Tuesday, 28 January 2014

Negeri Cincin Api: Negeri Surga di Balik Neraka


Berkenaan dengan tema Negeri Cincin Api: Berkah atau Bencana? yang terkandung dalam artikel berjudul Saat Bencana: Ibu Pertiwi Menangis? di www. darwinsaleh.com, saya berpandangan bahwa saya setuju karena begitulah seharusnya masyarakat negeri ini mengambil sikap.
Ketika mendapati kenyataan bahwa Indonesia berada di jalur gugusan gunung berapi Asia Pasifik (Cincin Api), sehingga mengakibatkan negeri ini berkali-kali menjadi korban muntahan lumpur dan debu panas. Ketika mendapati kenyataan bahwa Indonesia juga berada pada titik pertemuan tiga lempeng dunia, yaitu lempeng Pasifik, lempeng Eurasia, dan lempeng Indo-Australia yang menyebabkan negeri ini rawan akan bencana gempa. Apakah kemudian kita harus meratapinya? Apakah lantas menyalahkan Tuhan atas anugerah tanah di lokasi sumber derita?

Jawabannya ada pada diri masing-masing! Namun seharusnya semua menjawab: TIDAK! Mengapa? Mari sama-sama kita telusuri dari awal.

Fakta-Fakta Letusan Gunung Api Indonesia: [1]

1.   Toba supervolcano

Ilustrasi
Letusan gunung api di Sumatra Barat pada 73.000 tahun lalu ini hampir memusnahkan seluruh umat manusia. Toba, dengan diameter 90 kilometer di pulau Sumatera, meletus dengan sangat dahsyat. Bersamaan dengan gelombang besar tsunami, ada 2.800 kilometer kubik abu yang dikeluarkan, yang menyebar ke seluruh atmosfir bumi kita. Yang mungkin telah mengurangi jumlah populasi manusia menjadi hanya sekitar 5000 sampai 10.000 manusia saja.

2.   Gunung Tambora

Ilustrasi
Aktivitas vulkanik gunung berapi ini mencapai puncaknya pada bulan April tahun 1815. Letusan gunung ini terdengar hingga pulau Sumatra (lebih dari 2.000 km). Abu vulkanik jatuh di Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Maluku. Letusan gunung ini menyebabkan kematian hingga tidak kurang dari 71.000 orang dengan 11.000 – 12.000 di antaranya terbunuh secara langsung akibat dari letusan tersebut.

Satu tahun berikutnya yaitu tahun 1816 disebut sebagai tahun tanpa musim panas karena perubahan drastis dari cuaca Amerika Utara dan Eropa karena debu yang dihasilkan dari letusan Tambora ini. Akibat perubahan iklim yang drastis ini banyak panen yang gagal dan kematian ternak di Belahan Utara yang menyebabkan terjadinya kelaparan terburuk pada abad ke-19.

3.   Krakatau

Letusan dahsyatnya terjadi pada tanggal 26-27 Agustus 1883 dan menewaskan lebih dari 36.000 jiwa. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, yang berjarak 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.

Letusan Krakatau ini menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya.

Pernah nonton film buatan luar yang bercerita tentang meletusnya Krakatau? Jika belum, sebaiknya usahakan untuk bisa menontonnya, setidaknya kita akan menemukan visualisasi dari kedahsyatan meletusnya Krakatau ini.

Bukankah secuil fakta-fakta tersebut terkesan begitu mengerikan? Masih banyak letusan-letusan gunung api dan gempa-gempa yang belum saya masukkan. Seperti meletusnya gunung Samalas, Sinabung dan Merapi yang terjadi akhir-akhir ini. Sementara itu, untuk gempa-gempa dahsyat kita pernah diluluh lantakkan oleh gempa Aceh yang disusul tsunami pada tahun 2004, Gempa pulau Nias pada tahun 2005, gempa Yogyakarta pada tahun 2006, gempa Padang pada tahun 2009, gempa Kebumen di bulan Januari 2014, dan masih banyak gempa-gempa lainnya. 

Foto: dari berbagai sumber

Sekali lagi, apakah kita harus meratapi itu semua?

Kita tidak perlu meratapinya, kawan! Kenyataan negeri ini sebagai negeri cincin api dan negeri yang terperangkap tiga lempeng dunia itu tidak pantas dikeluhkan. Karena sejatinya Tuhan telah memilih sebuah tempat yang paling sempurna untuk negeri bernama Indonesia ini. 

