Tuesday 2 July 2013

Sebuah Rasa: Bayi siter!

"Mbak, kok Ilham dikasih telur mata sapi, Chici enggak?!" Seorang anak bertanya dengan memasang wajah cemburu. Duh, bukannya Chici baru selesai makan ya?
"Mbak, pedes.... Ambilin air!" Teriak yang satu lagi.
"Mbak, bonekaku diambil Mas Dayat"
"Mbak.... Mau dengar lagu dari HP-nya, Mbak!"
"Mbak, Mbek, Mbak, Mbek"

Huu....makhluk-makhluk unyu milik tetangga ini membuatku frustasi. Semua berteriak Mbak-mbek minta diperhatikan.Cukuplah aku punya adik satu saja. Syukur Alhamdulillah pula aku memiliki adik yang gampang diatur, tidak suka melawan, meskipun paling pemilih makanan. Bayangkan, sejak ia bisa memakan nasi hingga sekarang, kelas VI SD, hanya mau makan jika lauknya telur mata sapi plus kecap manis.

Nah, kembali pada kesibukan mengurus para balita rewel yang pengen kujitak. Karena, ayahnya bekerja di kebun Bapak, jadilah aku di bai'at menjadi bayi siter. Repot? So pasti. Apalagi aku itu fobia sama anak kecil yang manja dan pencemburu. Aku gak terlalu klop dengan anak yang maunya menjadi nomor satu di perhatikan. Rasanya ingin kumasukkan ke dalam kaleng biskuit lalu kalengnya kuhanyutkan ke sungai, anak-anak tipe seperti itu (duh, sadis).

Sebaliknya, aku paling suka dengan anak-anak penurut dan tidak begitu cerewet. Apalagi kalau anaknya lucu. Disuruh memetik bintang pun aku mau (serius?).

Sebenarnya apa sih inti dari kalimat-kalimatku? Jadi bingung. Intinya jangan punya anak. Nah kok? Maksudku, jangan punya anak yang rewel plus pencemburu. Gimana caranya? Mesen dulu ke pabriknya. Hehe
Pasti ada caranya, guys. Anak itu bisa dididik sejak ia masih berbentuk janin, dengan perilaku Ayah-Ibunya, sering dibacakan ayat-ayat Al-Quran, rajin beribadah, menjaga apa yang dimakan (halal lagi baik), selanjutnya tergantung bagaimana orangtua mendidiknya. Anak  akan menjadi anugrah atau musibah itu berawal dari orangtua, menjadi anak hebat atau bejat juga berawal dari orangtua, menjadi anak impian atau kutukan juga berawal dari orangtua.

Intinya begitulah, guys. Aku juga gak begitu ahli soal parenting. Cuma baca-baca dari buku-buku aja. Tulisan ini terinspirasi dari kenakalan anak-anak yang kujaga. Kadang sebal juga mendapati anak-anak orang yang menyusahkan, padahal adikku sendiri tidak pernah menyusahkanku.

It is my holiday, i keep the babbies all day long. Udah ngalahin mak-mak rempong aja. Haha. But, enjoy it.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...