Wednesday 23 October 2013

Kelas Bahasa Turki yang Mogok

My Turkish Vocabs



Aku bingung mau memberi mood :'( atau begini :-D untuk nasib kelas bahasa Turkiku. Ya, sudah lima kali pertemuan tutor bahasaku yang kubilang keren itu tidak masuk. Alasannya kuliah di Bandung yang tidak bisa ditinggal, hingga urusannya ke Malaysia.

Yang pertama, aku cukup sedih, karena ternyata buku panduan jilid satu yang bentuknya mirip buku bahasa Indonesia anak kelas 1 SD saja belum sampai setengah dikuasai. Pengen sih belajar sendiri, tapi masalahnya tuh buku full in Turkish yang aku nggak tahu artinya. Belum lagi tweets para mahasiswa/i kita yang kuliah di Turki, bikin aku keki setengah mati. Hah, aku baru sadar, Turki udah mewarnai hampir setiap sudut hatiku. Ciah...

Yang kedua, aku wajib bahagia plus jingkrak-jingkrak, karena nggak ketemu sama si Bapak Tutor yang udah pernah bikin mukaku merah kayak ketabrak pintu kulkas. Ceritanya, sebulan yang lalu, kita sekelas dapet tugas menyusun kalimat dengan simdiki zaman (present continous tense) dengan 12 kata kerja yang ada di buku. Satu kata kerja harus membentuk 12 kalimat, 6 kalimat olumlu (positif) dengan masing-masing kalimat berbeda subjek, dan 6 kalimat lagi yang olumsuz (negatif) dengan setiap kalimatnya juga beda subjek. Jadi total ada 12x12= 144 kalimat. Gila nggak tuh?

Oke, karena aku nggak terlalu mendengarkan, jadilah aku hanya membuat 12 kalimat, dengan satu kata kerja satu kalimat, menggunakan subjek yang secara acak kupilih. Bentuk tugas teman-teman sekelas yang sekontrakan denganku pun sama sepertiku. Rajinnya, aku menulis di kertas tugas seluruh jawaban soal-soal yang seharusnya diisi di buku panduan saja. Tiga lembar kertas binder kecil, penuh! Hebat! Pasti dapat seratus! Pikirku. Dan malangnya, malam harinya aku sempat mengirim pesan ke tuh Bapak, menanyakan perubahan sebuah kata kerja yang memang menurut pengakuannya, dia lupa memberi tahu di pertemuan sebelumnya. Yess, dapat nih satu poin. Pekikku dalam hati.

My Turkish book
Tapi tahukah? Keesokan harinya ketika tugas baru saja dikumpulkan, Bapak itu memanggil namaku, mengatakan kalau tugas yang kubuat masih kurang. Dia pun menjelaskan apa-apa yang harus kubuat dengan detail dan memintaku mengulang. What?!!! Kenapa cuma aku? Kenapa nama teman-teman sekontrakan yang bentuk tugasnya tak berbeda dengan yang kubuat, tidak dipanggil?

"Ngerjainnya nggak usah buru-buru." katanya yang mungkin menganggapku mengerjakan tugas itu di kelas sebelum dia masuk.

Huhuhu...rasanya ketika itu juga aku mau meletakkan wajahku ke tempat yang paling gelap di dunia ini. MALU! Bahkan sampai sekarang rasa malunya masih berasa.

Gimana ya caranya membuang rasa malu? Kok rasanya aku nggak punya nyali lagi buat masuk kelas Turki?

Oke, oke, jangan pusing. Take easy aja lah. Pasang wajah tanpa dosa dan anggap tidak pernah terjadi apa-apa. Maka semua selesai. Iya, nggak? Barangkali ini pelajaran, supaya lain waktu kalau dosen menjelaskan atau memberi tahu sesuatu, harus pasang telinga baik-baik. Ya, semacam menghibur diri sendiri.

Baiklah, bagaimanakah kelanjutan kelas bahasa Turkiku? Wallahu'alam deh. Doakan aja yah aku bisa segera berbahasa, entah bagaimanapun caranya. Hehe

Thank you for reading :) Ting!

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...