Melalui gunung-gunung api yang menghasilkan fluida panas, Tuhan sebenarnya memberikan sebuah energi yang tidak dimiliki oleh bangsa manapun di atas muka bumi ini. Energi yang disebut sebagai energi geotermal. Menurut hasil penelitian yang dilansir oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), potensi geotermal yang dimiliki Indonesia adalah yang terbesar di dunia dengan kemampuan menghasilkan energi listrik sebesar 28.100 megawatt, dan tidak akan pernah habis selagi bumi masih sanggup berputar[2]. Namun sayang, kita sepertinya tidak berminat untuk mengembangkan energi potensial ini. 

      Dalam hal pemanfaatan energi geotermal ini, Dr. Eng. Mirzam Abdurachman dalam Seminar Geologi Nasional, berkomentar “Mengenai peralatan dan teknologi yang kita miliki untuk eksplorasi geologi, sudah menunjang dan memang sedikit berada di belakang. Jangan samakan dengan Jepang dan Jerman. Sebab berbicara mengenai peralatan, tentu perlu mengeluarkan biaya yang banyak. Namun untuk sumber manusia atau man power, kita tidak kalah smart dengan mereka.”[3]

Dia juga mencontohkan, Jepang yang memiliki jumlah gunung berapi yang relatif tidak jauh berbeda dengan Indonesia, satu gunung apinya dikawal 10 orang doktor atau profesor. Sedangkan Indonesia yang memiliki 129 gunung api, ahli vulkanologinya kurang dari 10 orang. Hal yang seharusnya menjadi evaluasi bagi negeri ini.

Selain potensi energi geotermal yang dihasilkan, melalui jutaan ton pasir yang disemburkan gunung-gunung api itu pula, Tuhan sebenarnya mengatakan “Buatlah bangunan-bangunan paling kokoh dengan pasir-pasir itu, karena kandungan silika di dalamnya jauh lebih banyak daripada yang terkandung dalam pasir biasa. Sesungguhnya ujung silika yang runcing itu memiliki sudut yang membuat ikatan antara semen dan pasir menjadi sangat kokoh!”

Melalui debu dan lumpur vulkanik yang mengelamkan segala sesuatu yang dilewatinya itu, Tuhan sebenarnya sedang mendekorasi ulang ciptaannya. Debu dan lumpur itu awalnya meleleh menuruni lembah, membuat semua tanaman dan hewan yang dilaluinya mati. Namun beberapa waktu kemudian, tempat yang semula hitam berasap itu akan memunculkan tunas-tunas aneka tumbuhan. Lalu tunas-tunas itu tumbuh dan menjelma ekosistem baru yang lebih indah karena kesuburannya. Hewan-hewan pun berdatangan dan menetap di dalamnya, dan para petani akan bercocok tanam dengan hasil panen yang berlimpah.

Dari semburan gunung api itu, Tuhan sebenarnya sedang menabur mineral dan batu-batu mulia untuk negeri ini. Sehingga apabila penduduknya pandai memanfaatkan, maka tidak mustahil jika negeri cincin api itu berganti julukan menjadi negeri seribu satu malam. 

Melalui gunung-gunung api tinggi yang menembus awan itu, Tuhan telah membuktikan kuasanya. Kita memiliki Rinjani, Anak Krakatau, Krinci, Bromo, Sinabung, Kelimutu, Semeru, Slamet dan masih banyak lagi sebagai gunung-gunung api Indonesia yang memiliki pesona wisata dengan potensi besar. Para wisatawan berduyun-duyun mendatangi untuk sekadar berfoto atau mendakinya. Hanya saja, semua itu belum dioptimalkan.

Pesona Bromo
Lihatlah...betapa ketidak strategisan itu semua justru membuat Indonesia menjadi sebuah permata hijau sumber kehidupan dunia. Permata hijau yang selalu diincar bahkan dikeruk oleh tangan-tangan bangsa lain sejak zaman ekspedisi laut hingga sekarang. 

Tahu film Atlantis The Lost Empire yang dibintangi oleh Michael J.Fox? Ya, cerita tentang Atlantis memang menjadi misteri yang menarik. Atlantis merupakan kota hilang—berawal dari catatan Plato dalam bukunya Timaeus dan Critias—yang paling terkenal dan paling dicari sepanjang sejarah. Kepopulerannya bahkan melebihi kota-kota hilang lainnya seperti Sodom dan Gomora yang juga sampai saat ini masih dicari sisa-sisa reruntuhannya.

