Berkenaan dengan tema Negeri
Cincin Api: Berkah atau Bencana? yang
terkandung dalam artikel berjudul Saat Bencana: Ibu Pertiwi Menangis? di
www. darwinsaleh.com, saya berpandangan bahwa saya setuju karena begitulah seharusnya
masyarakat negeri ini mengambil sikap.
Ketika mendapati kenyataan bahwa Indonesia berada di jalur gugusan gunung berapi Asia Pasifik (Cincin Api), sehingga mengakibatkan negeri ini berkali-kali menjadi korban muntahan lumpur dan debu panas. Ketika mendapati kenyataan bahwa Indonesia juga berada pada titik pertemuan tiga lempeng dunia, yaitu lempeng Pasifik, lempeng Eurasia, dan lempeng Indo-Australia yang menyebabkan negeri ini rawan akan bencana gempa. Apakah kemudian kita harus meratapinya? Apakah lantas menyalahkan Tuhan atas anugerah tanah di lokasi sumber derita?
Ketika mendapati kenyataan bahwa Indonesia berada di jalur gugusan gunung berapi Asia Pasifik (Cincin Api), sehingga mengakibatkan negeri ini berkali-kali menjadi korban muntahan lumpur dan debu panas. Ketika mendapati kenyataan bahwa Indonesia juga berada pada titik pertemuan tiga lempeng dunia, yaitu lempeng Pasifik, lempeng Eurasia, dan lempeng Indo-Australia yang menyebabkan negeri ini rawan akan bencana gempa. Apakah kemudian kita harus meratapinya? Apakah lantas menyalahkan Tuhan atas anugerah tanah di lokasi sumber derita?
Jawabannya ada pada diri masing-masing! Namun seharusnya
semua menjawab: TIDAK! Mengapa? Mari sama-sama kita telusuri dari awal.
Fakta-Fakta Letusan Gunung Api Indonesia: [1]
1.
Toba
supervolcano
Ilustrasi |
Letusan gunung api di Sumatra Barat
pada 73.000 tahun lalu ini hampir memusnahkan seluruh umat manusia. Toba, dengan diameter 90 kilometer di pulau Sumatera,
meletus dengan sangat dahsyat. Bersamaan dengan gelombang besar tsunami, ada
2.800 kilometer kubik abu yang dikeluarkan, yang menyebar ke seluruh atmosfir
bumi kita. Yang mungkin telah mengurangi jumlah populasi manusia menjadi hanya
sekitar 5000 sampai 10.000 manusia saja.
2.
Gunung Tambora
Ilustrasi |
Aktivitas vulkanik gunung berapi ini mencapai
puncaknya pada bulan April tahun 1815. Letusan gunung ini terdengar hingga
pulau Sumatra (lebih dari 2.000 km). Abu vulkanik jatuh di Kalimantan,
Sulawesi, Jawa dan Maluku. Letusan gunung ini menyebabkan kematian hingga tidak
kurang dari 71.000 orang dengan 11.000 – 12.000 di antaranya terbunuh secara
langsung akibat dari letusan tersebut.
Satu tahun berikutnya yaitu tahun 1816 disebut sebagai
tahun tanpa musim panas karena perubahan drastis dari cuaca Amerika Utara dan
Eropa karena debu yang dihasilkan dari letusan Tambora ini. Akibat perubahan
iklim yang drastis ini banyak panen yang gagal dan kematian ternak di Belahan
Utara yang menyebabkan terjadinya kelaparan terburuk pada abad ke-19.
3.
Krakatau
Letusan dahsyatnya terjadi pada tanggal 26-27 Agustus 1883 dan menewaskan lebih dari
36.000 jiwa. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia
dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, yang berjarak 4.653 kilometer. Daya ledaknya
diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan
Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
Letusan Krakatau ini menyebabkan perubahan iklim
global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang
menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya.
