Berkali-kali
aku menyodorkan buku-buku yang kumiliki kepada teman-temanku, berharap mereka
mau membacanya. Namun, mereka hanya menyengir lalu meletakkan kembali buku yang
kuberikan. Bahkan ada seorang temanku yang mengatakan “Nanti kalau udah selesai
baca, jadi’in bungkus gorengan aja ya buku-bukunya....”. Hal ini membuatku
berpikir, merenung. “Mengapa mereka bisa tidak tertarik untuk membaca? “.
Pertanyaan ini selalu singgah dalam kebingunganku, membuatku tak habis pikir.
Seandainya
mereka merasakan betapa indahnya dunia ini saat kita membaca, seandainya mereka
bisa merasakan apa yang aku rasakan saat sudah bertemu dengan bacaan kesukaanku.
Karena membaca aku bisa melihat deretan pohon bereozka yang tertutup salju,
karena membaca aku merasakan musim dingin yang membeku di Moskow, karena
membaca aku melihat indahnya ukiran yang ada di Mezquita dan semakin mengagumi
agamaku, tak jarang aku menangis saat membaca kisah-kisah kelam tentang
pembantaian terhadap muslim seperti di Beirut atau Sabra dan Satila, aku juga
bisa melihat dengan mata kepalaku sendunya bukit Kahlenberg dengan sungai
Danube mengalir di bawah sana, aku juga bisa mengikuti perjalanan Santiago
hingga ia menemukan harta karunnya di Piramida, aku turut merasakan dengan
jemariku ukiran-ukiran di Hagia Sophia dan seperti menyaksikan betapa indahnya
saat ia menjadi Masjid, Aku mengetahui bahwa ada lafadz tauhid di ujung
kerudung lukisan Bunda Maria yang ada di museum Louvre, aku melihat ukiran
pembukaan Al-Fatihah yang tertulis penuh wibawa di gerbang katedral Palermo,
aku merasakan damainya hidup dengan penuh ketenangan di desa-desa seperti
Ipsach dan Neerach, aku bisa memahami bahwa dunia ini tak hanya Riau, tak hanya
Bogor, tak hanya Indonesia hingga aku berani bermimpi untuk menjajaki belahan
dunia-Nya yang lain, yang lebih luas lalu menemukan cahaya-cahaya Islam yang
bertebaran di sana, dengan membaca aku bisa merasakan betapa besar dan
terpukulnya hati seorang ayah yang menyaksikan sang anak tercinta ditembak di
depan matanya, dengan membaca aku sedikit sebanyaknya mengerti tentang
keterpurukan ekonomi yang menghantam dunia, aku juga seperti ada di sana saat
Muhammad Al-Fatih dengan jeniusnya berhasil menaklukkan Konstatinopel, kota
terindah di dunia saat itu, aku juga melihat saat Thariq bin Ziyad memasuki
selat Gibraltar.
Duhai kawan, betapa indahnya duniamu ketika kamu bisa menyaksikan hal-hal
tersebut.
Sebenarnya
aku tidak nyaman berada di keramaian, aku juga tidak menyukai perjalanan dengan
banyak teman. Aku lebih senang bepergian sendiri, karena dengan begitu aku
memiliki banyak waktu untuk mengamati bagian dunia yang kujajaki pada setiap
langkahku, aku lebih bisa memaknai sebuah perjalanan dengan caraku itu. Entahlah,
semenjak aku mencintai kegiatan membaca, aku lebih senang menghibur diri
sendiri ketimbang menceritakan masalahku pada orang lain. Kamu juga akan
merasakan betapa dunia ini begitu indah jika kamu cinta membaca. Semuanya
berjalan dengan hikmah yang mengiringinya dan kadang bersembunyi di
belakangnya.
Duhai
kawan, satu hal yang paling berharga kudapat dari kegemaran membaca, aku berani
bermimpi. Aku berani membayangkan diriku akan memijakkan kaki ini di
tempat-tempat yang pernah kubaca. Dengan begitu, semangat untuk meraih
cita-citamu itu akan terealisasi dengan sebuah tindakan, kamu bersemangat untuk
melakukan hal-hal yang membawamu pada cita-ita itu.
“Bacalah....”
Bukan begitu perintah Allah pada surah pertama yang ia wahyukan? Itu
menunjukkan bahwa dengan membaca manusia akan mengetahui banyak hal bahkan
dengan membaca manusia akan mengenal-Nya.
Duhai
kawan, membaca bukan hanya mengeja kata, melainkan ada penghayatan yang dalam,
memaknai dengan pikiran dan perasaan. Membaca layaknya sebuah perjalanan, banyak
yang bisa kamu temukan namun tak akan bermakna jika tidak dimaknai dengan
internalisasi yang dalam, menyelami setiap diksi dan retorika yang ada di
dalamnya. Lagi-lagi membaca adalah penghayatan. Bacalah.... Lalu temukan
keajaiban.
cuma tulisan sofy yang enak dibaca...
ReplyDeletegak sakit kepala...
ukuran tulisan nya yang enak dipandang, gak buat sakit mata..
tata letak artikel juga rapi.. enak mandangin nya..
mungkin ini yang belum Aku miliki...
aku gak punya mimpi banyak sih spt sofy,, cuma kadang setelah baca** tulisan sofy
aku jadi jatuh cinta membaca.. rasanya sprt kita menyusuri pantai, gunung**, taman,
dan tempat lainnya..
sungguh banyak keajaiban,,,
semuanya jg kembali pada penulis...
menurutku--Sofy adalah Penulis yang mampu berdialog langsg dgn pembaca
dengan berbagai makna tulisan yg kreatif, indah, dan lain** aku yg gak tau bilang nya apa..
heheehe... jgn dibilang aku terlalu berlebihan yaa soff..
tp emng itu yg aku rasakan..
cuma tulisan sofy yang enak dibaca...
ReplyDeletegak sakit kepala...
ukuran tulisan nya yang enak dipandang, gak buat sakit mata..
tata letak artikel juga rapi.. enak mandangin nya..
mungkin ini yang belum Aku miliki...
aku gak punya mimpi banyak sih spt sofy,, cuma kadang setelah baca** tulisan sofy
aku jadi jatuh cinta membaca.. rasanya sprt kita menyusuri pantai, gunung**, taman,
dan tempat lainnya..
sungguh banyak keajaiban,,,
semuanya jg kembali pada penulis...
menurutku--Sofy adalah Penulis yang mampu berdialog langsg dgn pembaca
dengan berbagai makna tulisan yg kreatif, indah, dan lain** aku yg gak tau bilang nya apa..
heheehe... jgn dibilang aku terlalu berlebihan yaa soff..
tp emng itu yg aku rasakan..