Menariknya, berdasarkan artikel Yang Masih Misteri di Nusantara, penemuan terbaru menduga bahwa Bukit Lalakon di Bandung adalah  piramida terbesar di dunia. Jika penemuan ini benar, tentu akan memperkuat dua penemuan sebelumnya (Prof. Santos, geolog Brazil: “The Lost Continent Found”, 1997 dan Prof. Oppenheimer, dokter Inggris, ahli DNA: “Eden in the East”, 1998) yang menyatakan bahwa Indonesia adalah atlantis yang disebut –sebut Plato dalam bukunya. 

Benar tidaknya penemuan tersebut, memang tidak memiliki kepastian. Namun bisakah kita mengambil kesempatan dari ‘dua senjata’ yang diberikan dua orang ahli dari Brazil dan Inggris tersebut? 

“Have you know something about Indonesia?”

“A country with largest populations of muslim and a poor country!”

Pertanyaan dan jawaban di atas saya ambil dari percakapan saya dengan seorang teman dari Turki. Cukup lama saya diam, mengambil napas, berpikir, sebelum melanjutkan percakapan dengannya. Kami baru saja berkenalan dan dia tanpa segan-segan mengungkapkan kejujurannya “...a poor country”. Kenapa dia tidak memuji sedikit tentang Indonesia, atau jika pun tidak mau, berpura-pura tidak tahu apa-apa tentu akan lebih baik. 

Awalnya saya ingin marah. Tapi apa alasan saya untuk marah, jika kenyataannya memang begitu adanya? Kita masih belum mampu memanfaatkan sumber daya alam yang dianugerahi Tuhan, terlebih untuk mengubah suatu kelemahan menjadi kekuatan.

Mungkin dalam hal mengubah kelemahan menjadi kekuatan, tidak ada salahnya kita belajar dari Belanda. Negara yang pernah menjajah Indonesia ini, hanya mempunyai luas wilayah sekitar 41.526 km2 dengan hampir seluruh daerahnya berada 1 meter di bawah permukaan laut.

Lalu apakah mereka pasrah begitu saja, diam menanti negara mereka tenggelam atau dilanda banjir terus-terusan? 

Kincir dan Bendungan Oosterschelde Belanda
Tidak. Justru kelemahan itulah yang menjadikan Belanda sebagai pioneer tata kelola air nomor wahid di dunia, dengan membuat bendungan terbesar di dunia. Bendungan Oosterschelde adalah bendungan yang berfungsi sebagai penahan gelombang laut agar tidak masuk dan memusnahkan negeri Belanda. Dibangun setelah kejadian banjir besar yang hampir menenggelamkan seluruh wilayah Belanda pada tahun 1953 yang mengakibatkan 1800 jiwa tenggelam. Selain itu, ribuan kincir angin yang mereka bangun pun menjadi daya tarik wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke negeri oranye itu.[4]

Lalu untuk Atlantis kota legendaris itu, ada Cyprus yang bisa mengambil keuntungan. Setelah Sarmast mengumumkan bahwa lokasi Atlantis berada di Cyprus Tenggara, pemerintah negara tersebut segera ambil langkah seribu. Memanfaatkan pernyataan Sarmast sebagai senjata untuk mempromosikan wisata di negara mereka. Walhasil kunjungan pariwisata ke Cyprus seketika naik drastis.

Mari kita hadapi: karena di balik sosok neraka cincin api, tersimpan harta dan keindahan surgawi
Saya mengakhiri tulisan ini dengan sebuah kutipan dari artikel Saat Bencana: Ibu Pertiwi Menangis?

“Mari kita mengenal sifat alam Nusantara kita, mensyukurinya dengan jalan agama maupun ilmu pengetahuan. Sahabat, Ibu pertiwi tidak senang menangis, ia mengajak kita untuk mengenal sifat dan kodrat yang diberikan Tuhannya. Robbana ma kholakta hadza bathilan. Di Indonesia, mungkin kini jumlah orang terbanyak memuji Allah sejak subuh hingga malam, namun mungkin belum juga cukup banyak dibanding nikmat-Nya”.


