Maha Tinggi. Kini kami sendiri. luka kami semakin perih dan nganganya tak tertutupi lagi. tak ada yang melindungi dan mengobati perihnya, tak juga para pemimpin kami yang tampak gagah perkasa.
Kami rindu padamu, Ya Rasulullah. Hampir tak tertahan lagi perih ini. Di kaki-kaki bukit dan gunung batu, di lembah Mina yang penuh berkah. Tak putus-putus air mataku. Menangis pilu penuh rindu padamu, ya Rasulullah.
Di irak, sudah lebih dari enam tahun kaum muslimin menderita, tak hanya dibunuh dan terluka, tapi kaum muslimah juga dilecehkan dan ternoda. jika Engkau di sini, engkau pasti mengirim perlindungan, menuntut balas dan menegakkan keadilan, seperti yang pernah engkau lakukan pada muslimah yang dilecehkan pemuda yahudi jahannam.
Jika engkau ada di sini, engkau pasti menjaga kami. Membuat kami kuat dan mempertahankan diri. Mengusir rasa takut dari relung hati dengan mengabarkan berita langit dari yang Maha Tinggi.
Di kaki bukit-bukit dan gunung batu, di lembah Mina yang penuh berkah, aku mengadukan segala lukaku. berkali-kali kupanggil namamu, ya Rasulullah. Kami rindu padamu. sangat-sangat rindu...
Di Pakistan, setiap hari ledakan terjadi. Membunuh dan menewaskan saudara-saudara sendiri. Kini, kami tak hanya bermusuhan dengan musuh-musuh agama ini . Tapi juga saling bermusuhan diantara saudara-saudara sendiri.
Jika engkau di sisi, pasti engkau akan mendamaikan kami. Membuat kami saling berpelukan dan menyadari diri. Meluruskan dan merapatkan barisan serta shaf kami yang tak terurus lagi. Engkau pasti akan membuat kami bersaudara lagi. Bahkan melebihi darah kami.
Kami rindu padamu, ya Rasulullah. kini tak ada tempat lagi untuk mengadukan perpecahan di antara kami.
Dikaki-kaki bukit dan gunung batu, di lembah Mina yang penuh berkah, aku terisak-isak tanpa tahu bagaimana caranya berhenti. Berkali-kali kupangil namamu. sangat-sangat rindu...
Ya Rasulullah, salam dan shalawat kami ucapkan, semoga Allah senantiasa memberi kemuliaan. Dan kami yakin, Allah akan menyampaikan kerinduan kami padamu yang pasti mengerti tentang segala yang kami adukan. Salam kami untukmu, wahai nabi akhir zaman. Allahuma shali ala muhammad.
Dikutip dari majalah Sabili, oleh Ust. Herry Nurdi
apakah masih ada tulisan ust herry nurdi yang lain?
ReplyDeletesaya suka tulisan beliau di kolom sabili