Hari Jumat lalu dalam
rangka perpisahan dengan teman-teman satu PKL, kami diajak berkunjung ke bukit
Kwan Im. Awalnya aku sendiri tidak tahu bagaimana bisa sebuah bukit di
Pelabuhan Ratu yang identik dengan Ratu Kidul bisa dinamai dengan dewi Cina
seperti itu. Kwan Im sendiri merujuk pada penjelmaan Buddha Welas
Asih di Asia Timur
(Jangan tanya maksudnya apa). Dari cerita Pak Kris akhirnya aku tahu bahwa
dulunya ada seseorang yang melihat perwujudan Dewi Kwan Im di bukit tersebut,
dan sebagai bentuk penghormatan maka dibangunlah wihara di sana. Kalau dipikir-pikir
ceritanya hampir sama dengan legenda pembangunan Biara Sumela di Trabzon Turki.
Sejarah asli pembangunan
wihara ini bermula dari mama Airin—etnis Thailand yang sudah jadi warga
Indonesia—yang bermimpi bahwa lokasi vihara ini
telah ada sejak 600 tahun silam (Masa Dinasti Qing),
tetapi menjadi hilang karena termakan waktu. Itulah sebabnya ia berinisiatif
untuk kembali membangun vihara ini. Setelah
mencari lokasi yang mirip dalam mimpinya di Gunung Batu, Malang, dan Gunung
Kidul, Yogyakarta, Mama Airin akhirnya menemukannya di daerah Sukabumi.
Aku sendiri tidak menyangka
kalau di Sukabumi ada vihara seindah ini. Namun sayang, akses untuk masuk ke
sana terbilang cukup sulit. Dari jalan raya utama, kita harus masuk ke
perumahan penduduk dengan jalan sekitar 3 meter yang sebagian besar sudah
rusak. Tidak ada transportasi umum yang bisa dipakai, jadi harus bawa kendaraan
pribadi. Nah, sepanjang perjalanan, mata kita dimanjakan oleh pemandangan khas
pedesaan yang masih asri. Sawah-sawah, rumah-rumah penduduk, petani yang sedang
memanen padi, bukit hijau, dan menara PLTU yang megah. Rasanya hati jadi aman
tenteram.
Kondisi jalan |
Semakin jauh ke dalam
dan mendekati lokasi wihara, kita semakin terpukau dengan pemandangan laut di
bagian kanan jalan. Jangan kaget kalau suara ombaknya yang berdebur menghantam
pantai terdengar keras, namanya juga ombak Pantai Selatan. Dari dalam mobil
kami teriak-teriak kegirangan. Apalagi saat sampai di sana sudah hampir
Maghrib, suasananya semakin keren.
Setengah jam kemudian
setelah menempuh rute yang cukup menantang, akhirnya kita sampai di Wihara Kwan
Im. Kita langsung disambut dua ekor patung naga dengan kepala tujuh yang
ekornya memanjang ke atas sampai di puncak bukit. Di samping kanan ada altar
dewi Kwan Im lengkap dengan lidi-lidi sembahyang. Nah, dari dua ekor naga tadi
kita bisa naik tangga yang jumlahnya mencapai 500 anak tangga. Banyak altar-altar
yang bisa disinggahi juga. Ada restoran (sayang waktu itu sudah tutup) dan ada
rumah penjaga.
Gak tau mereka pada mau ngapain :D |
Sebelum memutuskan
naik, aku terlebih dahulu turun ke pantai untuk menikmati sunset. Ombaknya luar
biasa. Batu-batu cadas di sana seperti kualahan menghadapi ganasnya ombak
Pantai Selatan. Namun mereka tetap tabah, ya? Sementara kita yang dapat ujian
sesekali, mengeluhnya setiap hari, hehe.. Beberapa foto sunset sudah berhasil
didapatkan, aku lalu berjalan menaiki tangga. Waktu itu suasana di sana sepi
sekali, mungkin karena sudah hampir gelap. Tidak banyak foto yang bisa diambil
karena kemampuan kamera yang terbatas. Kalau sudah begitu aku akan
terkagum-kagum dengan kamera ciptaan Allah yaitu mata dilengkapi memori tanpa
batasan byte di dalam kepala. Meski tanpa foto, kuharap kalian akan percaya
saat kutuliskan bahwa tempat ini memang sangat indah.
What a sunset! |
Aku tidak merasa
sedang ada di Indonesia. Mungkin lebih pas kalau dikatakan aku ada di Thailand.
