Cerita tentang hijab,
sebenarnya aku nggak punya history yang terlalu inspiratif. Sejak umur 10 tahun
aku harus berangkat sekolah menggunakan hijab, ‘cause saat itu Bapak kukuh
memasukkanku ke Madrasah Tsanawiyah. Meski belum tahu esensi hijab, mau nggak mau
aku harus pakai juga. Nggak jarang aku menggerutu dalam hati kalau lihat sepupu
yang sekolah di SMP bisa berkreasi dengan rambutnya. Aku juga pengen pakai
bando warna-warni, pengen pakai jepitan rambut, dan aksesoris lucu lainnya.
Hingga akhirnya takdir
membawaku melanjutkan sekolah ke kota provinsi di Pekanbaru. Aku melanjutkan
sekolah ke pesantren. Cerita tentang tebar pesona dengan rambut panjang pun
tinggal sebatas impian. Karena di pesantren, hijab ternyata sangat jauh dari yang
berhasil kubayangkan sebelumnya.
Dari rumah aku
membawa banyak sekali hijab bergo pendek yang hanya sebatas menutupi leher.
Namun sampai di pesantren, aku terkaget-kaget karena semua santriwati
mengenakan hijab menjulur hingga ke dekat pinggang. Alhasil semua hijab yang
kubawa nggak bisa dipakai kecuali di dalam lingkungan asrama putri. Untuk
aktivitas di luar asrama, aku harus memakai jilbab segi empat warna merah ati
satu-satunya. Hanya jilbab merah ati inilah yang bisa kupasang lebih panjang
hingga menutupi dada. Mau minta Ibu membelikan hijab panjang, eh jarak antara
pesantren dan pulau kampung halamanku terlalu jauh. Bahkan sampai aku tamat
dari pesantren, Ibu nggak pernah menginjakkan kaki di sana.
Awal-awal di
pesantren aku cukup frustasi. Sempat berkali-kali minta pindah. Jawaban Bapak
tetap sama, kalau aku mau sekolah satu-satunya adalah dengan menyelesaikan
pendidikan di pesantren. Jika aku pilih pulang, itu artinya putus sekolah. Ah,
Bapak. Dulu aku mengutuk semua paksaan beliau, namun sekarang aku sudah paham
bahwa semua pilihan Bapak adalah yang terbaik.
Perlahan-lahan
pendidikan di pesantren menyadarkanku betapa pentingnya hijab bagi seorang
muslimah. Dan alhamdulillah hingga sekarang tiap kali bepergian ke luar rumah,
hijab nggak lagi kulepas. Beberapa bulan
aku pernah coba mengenakan hijab syar’i panjang, namun karena tuntutan
perkuliahan yang lebih sering aktivitas di areal pertanian, aku terpaksa kembali mengenakan
hijab biasa. Ini salahku sendiri, karena mungkin imanku belum seteguh para
muslimah di luar sana. Terkadang aku rindu dengan hijab syar’i dan rok yang
dulu kukenakan setiap hari. Namun entahlah, di lingkungan dan teman-teman
seperti sekarang, rasanya aku belum siap.
Meskipun nggak berhijab
syar’i, kuusahakan baju-baju yang kubeli selalu panjang hingga setengah atau mencapai lutut,
koleksi celana nggak berbahan jins, dan hijab yang sebisa mungkin kupasang
menutupi bagian dada. Soal hijab, jika diminta untuk memilih, aku pakai semua jenis. Baik itu segi empat dan pashmina. Tapi kalau untuk event-event tertentu yang 'cukup penting', aku lebih suka pakai pashmina. Why?
Di Macau juga tetep pakai pashmina. Lebih ringkes! |
Karena model hijab pashmina itu udah aku sukai sejak dulu (maksudnya sebelum marak seperti sekarang). Mungkin efek suka nonton video muslimah dari luar negeri yang kebanyakan pakai pashmina. Beberapa tahun lalu, aku sampai keliling-keliling mall buat nemuin pashmina yang panjang sekaligus lebar. Tapi hasilnya nihil! Justru yang aku dapatkan malah mirip selendang dengan lebar tidak sampai 30 sentimeter.
