Thursday 4 February 2016

Vihara Kwan Im: Ada Thailand di Sukabumi, Indonesia



Hari Jumat lalu dalam rangka perpisahan dengan teman-teman satu PKL, kami diajak berkunjung ke bukit Kwan Im. Awalnya aku sendiri tidak tahu bagaimana bisa sebuah bukit di Pelabuhan Ratu yang identik dengan Ratu Kidul bisa dinamai dengan dewi Cina seperti itu. Kwan Im sendiri merujuk pada penjelmaan Buddha Welas Asih di Asia Timur (Jangan tanya maksudnya apa). Dari cerita Pak Kris akhirnya aku tahu bahwa dulunya ada seseorang yang melihat perwujudan Dewi Kwan Im di bukit tersebut, dan sebagai bentuk penghormatan maka dibangunlah wihara di sana. Kalau dipikir-pikir ceritanya hampir sama dengan legenda pembangunan Biara Sumela di Trabzon Turki.
 
Ini Biara Sumela di Trabzon. Letaknya juga di bukit, ya? (www.panoramio.com)
Sejarah asli pembangunan wihara ini bermula dari mama Airin—etnis Thailand yang sudah jadi warga Indonesia—yang bermimpi bahwa lokasi vihara ini telah ada sejak 600 tahun silam (Masa Dinasti Qing), tetapi menjadi hilang karena termakan waktu. Itulah sebabnya ia berinisiatif untuk kembali membangun vihara ini.  Setelah mencari lokasi yang mirip dalam mimpinya di Gunung Batu, Malang, dan Gunung Kidul, Yogyakarta, Mama Airin akhirnya menemukannya di daerah Sukabumi. 

Aku sendiri tidak menyangka kalau di Sukabumi ada vihara seindah ini. Namun sayang, akses untuk masuk ke sana terbilang cukup sulit. Dari jalan raya utama, kita harus masuk ke perumahan penduduk dengan jalan sekitar 3 meter yang sebagian besar sudah rusak. Tidak ada transportasi umum yang bisa dipakai, jadi harus bawa kendaraan pribadi. Nah, sepanjang perjalanan, mata kita dimanjakan oleh pemandangan khas pedesaan yang masih asri. Sawah-sawah, rumah-rumah penduduk, petani yang sedang memanen padi, bukit hijau, dan menara PLTU yang megah. Rasanya hati jadi aman tenteram. 

Kondisi jalan


Semakin jauh ke dalam dan mendekati lokasi wihara, kita semakin terpukau dengan pemandangan laut di bagian kanan jalan. Jangan kaget kalau suara ombaknya yang berdebur menghantam pantai terdengar keras, namanya juga ombak Pantai Selatan. Dari dalam mobil kami teriak-teriak kegirangan. Apalagi saat sampai di sana sudah hampir Maghrib, suasananya semakin keren.

Setengah jam kemudian setelah menempuh rute yang cukup menantang, akhirnya kita sampai di Wihara Kwan Im. Kita langsung disambut dua ekor patung naga dengan kepala tujuh yang ekornya memanjang ke atas sampai di puncak bukit. Di samping kanan ada altar dewi Kwan Im lengkap dengan lidi-lidi sembahyang. Nah, dari dua ekor naga tadi kita bisa naik tangga yang jumlahnya mencapai 500 anak tangga. Banyak altar-altar yang bisa disinggahi juga. Ada restoran (sayang waktu itu sudah tutup) dan ada rumah penjaga. 



Gak tau mereka pada mau ngapain :D
Sebelum memutuskan naik, aku terlebih dahulu turun ke pantai untuk menikmati sunset. Ombaknya luar biasa. Batu-batu cadas di sana seperti kualahan menghadapi ganasnya ombak Pantai Selatan. Namun mereka tetap tabah, ya? Sementara kita yang dapat ujian sesekali, mengeluhnya setiap hari, hehe.. Beberapa foto sunset sudah berhasil didapatkan, aku lalu berjalan menaiki tangga. Waktu itu suasana di sana sepi sekali, mungkin karena sudah hampir gelap. Tidak banyak foto yang bisa diambil karena kemampuan kamera yang terbatas. Kalau sudah begitu aku akan terkagum-kagum dengan kamera ciptaan Allah yaitu mata dilengkapi memori tanpa batasan byte di dalam kepala. Meski tanpa foto, kuharap kalian akan percaya saat kutuliskan bahwa tempat ini memang sangat indah. 