Pernah nonton film buatan luar yang
bercerita tentang meletusnya Krakatau? Jika belum, sebaiknya usahakan untuk
bisa menontonnya, setidaknya kita akan menemukan visualisasi dari kedahsyatan
meletusnya Krakatau ini.
Bukankah secuil fakta-fakta tersebut terkesan begitu
mengerikan? Masih banyak letusan-letusan gunung api dan gempa-gempa yang belum
saya masukkan. Seperti meletusnya gunung Samalas, Sinabung dan Merapi yang
terjadi akhir-akhir ini. Sementara itu, untuk gempa-gempa dahsyat kita pernah
diluluh lantakkan oleh gempa Aceh yang disusul tsunami pada tahun 2004, Gempa pulau Nias pada tahun 2005, gempa
Yogyakarta pada tahun 2006, gempa Padang pada
tahun 2009, gempa Kebumen di bulan Januari 2014, dan masih banyak gempa-gempa
lainnya.
Foto: dari berbagai sumber |
Sekali lagi, apakah kita harus meratapi itu semua?
Kita tidak perlu meratapinya, kawan! Kenyataan negeri ini sebagai
negeri cincin api dan negeri yang terperangkap tiga lempeng dunia itu tidak
pantas dikeluhkan. Karena sejatinya Tuhan telah memilih sebuah tempat yang
paling sempurna untuk negeri bernama Indonesia ini.
Melalui gunung-gunung api yang menghasilkan fluida panas,
Tuhan sebenarnya memberikan sebuah energi yang tidak dimiliki oleh bangsa
manapun di atas muka bumi ini. Energi yang disebut sebagai energi geotermal. Menurut hasil penelitian yang dilansir oleh Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), potensi geotermal yang dimiliki
Indonesia adalah yang terbesar di dunia dengan kemampuan menghasilkan energi
listrik sebesar 28.100 megawatt, dan tidak akan pernah habis selagi bumi masih
sanggup berputar[2]. Namun sayang, kita sepertinya tidak berminat
untuk mengembangkan energi potensial ini.
Dalam hal pemanfaatan energi geotermal ini, Dr. Eng. Mirzam Abdurachman dalam Seminar Geologi Nasional, berkomentar “Mengenai peralatan dan teknologi yang kita miliki untuk eksplorasi geologi, sudah menunjang dan memang sedikit berada di belakang. Jangan samakan dengan Jepang dan Jerman. Sebab berbicara mengenai peralatan, tentu perlu mengeluarkan biaya yang banyak. Namun untuk sumber manusia atau man power, kita tidak kalah smart dengan mereka.”[3]
Dalam hal pemanfaatan energi geotermal ini, Dr. Eng. Mirzam Abdurachman dalam Seminar Geologi Nasional, berkomentar “Mengenai peralatan dan teknologi yang kita miliki untuk eksplorasi geologi, sudah menunjang dan memang sedikit berada di belakang. Jangan samakan dengan Jepang dan Jerman. Sebab berbicara mengenai peralatan, tentu perlu mengeluarkan biaya yang banyak. Namun untuk sumber manusia atau man power, kita tidak kalah smart dengan mereka.”[3]
Dia juga mencontohkan, Jepang yang memiliki jumlah gunung
berapi yang relatif tidak jauh berbeda dengan Indonesia, satu gunung apinya
dikawal 10 orang doktor atau profesor. Sedangkan Indonesia yang memiliki 129
gunung api, ahli vulkanologinya kurang dari 10 orang. Hal yang seharusnya
menjadi evaluasi bagi negeri ini.
Selain potensi energi geotermal yang dihasilkan, melalui jutaan ton pasir
yang disemburkan gunung-gunung api itu pula, Tuhan sebenarnya mengatakan “Buatlah
bangunan-bangunan paling kokoh dengan pasir-pasir itu, karena kandungan silika
di dalamnya jauh lebih banyak daripada yang terkandung dalam pasir biasa.
