Film 99 Cahaya di Langit Eropa Part 2 |
Hfft...akhirnya
nyampe juga di hari Minggu. Rasanya semester ini perkuliahan padat banget,
sampai-sampai hari Minggu lalu jadi korban kuliah juga. Belum lagi tugas yang
bejibun harus dikerjain malam harinya. Meskipun begitu, Alhamdulillah malam
Jumat kemaren aku sempat (nyempat-nyempatin diri) nonton lanjutan film 99 Cahaya di Langit Eropa
yang sejujurnya sangat kutunggu.
Setelah kuliah plus
praktikum 10 jam 50 menit, aku dan ketiga teman kosan buru-buru pulang, ganti
baju, dan meluncur ke Bogor Trade Mall—kira-kira saat itu udah jam 17.50.
Shalat udah direncanain di Mall aja, kan nantinya juga bakal menunggu beberapa
puluh menit (jam tayang 18.40).
Maaf juga aku baru
sempat review sekarang, karena jujur
aja i have no many times to writing
lately. Baru buka laptop aja biasanya udah ngantuk. Dan sekarang,
Alhamdulillah praktikum selesai jam 12.30 tadi, selanjutnya aku bisa istirahat.
So, sebelum tidur siang, akan lebih baik kalau aku tulis review film keren yang satu ini.
Apa kabar wahai para
tokoh?
Sebelum kita bahas
satu-persatu, aku mau bilang kalau aku suka dengan dialog yang dibangun oleh
semua tokohnya, lucu, bermakna, dan terkadang menyentuh. Sukaaa.....banget!
Romantisme antara
Rangga dan Hanum diperlihatkan habis-habisan dalam film ini. Terlebih ketika
hari ulang tahun Hanum, duuhhh...Rangga itu so sweet sekali. Jujur nih, aku dan
ketiga temanku sampai-sampai nge-fans sama Abimana akibat film ini. Kesabarannya
itu lho, patut diacungi jempol.
Seandainya semua laki-laki memiliki kesabaran seperti itu, ketika sang istri marah, bukannya balik marah, tapi memilih diam dan pergi. Dia tahu, kemarahan nggak semestinya dihentikan dengan kemarahan, meskipun ia tidak bersalah sama sekali, meskipun tuduhan istrinya tidak benar. Acung jempol buat Mas Rangga yang asli dan buat Mas Abimana yang sukses aktingnya!
Seandainya semua laki-laki memiliki kesabaran seperti itu, ketika sang istri marah, bukannya balik marah, tapi memilih diam dan pergi. Dia tahu, kemarahan nggak semestinya dihentikan dengan kemarahan, meskipun ia tidak bersalah sama sekali, meskipun tuduhan istrinya tidak benar. Acung jempol buat Mas Rangga yang asli dan buat Mas Abimana yang sukses aktingnya!
Berikut ini video ucapan selamat ulang tahun dari Rangga asli untuk Hanum asli! Nggak kalah sweet, lho!
Kehidupan kampus
Rangga yang menarik semakin membuat film ini berwarna. Siapa lagi kalau bukan
Stevan, Khan, dan Maarja. Perkelahian, perdebatan, cinta, dan dialog-dialog
logis antara Stevan-Rangga ditampilkan dengan begitu memesona. Di part 2 ini
kita juga mengetahui bagaimana kehidupan Khan yang sebenarnya, tentang ayahnya
yang menurutku begitu menginspirasi.
One of best scenes! |
Bagaimana dengan
Stevan? Jujur dia menjadi lebih menyebalkan, tapi selalu berhasil bikin isi
bioskop ngakak. Ekspresinya itu lho yang bikin keki. Akhir cerita antara
Stevan-Khan membuat hatiku rintik-rintik sendiri. sampai-sampai Stevan mau ikut
ke Pakistan segala.
Maarja? Jujur nih,
Marissa cantik bangeeettt dalam film ini. Kelihatan banget bulenya—mungkin karena
pakaian dan gayanya. Pokoknya beda banget sama Marissa yang sering nongol
bawain infotainment. Sifatnya dia ya gitu deh, merayu-rayu dan tebar pesona, walaupun
sebenarnya dia baik kok.
