Ketika sepeda yang
kunaiki meluncur cepat, menuruni jalanan yang menurun sementara pertigaan
menunggu di depan sana. Ketika tiada rem yang berfungsi normal bisa kugenggam
erat.
Masih hidupkah aku
ketika luncuran itu berhenti menghantam tepian jalan di ujung sana, setelah
memotong jalan dua arah yang biasanya padat?
Ya, besar kemungkinan
aku masih hidup, tapi lain ceritanya jika ada sebuah mobil yang melaju lalu
menabrak aku dan sepedaku. Aku tidak mungkin hidup.
Tuhan, terimakasih
untuk kehidupan kedua yang Engkau anugerahkan padaku. Cinta-Mu begitu luas dan
banyak, hingga semesta ini tak mampu menampungnya. Begitulah hatiku yang
terlalu sempit, yang dijejali dosa mendesak-desak. Air mata penyesalan
terkadang hanya menghapus noda di wajah, tanpa kujajaki maknanya, tanpa
kujalankan ibrahnya.
Kisah setahun lalu itu hadir kembali dalam ingatanku. Engkau memintaku mengingat melalui sebuah kisah tragis kakak tingkatku yang pergi di Jumat sore.
Kisah setahun lalu itu hadir kembali dalam ingatanku. Engkau memintaku mengingat melalui sebuah kisah tragis kakak tingkatku yang pergi di Jumat sore.
Sekarang aku paham,
aku paham tentang kebesaran nikmat-Mu yang seringkali kuabaikan, layaknya
selembar catatan yang tergeletak menunggu debu. Ternyata diriku belum cukup pandai
memaknai pengalaman.
Tuhan, betapa banyak
hal yang belum kutunaikan, izinkan aku mempersembahkan bakti tertinggiku
pada-Mu, pada Ayah dan Ibuku, menciptakan senyuman di bibir mereka. Sebelum habis kesempatanku...
Kadang musibah membuat kita ingat untuk selalu bersyukur
ReplyDeleteIya Kak, kita sering lupa...
DeleteTeguran y hrus diambil ibrah. Utkku juga, :)
ReplyDeleteSama2 belajar... :)
Deleteterima kasih atas anugerah yang Kau berikan.
ReplyDeleteKadang kita tidak mengerti sudah diberi kesempatan berkali-kali
ReplyDeletemakasih gan tentang infonya dan semoga bermanfaat
ReplyDeleteterimakasih bos infonya dan salam sukses
ReplyDelete