Saturday, 15 March 2014

Kehidupan Kedua




Ketika sepeda yang kunaiki meluncur cepat, menuruni jalanan yang menurun sementara pertigaan menunggu di depan sana. Ketika tiada rem yang berfungsi normal bisa kugenggam erat. 

Masih hidupkah aku ketika luncuran itu berhenti menghantam tepian jalan di ujung sana, setelah memotong jalan dua arah yang biasanya padat?

Ya, besar kemungkinan aku masih hidup, tapi lain ceritanya jika ada sebuah mobil yang melaju lalu menabrak aku dan sepedaku. Aku tidak mungkin hidup.

Tuhan, terimakasih untuk kehidupan kedua yang Engkau anugerahkan padaku. Cinta-Mu begitu luas dan banyak, hingga semesta ini tak mampu menampungnya. Begitulah hatiku yang terlalu sempit, yang dijejali dosa mendesak-desak. Air mata penyesalan terkadang hanya menghapus noda di wajah, tanpa kujajaki maknanya, tanpa kujalankan ibrahnya

Kisah setahun lalu itu hadir kembali dalam ingatanku. Engkau memintaku mengingat melalui sebuah kisah tragis kakak tingkatku yang pergi di Jumat sore. 

Sekarang aku paham, aku paham tentang kebesaran nikmat-Mu yang seringkali kuabaikan, layaknya selembar catatan yang tergeletak menunggu debu. Ternyata diriku belum cukup pandai memaknai pengalaman. 

Tuhan, betapa banyak hal yang belum kutunaikan, izinkan aku mempersembahkan bakti tertinggiku pada-Mu, pada Ayah dan Ibuku, menciptakan senyuman di bibir mereka. Sebelum habis kesempatanku...



8 comments:

  1. Kadang musibah membuat kita ingat untuk selalu bersyukur

    ReplyDelete
  2. Teguran y hrus diambil ibrah. Utkku juga, :)

    ReplyDelete
  3. terima kasih atas anugerah yang Kau berikan.

    ReplyDelete
  4. Kadang kita tidak mengerti sudah diberi kesempatan berkali-kali

    ReplyDelete
  5. makasih gan tentang infonya dan semoga bermanfaat

    ReplyDelete
  6. terimakasih bos infonya dan salam sukses

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...