Photo by: F Lorences
|
Kota Seribu Masjid, begitu Istanbul biasanya disebut. Bukan tanpa alasan, karena memang masjid bisa ditemui di hampir setiap sisi kota. Bahkan mungkin, jika tanpa menara-menara Masjid itu, Istanbul tidak akan seindah yang dikenal sekarang ini.
Menara-menara masjid itulah yang menciptakan sihir untuk Istanbul, sehingga siapa pun yang memandangnya dari Bosphorus dan Golden Horn akan terpana dengan kejemawaan kota tersebut.
Bagaimana bisa ada banyak masjid di kota negara sekuler ini?
Hal ini kembali pada sejarah. Masjid-masjid itu kebanyakan adalah peninggalan Kesultanan Ustmani yang masih berdiri kokoh hingga kini. Jadi dulu, setiap khalifah menjadikan masjid sebagai monumen untuk mengenang sesuatu.
Misalnya saat sang putra meninggal, maka sultan langsung memerintahkan para arsitek membangun masjid sebagai penghormatan untuk sang putra, ya seperti monumen, bedanya masjid adalah tempat ibadah yang akan mendatangkan manfaat dan sebagai amalan jariyah.
Berikut adalah beberapa masjid peninggalan Ottoman yang harus dikunjungi ketika Anda berkunjung ke Istanbul.
1. SULEIMANIYE CAMII
Masjid ini adalah Masjid terbesar di Istanbul. Dibangun pada tahun 1550 dan selesai pada 1558 oleh arsitek ternama Mimar Sinan. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Suleyman The Magnificent.
Sama seperti masjid lain hasil karya Mimar Sinan, masjid Suleiman juga memiliki keindahan yang terwujud dari kombinasi menara, tinggi langit-langit, dan kubah bergaya Byzantium seperti Hagia Sophia.
Selain memiliki interior indah karena ukiran-ukiran kaligrafi, daya tarik masjid ini adalah perannya yang multifungsi. Dulunya masjid ini dilengkapi rumah sakit, sekolah umum, pemandian umum, caravanserai atau tempat beristirahat, madrasah yang mengajarkan Al Quran, sekolah yang khusus mengajarkan hadis, perguruan tinggi kedokteran, dan dapur umum untuk rakyat tidak mampu. Subhanallah, jaman segitu pemerintah Islam sudah memberikan fasilitas untuk rakyatnya sedemikian lengkap.
Makam Sultan Suleiman, istrinya Hurrem Sultan dan anak perempuannya juga dimakamkan di halaman masjid ini. Jadi bagi yang berkunjung untuk shalat, bisa sekalian ziarah.
2. SEHZADE CAMII
Kalau membaca kata ‘Sehzade’, jadi ingat dengan Sehzade Mustafa. Putra sulung Sultan Suleiman dengan ratunya Mahadevran. Di sinetron ‘Abad Kejayaan’, saya paling suka dengan tokoh Mustafa, bahkan sejak dia masih kecil. Sehzade dalam bahasa Turki artinya pangeran.
Meskipun Mustafa juga meninggal, sayangnya masjid ini dibangun bukan karena kematian Mustafa, melainkan pangeran yang lain yaitu Mehmed.
Mehmed adalah putra pertama Sultan dari istrinya Hurrem Sultan. Ia terbunuh saat kepulangan dari Hungaria pada usia 23 tahun. Sang Sultan sangat mencintai Mehmed, saking cintanya ia sampai berduka cita di makam Mehmed selama 40 hari.
Sama seperti masjid Suleiman, masjid ini juga dibangun oleh Mimar Sinan. Arsitekturnya tidak berbeda dengan masjid-masjid lain di Turki. Masjid ini dulunya juga dilengkapi dua buah madrasah, tempat beristirahat, dan dapur umum untuk kaum dhuafa.
3. YENI CAMII
Masjid ini jika diartikan menjadi New Mosque alias Masjid Baru. Entah mengapa disebut begitu masih belum jelas alasannya. Namun, satu hal yang pasti, masjid dengan dua menara ini selalu indah dilihat dari sudut mana pun.
Letaknya tidak jauh dari Masjid Sultan Ahmet dan Masjid Suleiman, bahkan dari feri, Bosphorus, atau seberang Golden Horn, ketiga masjid itu menjadi ikon yang paling menarik perhatian. Tentu saja karena kubah dan menara minaretnya.
Masjid ini dibangun pada tahun 1597 atas perintah istri Sultan Murad III. Meskipun arsitektur masjid ini tidak lahir dari pemikiran Mimar Sinan langsung, desainnya tetap mengadopsi desain Sehzade Camii dan Suleiman Camii.
Karena berbagai hambatan, masjid ini baru bisa diselesaikan dalam kurun waktu 60 tahun. Bagi yang ingin mengunjungi masjid ini, siap-siap menghadapi ratusan merpati di halamannya.
4. SULTAN AHMET CAMII
Ah, siapa yang tidak kenal masjid ini. Seseorang belum bisa dikatakan pernah menjejakkan kaki di Istanbul jika belum mengunjungi masjid ini. Bahkan Paus Benediktus XVI pun pernah berkunjung ke masjid ini pada tahun 2006. Setelah membuka sandalnya, ia memejamkan mata cukup lama di samping imam masjid.
“May all believers identify themselves with the one God and bear witness to true brotherhood.” Begitulah yang dikatakan Paus saat itu, ditambah kalimat untuk Turki, “Akan menjadi jembatan persahabatan dan kolaborasi antara Timur dan Barat.”
Nah, jika Paus saja menyempatkan diri untuk berkunjung, apalagi kita yang Muslim. Selain indah, tentu saja masjid ini telah melewati rentang waktu yang jauh lebih panjang dari kita. Ia sudah ada sejak tahun 1609 pada masa pemerintahan Sultan Ahmed I, sehingga menyimpan nilai historis yang tidak ternilai harganya.
Bagian dalamnya disepuh oleh 20.000 keramik Iznik berwarna biru yang dihiasi lebih dari 50 desain tulip. Itulah sebabnya masjid ini juga dikenal sebagai Masjid Biru. Ia dibangun dengan enam menara menjulang ke langit dengan tujuan untuk menandingi keindahan Hagia Sophia. Hanya ada dua masjid di Turki yang memiliki menara berjumlah enam, satu lainnya ada di Adana.
semoga bisa kesana, amien
ReplyDelete