What a sunset!
Aku tidak merasa sedang ada di Indonesia. Mungkin lebih pas kalau dikatakan aku ada di Thailand. Pada tiap tingkatan terdapat patung-patung Dewi Bumi dan Buddha Julai. Semakin ke atas, kita akan menemukan lagi altar yang dihiasi dengan patung-patung dewa-dewi. Dan semakin ke atas, pemandangan akan semakin keren. Laut biru terlihat jauh di bawah. Deburannya tetap terdengar. 

Di altar utama, kita bisa melihat patung Sun Go Kong dan gurunya. Vihara ini juga memiliki altar yang tidak seperti biasanya. Jika umumnya vihara memajang dewa dan dewi namun di sini terdapat altar Semar, altar Prabu Siliwangi, dan yang paling unik adalah altar khusus bagi Nyi Roro Kidul. Menurut pihak pengelola, Mama Airin percaya Nyi Roro Kidul merupakan anak dari Raja dan Ratu Thailand.





Menurutku hal yang paling indah di atas bukit tersebut adalah pemandangan lautnya. Dari sebuah teras yang menjorok ke ujung bukit, kita bisa berdiri memandangi laut biru dari ketinggian. Kerlap-kerlip lampu kapal-kapal nelayan terlihat di kejauhan. Angin dari Laut Selatan bertiup tidak begitu kencang. Ah, aku teringat Istanbul. Malam itu aku berpikir, “Hari ini aku berdiri di sini. Aku memejamkan mata dan menghirup udara dalam-dalam. Deburan ombak terdengar dari lautan di bawah sana. Dan saat mataku terbuka yang terlihat adalah indahnya laut Pantai Selatan di negeriku. Namun suatu hari nanti, saat aku membuka mata, Bosphorus-lah yang ada di depan mataku. Insya Allah.” Tidak lupa kuucapkan rasa syukur kepada Allah swt dan memanjatkan doa singkat. Andai adik dan orang tuaku ikut melihat apa yang kulihat...
 
Karena waktu itu udah malam, foto ini kuambil dari http://media.suara.com


Sampai ketemu waktu wisuda teman-teman. Wish you all best of luck!
Tidak sampai seperempat jam di atas, kami memutuskan untuk turun. Seorang temanku ada yang fobia laut, jadi selama kami berkeliling wihara tadi dia hanya duduk sambil memasang headset di dalam mobil. Karena itu pula kami memutuskan untuk segera pulang. Perjalanan pulang memberikan sensasi yang berbeda dari perjalanan berangkat. Mataku tidak bisa lepas dari bangunan PLTU yang terpisah teluk kecil. Cahayanya mirip salah satu bangunan di Singapura. 


Bagi kalian yang hobi foto di tempat-tempat eksotis, atau yang pengen banget ke Thailand tapi belum ada kesempatan, tidak ada salahnya datang ke Vihara ini terlebih dahulu. Aku jamin tidak akan menyesal. Oh iya, di sana tidak ada pungutan biaya apa pun. Rencananya aku akan berkunjung ke sana lagi dalam waktu dekat. Insya Allah... ada yang mau ikut?

9 comments:

  1. saya baru tau ada bukit Kwan Im, bagus ya pemandangannya berasa di luar negeri

    ReplyDelete
  2. Ya Allah.. aku baru tau di Sukabumi ada tempat se-keren ini. Padahal tiap lebaran mudik ke Sukabumi hihi. Thanks for share, kalau mudik aku mau kesini :)

    ReplyDelete
  3. uwaaaa....ini di Indonesia ya,keren.aku baru tahu mbak

    ReplyDelete
  4. Huwaa... ini tempatnya indah banget ya Sof. Aku baru tau ada tempat secantik ini di Sukabumi. Kayak di film :D

    ReplyDelete
  5. Kak..wira mau ikut....kapan?

    ReplyDelete
  6. Ciyus ini di Sukabumi? Boleh juga disambangi ..dekat.

    ReplyDelete
  7. Saya sebagai orang Sukabumi aja baru tahu, ternyata itu terletak di kabupatennya Pelabuhan Ratu. Dari rumah saya aja jaraknya 2 jam. Tapi penasaran juga pengen mengabadikan tempat itu makasih ya.

    Jadi sumber objek wisata sukabumi nih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Disini selalu ada acara ibadah rutin, buka aura/blessing,dll setiap malam jumat kliwon dan mlm tgl 15 (capgo)penanggalan cina. Ingin berkat melalui mama airin langsung pada hari2 tsb tnp membeli serbuk emas juga bisa tnp dipungut boaya apapun.
      Sabbe satta bhavantu sukhitatta.. sadhu..sadhu..

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...