Fatma? Hoho...sayang
sekali hanya nongol dikit di ujung film. Padahal aku yakin 100 persen,
kebanyakan penonton yang udah nonton part 1 pasti kangen berat sama Fatma. Eh,
dia makin cantik, lhoo... Pakaian ala Turkinya—terutama hijab—pas banget.
Sama yang ini pasti lebih kangen, kan? |
Masihkah ada latar
yang menakjubkan?
Wah, jangan ditanya.
Daun-daun oranye berguguran yang sesekali ditampilkan—scene di Wina, itu
menurutku membawa suasana yang gimana gitu. Apalagi saat Hanum dan Rangga
memasuki Mezquita di Cordoba, aku sampai nangis. Musiknya sungguh
menyayat-nyayat hati.
Subhanallah indahnya Mezquita dengan ribuan pilar dan langit-langitnya yang dipenuhi ukiran. Semua itu hasil karya muslim berabad-abad lalu, ketika teknologi belum maju seperti sekarang. Sayangnya, bangunan yang dibangun dengan susah payah oleh nenek moyang kita itu sudah berubah fungsi menjadi katedral. Kalau mengingat itu, aku jadi pengen nangis lagi.
Subhanallah indahnya Mezquita dengan ribuan pilar dan langit-langitnya yang dipenuhi ukiran. Semua itu hasil karya muslim berabad-abad lalu, ketika teknologi belum maju seperti sekarang. Sayangnya, bangunan yang dibangun dengan susah payah oleh nenek moyang kita itu sudah berubah fungsi menjadi katedral. Kalau mengingat itu, aku jadi pengen nangis lagi.
Turki? Yaa...scene di
Turki adalah salah satu scene yang paling kutunggu-tunggu. Sayang sekali
scene-nya sangat singkat. Tapi jangan kecewa dulu, karena nanti kamu bakal
melihat Istanbul benar-benar seperti di depan matamu. Sangat dekat, aku bahkan
bisa merasakan atmosfernya.
Makkah? Kota Cahaya
ini juga muncul di scene paling akhir. Subhanallah merinding sekali dengan
scene brilian yang ditampilkan. Sungguh, akhir film ini akan membuatmu
merindukan Baitullah.
Apa yang kurang?
Hm...apa, ya?
Menurutku sih akan
lebih keren kalau dialog antara Rangga-Hanum dan tour guide di Mezquita dibuat juga scene-nya. Karena dialog mereka—seperti
yang ada dalam novel—itu sangat membuka wawasan. Sayang aja kalau penonton yang
belum baca bukunya nggak tahu tentang informasi-informasi yang disampaikan sang
guide.
Yang kedua, scene di
Turki seharusnya sedikit lebih panjang. Sayang sekali kalau tidak ada scene di
dalam Blue Mosque dan Topkapi. Di dalam film, hanya ditampilkan area dalam
Hagia Sophia dan Grand Bazar.
Padahal, nggak ada salahnya kalau ada fast shoot di area Galata Tower, terus menyusuri Istiklal Caddesi, hingga ke Taksim Square. Bisa juga ditambah dengan shoot pada wanita-wanita muda Turki dengan gaya hijabnya yang khas. Pasti lebih keren!
Padahal, nggak ada salahnya kalau ada fast shoot di area Galata Tower, terus menyusuri Istiklal Caddesi, hingga ke Taksim Square. Bisa juga ditambah dengan shoot pada wanita-wanita muda Turki dengan gaya hijabnya yang khas. Pasti lebih keren!
Kejutan?
Ooo....so sweet! |
Ya, ya, ya...ada
kejutan lho buat kamu-kamu di ujung film ini. Pokoknya bagi kamu yang nge-fans
sama Fatma, bakal seneng banget. Atau kamu adalah salah satu yang nge-fans sama Stevan? Tunggu aja di akhir
film, you will see something!
Finally!