Sesungguhnya ujung silika yang runcing itu memiliki sudut yang membuat ikatan
antara semen dan pasir menjadi sangat kokoh!”
Melalui debu dan lumpur vulkanik yang mengelamkan segala sesuatu yang
dilewatinya itu, Tuhan sebenarnya sedang mendekorasi ulang ciptaannya. Debu dan
lumpur itu awalnya meleleh menuruni lembah, membuat semua tanaman dan hewan
yang dilaluinya mati. Namun beberapa waktu kemudian, tempat yang semula hitam
berasap itu akan memunculkan tunas-tunas aneka tumbuhan. Lalu tunas-tunas itu
tumbuh dan menjelma ekosistem baru yang lebih indah karena kesuburannya. Hewan-hewan
pun berdatangan dan menetap di dalamnya, dan para petani akan bercocok tanam
dengan hasil panen yang berlimpah.
Dari semburan gunung api itu, Tuhan sebenarnya sedang menabur mineral dan
batu-batu mulia untuk negeri ini. Sehingga apabila penduduknya pandai
memanfaatkan, maka tidak mustahil jika negeri cincin api itu berganti julukan
menjadi negeri seribu satu malam.
Melalui gunung-gunung api tinggi yang menembus awan itu, Tuhan telah
membuktikan kuasanya. Kita memiliki Rinjani, Anak Krakatau, Krinci, Bromo,
Sinabung, Kelimutu, Semeru, Slamet dan masih banyak lagi sebagai gunung-gunung
api Indonesia yang memiliki pesona wisata dengan potensi besar. Para wisatawan
berduyun-duyun mendatangi untuk sekadar berfoto atau mendakinya. Hanya saja,
semua itu belum dioptimalkan.
Pesona Bromo |
Lihatlah...betapa ketidak strategisan itu semua justru
membuat Indonesia menjadi sebuah permata hijau sumber kehidupan dunia. Permata
hijau yang selalu diincar bahkan dikeruk oleh tangan-tangan bangsa lain sejak
zaman ekspedisi laut hingga sekarang.
Tahu film Atlantis The
Lost Empire yang dibintangi oleh Michael J.Fox? Ya, cerita tentang Atlantis
memang menjadi misteri yang menarik. Atlantis merupakan kota hilang—berawal
dari catatan Plato dalam bukunya Timaeus dan Critias—yang paling terkenal
dan paling dicari sepanjang sejarah. Kepopulerannya bahkan melebihi kota-kota
hilang lainnya seperti Sodom dan Gomora yang juga sampai saat ini masih
dicari sisa-sisa reruntuhannya.
Menariknya, berdasarkan artikel Yang Masih Misteri di Nusantara, penemuan terbaru menduga bahwa
Bukit Lalakon di Bandung adalah piramida
terbesar di dunia. Jika penemuan ini benar, tentu akan memperkuat dua penemuan
sebelumnya (Prof. Santos, geolog Brazil: “The
Lost Continent Found”, 1997 dan Prof. Oppenheimer, dokter Inggris,
ahli DNA: “Eden in
the East”, 1998) yang menyatakan bahwa Indonesia adalah atlantis
yang disebut –sebut Plato dalam bukunya.
Benar tidaknya penemuan tersebut, memang tidak memiliki
kepastian. Namun bisakah kita mengambil kesempatan dari ‘dua senjata’ yang
diberikan dua orang ahli dari Brazil dan Inggris tersebut?
“Have you know something about Indonesia?”
“A country with largest populations of muslim and a
poor country!”
Pertanyaan dan jawaban di atas saya ambil dari percakapan saya dengan seorang
teman dari Turki. Cukup lama saya diam, mengambil napas, berpikir, sebelum
melanjutkan percakapan dengannya. Kami baru saja berkenalan dan dia tanpa
segan-segan mengungkapkan kejujurannya “...a
poor country”. Kenapa dia tidak memuji sedikit tentang Indonesia, atau
jika pun tidak mau, berpura-pura tidak tahu apa-apa tentu akan lebih baik.