Referensi:
[1]http://zariyat.blogspot.com/2010/10/8-letusan-gunung-berapi-terdahsyat-di.html
[2]http://green.kompasiana.com/iklim/2011/09/11/cincin-api-sejuta-ancaman-sejuta-pesona-394942.html
[3]http://www.klik-galamedia.com/potensi-gunung-api-belum-dioptimalkan
[4]http://kompetiblog2013.wordpress.com/2013/04/30/107-belajar-dari-belanda-sang-utama-untuk-merubah-kelemahan-menjadi-sebuah-kekuatan/
http://darwinsaleh.com

24 comments:

  1. aku setuju, memang jika disyukuri dan dikelola dengan baik negeri cincin justru bukan musibah tapi berkah, karena setelah itu tanah jadi subur dan apapun yg ditanam semuanya bagus :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hanya saja, masyarakat dan pemerintah kita sepertinya belum berminat untuk memanfaatkan itu semua. Butuh disosialisasikan gencar mak. Masyarakat terkadang kurang motivasi. terimakasih kunjungannya mak :)

      Delete
  2. wih, info mengenai fakta-fakta-nya menarik...
    setuju nih, memang ALLAH-lah yang lebih tahu mengenai bencana atau berkahnya tersebut, tetapi bagaimanapun semuanya kembali pada kita yang menanggapinya... ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, mister Jim :) Semuanya baik itu kelemahan maupun kekuatan negeri ini adalah fasilitas yang diberikan Allah, tinggal bagaimana manusianya mengelola.
      Terimakasih kunjungannya.

      Delete
  3. Wah nice post mbak, fakta2 yg dibeberkan sangat menarik, tingkatkan mbak.. good luck :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih.... insya Allah ditingkatkan terus. Terimakasih juga kunjungannya :)
      kamu gak ikutan ya, soalnya blogger profile-nya gak ada, kalau ikutan biar kukunjungi juga punyamu. :)

      Delete
  4. tulisannya bagus kak.. memiliki daya gugah tersendiri
    kalo sempet bisa kunjungan kesini juga kak http://saya-peduli-indonesia.blogspot.com/2014/01/kaum-muda-bicara-indonesia-dua-sisi.html

    salam Indonesia

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih :) alhamdulillah kalau punya daya gugah :)
      okeeee.... saya kunjungi juga....

      Delete
  5. Wow, bisa jadi pakar Geologi tuh! hehehe, BETUL SEKALI argument mu dek, Hanya orang-orang yang pandai memikirkan Keagungan Allah yang mampu memaknai suatu hal yang buruk, menyakitkan, atau kehilangan, menjadi indah pada waktunya. Nikmat yang luar biasa. Yang paling penting, ada segudang peringatan besar dibalik cincin api negeri kita. Semua pasti tau jawabannya. :)

    ReplyDelete
  6. Sangat menarik untuk membahas tentang letak Indonesia sebagai Negara Cincin Api. Fakta tersebut sayangnya tidak begitu didukung dengan sumber daya penelitian tentang kegunungapian di Indonesia. Perlu didirikan Program Studi Vulkanologi di Perguruan Tinggi di Indonesia sebagai penyokong penelitian kegunungapian.

    Kalau berkenan silahkan mampir di blog saya: :)
    http://zakariyaariffikriyadi.blogspot.com/2014/01/mewujudkan-pemanfaatan-energi.html

    ReplyDelete
  7. Saya terpesona sekali terutama saat melihat foto-foto yg indah itu. Tulisan yg menarik, Mbak. Semoga sukses dalam perlombaan blog tersebut. Salam dari Negeri Ratu Balqis.

    ReplyDelete
  8. Mantapp poll. Semoga juara lagi. Hehe. Gung kelud lgi waspada nih. Skitar 1 jam dari rumah

    ReplyDelete
  9. Wow, are you joining a blog contest, darling?
    I didn't understand all of your writing, but i really love the pictures. I guess, it is a nice topic. I wish you best of luck, you are a winner, forever, for me.... :)
    Love

    ReplyDelete
    Replies
    1. How sweet you are :)
      Yes, i am joining a competition.
      Wish me luck, yeah?
      Thank you for visiting my post and left a beutiful comment here.
      Selam and love from me too :)

      Delete
  10. Thanks for updating us about the latest updates and vacancies in various government jobs departments. I specially like the way the website maintains the information clearly, point to point where there will be no confusion in applying for these vacancies.

    ReplyDelete
  11. http://www.sofia-zhanzabila.com/2014/01/negeri-cincin-api-negeri-surga-di-balik.html

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...