Makanya sekarang, saat pashmina udah marak, aku ikutan seneng! Jadi makin banyak pilihan. Biasanya aku pilih pashmina yang lebarnya 75-100 cm dan panjangnya 150-200 cm. Yang ukuran ini akan lebih mudah dipasang, sekaligus bisa menutupi dada.
Dan sekarang kita sudah hampir sampai di bulan mulia penuh
berkah, bulan Ramadhan, yang tentu saja nggak lama lagi pula lebaran akan
datang. Semua muslimah pasti akan cari-cari hijab baru untuk Hari Raya Idil
Fitri. Begitu pula aku.
Biasanya aku lebih
senang cari outfit lebaran jauh-jauh
hari sebelum hari H, nggak jarang aku malah beli jauh hari sebelum Ramadhan
(Biar lebih murah). Salah satu cara belanja yang paling kugemari nggak lain nggak
bukan adalah belanja online. Kalau udah lihat-lihat di web atau instagram online shop biasanya nggak bisa nahan
diri. Apalagi kalau saldo di tabungan mendukung, duh ini tabiat buruk banget! Dan
tadi aku barusan lihat koleksi pashmina di Zalora. Beberapa model di bawah
ini adalah yang paling menarik perhatianku. Okay, semoga masih ada budget belanja yang tersisa di tabungan.
Kabur ke ATM...!
sumber: Zalora |
Kalau kamu (buat yang muslimah), lebih nyaman pakai hijab segi empat, bergo, atau pashmina, nih?
saya pake hijab model apa saja, yang penting tetap syar'i dan cocok dengan sikon keberadaan saya di suatu tempat atau acara :))
ReplyDeleteMeski belum brkerudung saya suka liat yg model pashmina, apalagi di instagram banyak kan akun2 hijab suka liatnya
ReplyDeletemasih nyaman pake segi empat,punya beberapa hadiah pasmina tapi g kepakek karena g bisa makek,eh bisa sih cuma mungkin belum terbiasa jadi rada riweh gutu hehe
ReplyDeletesama kayak mbak Hana, saya merasa lebih nyaman pake yang segiempat. Ada sih pashmina, tapi yang enak dipake cuman satu (dan cuman bisa satu model, hehe), soalnya yg lain kalau nggak tipis, ya licin, atau terlalu pendek, atau terlalu sempit,atau terlalu tebal dan nggak nyerap keringat (panas). Rasanya ribet kalau dipake keluar apalagi pas masuk waktu sholat. heuheu. mungkin karena belum terbiasa jadi harus dibuka ulang... :D
ReplyDeletekalo aku lebih nyaman pakai segi empat mba soalnya simple banget hehe kalo pasmina buat aku sangat ribet soalnya aku engga biasa pake hijab yang di puter-puter itulah :D
ReplyDeleteAku suka jilbab segi empat dan pashmina, cmn lebih sering pake yg segi empat sih.
ReplyDeleteAku juga pgn banget berjilbab syar'i :)
Kisah kita mirip! :D Aku pakai hijab sejak tsanawiyah.. terus masuk pesantren dan pingiinnn banget keluar tapi ditahan sama almarhum Bapak. Tapi lalu sadar dan merasa bersyukur dengan keputusan Bapak waktu itu.
ReplyDeletekalau model hijab, baru2 ini aja sih bisa pake pashmina.. dulunya segiempat sederhana banget juga model peniti di dagu :D
Selamat menyambut Ramadhan ya Sofia..
Yang penting menutup aurat, Mbak. Dan mungkin pesona rambut Mbak Sofia memang diperuntukkan untuk sang suami kelak.
ReplyDeleteAku beli hijab sesuai kebutuhan, Lebaran atau Ramadhan nggak harus karena aku nggak suka belanja di tempat ramai atau terburu-buru dekat Lebaran. Hijabku jg masih campur2 tp insya Allah menutup dada. Sayangnya skrg tren bahan spandek utk bergo. Padahal meski panjang smp pinggang & lebar tp bahan itu nempel di badan jd kelihatan lekuk2nya.
ReplyDeleteNgomong-ngomong tentang hijab, di cantik ada koleksi hijab bisa dilihat disini. Kita juga bisa bayar cash kalau belanja di sini, gak perlu punya kartu kredit...
ReplyDelete