Awalnya saya ingin marah. Tapi apa alasan saya untuk marah, jika kenyataannya
memang begitu adanya? Kita masih belum mampu memanfaatkan sumber daya alam yang
dianugerahi Tuhan, terlebih untuk mengubah suatu kelemahan menjadi kekuatan.
Mungkin dalam hal mengubah kelemahan menjadi kekuatan, tidak ada salahnya
kita belajar dari Belanda. Negara
yang pernah menjajah Indonesia ini, hanya mempunyai luas wilayah sekitar 41.526
km2 dengan hampir seluruh daerahnya berada 1 meter di bawah
permukaan laut.
Lalu apakah mereka pasrah begitu saja, diam menanti negara
mereka tenggelam atau dilanda banjir terus-terusan?
Kincir dan Bendungan Oosterschelde Belanda |
Tidak. Justru kelemahan itulah yang menjadikan Belanda
sebagai pioneer tata kelola air nomor
wahid di dunia, dengan membuat bendungan terbesar di dunia. Bendungan
Oosterschelde adalah bendungan yang berfungsi sebagai penahan gelombang laut
agar tidak masuk dan memusnahkan negeri Belanda. Dibangun setelah kejadian
banjir besar yang hampir menenggelamkan seluruh wilayah Belanda pada tahun
1953 yang mengakibatkan 1800 jiwa tenggelam. Selain itu, ribuan kincir angin
yang mereka bangun pun menjadi daya tarik wisatawan mancanegara untuk
berkunjung ke negeri oranye itu.[4]
Lalu untuk Atlantis kota legendaris itu, ada Cyprus yang
bisa mengambil keuntungan. Setelah Sarmast mengumumkan bahwa lokasi Atlantis
berada di Cyprus Tenggara, pemerintah negara tersebut segera ambil langkah
seribu. Memanfaatkan pernyataan Sarmast sebagai senjata untuk mempromosikan
wisata di negara mereka. Walhasil kunjungan pariwisata ke Cyprus seketika naik
drastis.
Mari kita hadapi: karena di balik sosok neraka cincin api, tersimpan harta dan keindahan surgawi |
Saya mengakhiri tulisan ini dengan sebuah kutipan dari
artikel Saat Bencana: Ibu Pertiwi Menangis? :
“Mari kita mengenal sifat alam Nusantara kita, mensyukurinya
dengan jalan agama maupun ilmu pengetahuan. Sahabat, Ibu pertiwi tidak senang
menangis, ia mengajak kita untuk mengenal sifat dan kodrat yang diberikan Tuhannya.
Robbana ma kholakta hadza bathilan.
Di Indonesia, mungkin kini jumlah orang terbanyak memuji Allah sejak subuh
hingga malam, namun mungkin belum juga cukup banyak dibanding nikmat-Nya”.
Referensi:
[1]http://zariyat.blogspot.com/2010/10/8-letusan-gunung-berapi-terdahsyat-di.html
[2]http://green.kompasiana.com/iklim/2011/09/11/cincin-api-sejuta-ancaman-sejuta-pesona-394942.html
[3]http://www.klik-galamedia.com/potensi-gunung-api-belum-dioptimalkan
[4]http://kompetiblog2013.wordpress.com/2013/04/30/107-belajar-dari-belanda-sang-utama-untuk-merubah-kelemahan-menjadi-sebuah-kekuatan/
http://darwinsaleh.com
nice inpo mbak (y)
ReplyDeleteMakasih pak Mono. :D
Deleteaku setuju, memang jika disyukuri dan dikelola dengan baik negeri cincin justru bukan musibah tapi berkah, karena setelah itu tanah jadi subur dan apapun yg ditanam semuanya bagus :)
ReplyDeleteHanya saja, masyarakat dan pemerintah kita sepertinya belum berminat untuk memanfaatkan itu semua. Butuh disosialisasikan gencar mak. Masyarakat terkadang kurang motivasi. terimakasih kunjungannya mak :)
Deletewih, info mengenai fakta-fakta-nya menarik...