Ayooo buruan nonton
bagi yang belum nonton. Jangan hanya nunggu kasetnya keluar, sayang banget. Karena
Eropa terasa semakin dekat denganmu, kalau kamu nontonnya di bioskop. Aduh,
jadi promosi. Maklum aku ini terkenal di kalangan teman-teman sebagai tukang
promosi sukses.
Contohnya saat aku promosi kosmetik yang aku pakai (kebetulan aku pakai wardah), sekarang mereka pada beralih ke wardah! Makanya mending nonton gih weekend ini, ajak keluarga dan teman-teman. Aku hanya merekomendasikan aja (kesannya maksa tau!). hehe, sayang aja kalau teman-teman sampai melewatkan film sebagus ini.
Contohnya saat aku promosi kosmetik yang aku pakai (kebetulan aku pakai wardah), sekarang mereka pada beralih ke wardah! Makanya mending nonton gih weekend ini, ajak keluarga dan teman-teman. Aku hanya merekomendasikan aja (kesannya maksa tau!). hehe, sayang aja kalau teman-teman sampai melewatkan film sebagus ini.
Oke deh, waktu tidur
siangku nggak boleh tersita, nih. Soalnya sulit banget ngedapetin jam tidur
siang di hari-hari lain. Thank for
reading, guys!
NEWS UPDATE! FILM BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA (KELANJUTAN DARI FILM 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA ) AKAN SEGERA HADIR DI BIOSKOP SELURUH INDONESIA MULAI TANGGAL 17 DESEMBER 2015. FILM INI MERUPAKAN FILM TERMAHAL YANG PERNAH DIPRODUKSI OLEH MAXIMA PICTURE.
Pertama kali lihat trailer Bulan Terbelah di Langit Amerika, aku sudah nangis duluan. Kalau sahabat Muslimah penasaran seperti apa trailernya, lihat video di bawah ya :) Baca juga tulisanku tentang Bulan Terbelah di Langit Amerika di sini dan sini.
Pertama kali lihat trailer Bulan Terbelah di Langit Amerika, aku sudah nangis duluan. Kalau sahabat Muslimah penasaran seperti apa trailernya, lihat video di bawah ya :) Baca juga tulisanku tentang Bulan Terbelah di Langit Amerika di sini dan sini.
Aduh... kakak kok postingan yang beginiah sih..
ReplyDeleteKakak! adik jadi malu,.. *jomblo.. jadi ngiri ingin pacaran juga lah....huahahaha
Tapi benar,.. aku ngiri sekali kalau liat orang romantis berduaan.. selalu bertanya, “indahnya hidup mereka ya, kapan aku menyusul”.. huz... syetan mulai menyusup nih,..
Tapi ngga apa-apalah.. ini buat refrensi yang sangat bernilai bagiku.. “oh, ternyata hidup dengan orang yang kita cintai itu sangat menyenangkan ya.. apalagi dalam ikatan ijab qabul.. subhanallah. Ngga bisa ngebayangin.. mikiran lagi nyesek dengan tugas kuliah.. hahaha
Hehehe....emang kamu aja dik yang memimpikan kehidupan indah kayak begitu. kakak juga tahu!
DeleteKan gak salah bermimpi, yang penting sekarang perbaiki diri aja dulu, insya Allah kalau datang waktunya...
Ayooo tonton filmnya...
awwww, actingnya bagus!
ReplyDeleteYa film ini memang keren, pemainnya juga oke.
DeleteBelum nonton filmnya, novelnya juga belum, :(
ReplyDeleteWah sayang sekali, padahal baik novel maupun filmnya keren banget....Novelnya jauh lebih keren pastinya.
Deletewah.....sepertinya atun syuhrap sudah siap menyusul untuk merid......
ReplyDeletetamat kuliah kan but? langsung??????...
hahahaha
Aaamiiin...semoga aja ya si dia datang pada waktu yg tepat. Hahah
DeleteGak lah Oma, pengen mempersembahkan sesuatu untuk Ayah-Ibu dulu.
belum tau soal filmnya tapi udah baca bukunya dan emang top banget :)
ReplyDelete