Pada tiap tingkatan terdapat patung-patung Dewi Bumi dan Buddha Julai. Semakin
ke atas, kita akan menemukan lagi altar yang dihiasi dengan patung-patung dewa-dewi.
Dan semakin ke atas, pemandangan akan semakin keren. Laut biru terlihat jauh di
bawah. Deburannya tetap terdengar.
Di altar utama, kita
bisa melihat patung Sun Go Kong dan gurunya. Vihara ini juga memiliki altar
yang tidak seperti biasanya. Jika umumnya vihara memajang dewa dan dewi namun
di sini terdapat altar Semar, altar Prabu Siliwangi, dan yang paling unik
adalah altar khusus bagi Nyi Roro Kidul. Menurut pihak pengelola, Mama Airin
percaya Nyi Roro Kidul merupakan anak dari Raja dan Ratu Thailand.
Menurutku hal yang
paling indah di atas bukit tersebut adalah pemandangan lautnya. Dari sebuah
teras yang menjorok ke ujung bukit, kita bisa berdiri memandangi laut biru dari
ketinggian. Kerlap-kerlip lampu kapal-kapal nelayan terlihat di kejauhan. Angin
dari Laut Selatan bertiup tidak begitu kencang. Ah, aku teringat Istanbul. Malam
itu aku berpikir, “Hari ini aku berdiri di sini. Aku memejamkan mata dan
menghirup udara dalam-dalam. Deburan ombak terdengar dari lautan di bawah sana.
Dan saat mataku terbuka yang terlihat adalah indahnya laut Pantai Selatan di
negeriku. Namun suatu hari nanti, saat aku membuka mata, Bosphorus-lah yang ada
di depan mataku. Insya Allah.” Tidak lupa kuucapkan rasa syukur kepada Allah
swt dan memanjatkan doa singkat. Andai adik dan orang tuaku ikut melihat apa
yang kulihat...
Sampai ketemu waktu wisuda teman-teman. Wish you all best of luck! |
Tidak sampai
seperempat jam di atas, kami memutuskan untuk turun. Seorang temanku ada yang
fobia laut, jadi selama kami berkeliling wihara tadi dia hanya duduk sambil
memasang headset di dalam mobil. Karena itu pula kami memutuskan untuk segera
pulang. Perjalanan pulang memberikan sensasi yang berbeda dari perjalanan
berangkat. Mataku tidak bisa lepas dari bangunan PLTU yang terpisah teluk
kecil. Cahayanya mirip salah satu bangunan di Singapura.
Bagi kalian yang hobi foto di tempat-tempat eksotis, atau yang pengen banget ke Thailand tapi belum ada kesempatan, tidak ada salahnya datang ke Vihara ini terlebih dahulu. Aku jamin tidak akan menyesal. Oh iya, di sana tidak ada pungutan biaya apa pun. Rencananya aku akan berkunjung ke sana lagi dalam waktu dekat. Insya Allah... ada yang mau ikut?
saya baru tau ada bukit Kwan Im, bagus ya pemandangannya berasa di luar negeri
ReplyDeleteYa Allah.. aku baru tau di Sukabumi ada tempat se-keren ini. Padahal tiap lebaran mudik ke Sukabumi hihi. Thanks for share, kalau mudik aku mau kesini :)
ReplyDeleteuwaaaa....ini di Indonesia ya,keren.aku baru tahu mbak
ReplyDeleteHuwaa... ini tempatnya indah banget ya Sof. Aku baru tau ada tempat secantik ini di Sukabumi. Kayak di film :D
ReplyDeleteKak..wira mau ikut....kapan?
ReplyDeleteCiyus ini di Sukabumi? Boleh juga disambangi ..dekat.
ReplyDeleteSaya sebagai orang Sukabumi aja baru tahu, ternyata itu terletak di kabupatennya Pelabuhan Ratu. Dari rumah saya aja jaraknya 2 jam. Tapi penasaran juga pengen mengabadikan tempat itu makasih ya.
ReplyDeleteJadi sumber objek wisata sukabumi nih.
Disini selalu ada acara ibadah rutin, buka aura/blessing,dll setiap malam jumat kliwon dan mlm tgl 15 (capgo)penanggalan cina. Ingin berkat melalui mama airin langsung pada hari2 tsb tnp membeli serbuk emas juga bisa tnp dipungut boaya apapun.
DeleteSabbe satta bhavantu sukhitatta.. sadhu..sadhu..
wah baru tau, besok bisa deh cus kesana
ReplyDelete