ReplyDeletesetuju nih, memang ALLAH-lah yang lebih tahu mengenai bencana atau berkahnya tersebut, tetapi bagaimanapun semuanya kembali pada kita yang menanggapinya... ^_^
Iya, mister Jim :) Semuanya baik itu kelemahan maupun kekuatan negeri ini adalah fasilitas yang diberikan Allah, tinggal bagaimana manusianya mengelola.
DeleteTerimakasih kunjungannya.
Wah nice post mbak, fakta2 yg dibeberkan sangat menarik, tingkatkan mbak.. good luck :)
ReplyDeleteTerimakasih.... insya Allah ditingkatkan terus. Terimakasih juga kunjungannya :)
Deletekamu gak ikutan ya, soalnya blogger profile-nya gak ada, kalau ikutan biar kukunjungi juga punyamu. :)
tulisannya bagus kak.. memiliki daya gugah tersendiri
ReplyDeletekalo sempet bisa kunjungan kesini juga kak http://saya-peduli-indonesia.blogspot.com/2014/01/kaum-muda-bicara-indonesia-dua-sisi.html
salam Indonesia
terimakasih :) alhamdulillah kalau punya daya gugah :)
Deleteokeeee.... saya kunjungi juga....
Wow, bisa jadi pakar Geologi tuh! hehehe, BETUL SEKALI argument mu dek, Hanya orang-orang yang pandai memikirkan Keagungan Allah yang mampu memaknai suatu hal yang buruk, menyakitkan, atau kehilangan, menjadi indah pada waktunya. Nikmat yang luar biasa. Yang paling penting, ada segudang peringatan besar dibalik cincin api negeri kita. Semua pasti tau jawabannya. :)
ReplyDeletebener banget kak.... :)
DeleteSangat menarik untuk membahas tentang letak Indonesia sebagai Negara Cincin Api. Fakta tersebut sayangnya tidak begitu didukung dengan sumber daya penelitian tentang kegunungapian di Indonesia. Perlu didirikan Program Studi Vulkanologi di Perguruan Tinggi di Indonesia sebagai penyokong penelitian kegunungapian.
ReplyDeleteKalau berkenan silahkan mampir di blog saya: :)
http://zakariyaariffikriyadi.blogspot.com/2014/01/mewujudkan-pemanfaatan-energi.html
Wah, ide bagus,,,,, :)
ReplyDeleteSaya terpesona sekali terutama saat melihat foto-foto yg indah itu. Tulisan yg menarik, Mbak. Semoga sukses dalam perlombaan blog tersebut. Salam dari Negeri Ratu Balqis.
ReplyDeleteterimakasih..... salam kembali :)
DeleteMantapp poll. Semoga juara lagi. Hehe. Gung kelud lgi waspada nih. Skitar 1 jam dari rumah
ReplyDeleteaamiiinnn...... wah hati2 ya :)
DeleteWow, are you joining a blog contest, darling?
ReplyDeleteI didn't understand all of your writing, but i really love the pictures. I guess, it is a nice topic. I wish you best of luck, you are a winner, forever, for me.... :)
Love
How sweet you are :)
DeleteYes, i am joining a competition.
Wish me luck, yeah?
Thank you for visiting my post and left a beutiful comment here.
Selam and love from me too :)
Wah bagus banget
ReplyDeletesemoga pariwisata Indonesia makin maju
Thanks for updating us about the latest updates and vacancies in various government jobs departments. I specially like the way the website maintains the information clearly, point to point where there will be no confusion in applying for these vacancies.
ReplyDeletehttp://www.sofia-zhanzabila.com/2014/01/negeri-cincin-api-negeri-surga-di-balik.html
ReplyDeletewah mba sangat menginspirasi sekali terimakasih banyak!
ReplyDelete