Hi guys! Saya kembali dengan review
lagi nih, semoga gak bosan ya.
Buku dengan cover biru donker pekat
plus gambar kartun monyet-monyet berpakaian ala pejabat itu kubeli awal April
lalu. Aku menemukanya di etalase Gramedia Botani Square setelah seorang pegawai
Gramedia memberitahuku. Sebelumnya, aku harus mendengarkan ia bercerita tentang
sebuah buku berjudul “Ayah” yang katanya membuatnya menangis. Aku mengapresiasi
keramahan pegawai itu.
Hmm….butuh waktu satu hari untuk
menamatkan sekuel Negeri Para Bedebah ini. Ya guys, novel ini adalah lanjutan
dari novel Negeri Para Bedebah. Tokoh utamanya juga masih Thomas yang memesona
itu.
Soal penulis, sebaiknya gak perlu
dibahas lagi ya. Siapa sih yang gak kenal sama Om Tere Liye. Semua pasti kenal.
Jadi kita lewatin aja. Okay?
Novel NUT (Negeri di Ujung Tanduk)
ini juga bergenre action yang oke banget. Jika di Negeri Para Bedebah, masalah
yang dihadapi Thom adalah persoalan ekonomi, di novel kedua ini masalahnya
beralih ke dunia politik. Ya, Thom membuka bidang penasihat ekonomi di
perusahaannya. Tentu saja kliennya orang besar, tak tanggung-tanggung, seorang
kandidat calon presiden. Semua sudah beres, pendukung banyak dan Thom yakin
jika kliennya pasti akan maju ke pemilihan presiden. Namun, masalahnya kliennya
tersebut adalah orang jujur yang berkomitmen menegakkan keadilan hukum di
Indonesia. Tentu saja ia akan menjadi mimpi buruk bagi para pejabat-pejabat,
pengusaha-pengusaha dan petinggi-petinggi ber-otak musang. Ya, banyak ‘orang
atas’ yang merasa dirugikan jika si klien menang pemilihan. Have u found the
point, guys? Ya, ini masalahnya.
Di novel sebelumnya, Thom mengikuti
pertarungan tinju di club Jakarta, ia mengalahkan Rudi (sang petarung sejati).
Tidak jauh berbeda deng NUT, Thom juga mengalahkan petinju paling disegani,
Lee. Bedanya pertarungan tidak dilakukan di Jakarta melainkan di Makau.
Alur cerita dan penokohan tidak
terlalu berbeda dengan NPB (Negeri Para Bedebah). Thom juga ditemani seorang
wartawan wanita (di NPB, wartawan itu adalah Julia) yang bernama Maryam, Thom
juga sempat di penjara, dan pertarungan berakhir di kapal. Sebenarnya aktor
antagonisnya masih Tuan Shinpei. Dialah otak dari semua kerusuhan yang terjadi.
Apa sih yang
oke banget dari NUT?
Jawabannya adalah karakter si Thom.
Ya, karakter Thom sangat memesona bagiku. Ia dingin dan pintar, namun
sebenarnya ia hanyalah sosok yang tertutup masa lalu yang kelam. Sejatinya, ia
adalah laki-laki yang penuh kasih sayang, ini bisa dilihat dari cara ia
memperlakukan sang Kakek.
Kekurangannya?
Alur cerita yang bisa ditebak.
Terutama bagi yang sudah membaca NPB. Seharusnya cerita genre action memiliki
alur yang membuat pembaca ber-ha, karena ternyata cerita tidak sesuai dengan
apa yang ditebak pembaca, sebagai contoh adalah film yang diperankan Jolie
berjudul WANTED. Dalam film itu, menceritakan tentang pembunuhan yang sudah
ditentukan di sebuah surat. Saya sendiri sampai menangis karena ternyata yang
dianggap penjahat no.1 adalah sang Ayah yang selama ini mengawasi dan
melindungi.
Biar begitu secara keseluruhan novel
ini tetap oke, semoga di filmkan nantinya.
Oke guys! May be cukup sekian dulu.
Biar gak penasaran yang berakibat kejang-kejang, langsung aja beli bukunya.
Bisa juga menyewa ke saya dengan tarif Rp.1000; per lima menit. Hehe
No comments:
Post a Comment