Sunday 4 December 2016

Untuk Bapak...




Bapak, di tulisanku kali ini, aku sengaja menulis khusus tentangmu, untukmu...

Bapak, tahukah, bahwa di dunia yang luas ini, di antara sekian banyak lelaki, hanya engkau lah yang paling kukasihi. Dan aku percaya, engkau pun begitu mengasihiku.

Bapak, aku belum pernah menjumpai seseorang yang begitu tulus menjalankan perintah Allah, melebihi engkau.

Sejak aku kecil, aku tak pernah melihatmu meninggalkan shalat.

Kau selalu shalat tepat waktu, dan beberapa tahun terakhir, kau tidak pernah absen untuk berjamaah di Masjid.

Bapak, belum pernah aku berjumpa seorang lelaki pun yang begitu menghargai waktu shalat, melebihi engkau.

Kau juga selalu bangun lebih awal dari waktu Subuh untuk bertahajud. Setiap hari. Tak peduli betapa letihnya kau telah bekerja sehari sebelumnya.

Terkadang, aku sempat bertanya-tanya, bagaimana engkau bisa beribadah tanpa sedikit pun ada rasa bosan? Bagaimana engkau bisa begitu istiqomah?

Bapak, tiap kali aku kehilangan kekuatan, aku akan meneleponmu.

Lalu seperti biasa, dari seberang sana, kau selalu memberiku nasehat yang tak pernah kudapatkan dari siapa pun.

Kau memang tak mengantarku, baik ketika dulu aku berangkat ke Pesantren, maupun saat aku pertama kali berkuliah di Jawa. Kau juga tak pernah menjengukku selama di Pesantren dulu.

Namun aku tak perlu itu semua untuk bisa melihat ketulusanmu. Aku bisa tahu betapa kau begitu mencintaiku dunia dan akhirat melalui suaramu, melalui nasehatmu, melalui matamu tiap kali memandangku datang di dermaga pulau kita.
Kau selalu memelukku tiap kali aku akan pergi. Kau mengusap kepalaku. Lalu kau akan berkata lirih, “Semoga Allah mewujudkan semua mimpimu...”

Bapak, satu hal yang paling kusyukuri di dunia ini adalah menjadi putrimu. Putrimu satu-satunya. 

Aku tidak malu karena engkau seorang petani. Aku tidak malu karena rumah kita yang sederhana. Aku tidak malu karena engkau yang juga begitu sederhana. Aku sangat malu ketika mengetahui kenyataan, hingga detik ini, aku belum mampu membahagiakanmu.

Bapak, tahukah apa impian tertinggiku? Apa impian yang selalu membuatku tersenyum di tengah keputus asaan?

Adalah saat aku membayangkan kita sekeluarga bisa ke Tanah Suci bersama.
Itulah impian tertinggiku.

Bapak, doakanlah aku...

Doakanlah aku agar nanti bisa memiliki pekerjaan yang tidak menuntutku untuk masuk berdasarkan aturan waktu tertentu, agar aku bisa pulang kapan pun aku mau. Agar aku bisa berada di antara engkau dan Ibu, selama kapanpun yang kuinginkan. Doakan suamiku nanti adalah lelaki yang juga memuliakanmu, menghormatimu, serta selalu menemaniku kapan pun aku ingin pulang ke kampung halaman. Doakan suamiku nanti adalah lelaki yang baik agamanya, ibadahnya, akhlaknya, tutur bahasanya, sepertimu atau lebih baik darimu. Doakan suamiku nanti adalah lelaki yang juga lebih banyak mengingat kehidupan akhirat, sepertimu...

Bapak, jika kelak kita telah tiba di hari pembalasan, bolehkah aku meminta satu hal?

Andai Tuhan mencampakkanku ke neraka, andai suamiku tak sanggup menjemputku, sudikah engkau menjemputku? 

Aku selalu berdoa pada Tuhan, agar kelak aku bisa dipersatukan lagi bersamamu dan Ibu. Tapi entahlah, ibadahku banyak cacatnya. Aku tak se-istiqomah Bapak. Di suatu waktu imanku bisa naik hingga langit ke tujuh, tapi kemudian ia bisa terjun hingga ke dasar bumi yang paling gelap. 

Bapak, ampuni aku karena dosaku yang banyak. Ampuni aku karena hingga detik ini aku belum bisa menjaga dengan sempurna hijabku. Ampuni aku jika dosa-dosaku itu membuat Allah tidak ridho kepadamu.

Bapak, aku memohon doamu. Aku memohon doamu untuk imanku... Aku memohon doamu untuk agamaku, ibadahku, dan akhlakku. Aku memohon doamu untuk sebuah hati yang selalu berbahagia.

Bapak, semoga Allah merahmatimu dengan umur yang panjang, dengan kesehatan, dengan iman yang teguh. Semoga Allah memberiku kesempatan dan kemampuan untuk membahagiakanmu dan Ibu. Semoga semua yang telah engkau ajarkan padaku, pada anak-anak desa kita dari generasi ke generasi, akan dihitung sebagai amal jariyah bagimu. Semoga Allah membangunkan sebuah istana yang indah di surga-Nya untukmu...


5 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...