Aku jatuh cinta pada Istanbul
|
Istanbul, kota yang telah berdiri sejak ratusan tahun silam, dimulai dari kekaisaran Romawi hingga Turki Ustmani.
Kota yang dihuni lebih dari 14 juta penduduk ini merupakan satu-satunya kota yang berada di dua benua, Eropa dan Asia. Aku mencintai Istanbul, dan bagiku kota ini adalah sebuah candu.
Banyak orang yang beranggapan bahwa Istanbul merupakan ibukota Turki, padahal itu sama sekali salah. Istanbul begitu populer melebihi Ankara, ibukota Turki, karena ia memiliki sejarah yang panjang, tata kota nan cantik, bangunan-bangunan impresif, serta dikelilingi oleh laut-laut biru yang mengundang kawanan gagak dari segenap penjuru dunia.
Pada tahun 2014, nama Istanbul sejajar dengan Roma dan Milan sebagai Top City yang paling ingin dikunjungi di dunia. Banyak orang yang sudah pernah menyambangi Istanbul, selalu ingin kembali dan kembali. Tidak sedikit pula yang sampai membeli rumah di sana.
Tidak peduli apakah mereka turis, business traveler, pendatang, atau siapa pun, kita semua memiliki satu alasan sama yang bisa diungkapkan dalam sebuah kalimat, “Aku mencintai Istanbul”.
1. Makanan, Makanan, dan Makanan
Makanan khas Turki yang wajib dicoba
|
Ah jika ditanya soal makanan, Turki adalah ratunya. Kebabnya yang beraneka ragam, mulai dari doner kebab yang terkenal, iskender kebab, hingga sis kebab. Lalu untuk manisan, kita dibuat tergila-gila oleh sensasi manis baklava dan cita rasa kacang almondnya.
Setiap orang yang berkunjung ke Turki, tidak pernah ketinggalan untuk mencoba es krim yang dikenal dengan sebutan dondurma. Sebelum es krim lezat sampai di tangan, siap-siaplah untuk dikerjai para penjual dondurma yang biasanya tampan-tampan.
Selain itu kamu juga bisa mencoba donat ala Turki yang bernama simit, pizza ala Turki yang dikenal dengan nama lahmacun dan pide, stik ala Turki yang bernama kofte, kentang panggang ala Turki yang dikenal dengan nama kumpir, minuman khas Turki bernama boza, atau sandwich ikan paling terkenal di dunia dengan nama balik ekmek. Semuanya bisa kamu temukan di Istanbul.
2. Saksi Sejarah
Banyak bangunan bersejarah di Istanbul yang bisa membuat imajinasimu kembali ke masa-masa silam. Hagia Sophia misalnya. Bangunan berwarna bata ini pertama kali didirikan sebagai gereja termegah pada masanya, di jaman Byzantium. Hingga kemudian saat Konstatinopel jatuh ke tangan panglima Islam, Muhammad Al Fatih, gereja ini diubah fungsikan sebagai masjid. Masjid Aya Sofia.
Museum Hagia Sophia, saksi dua peradaban besar yang telah gulung tikar
|
Selama berabad-abad azan berkumandang dari empat menara-minaret yang ditambahkan di sisi-sisi Aya Sofia, sampai pada akhirnya Kekhalifahan Turki Ustmani dihapus dari muka bumi. Turki jatuh ke tangan penguasa Sekuler, dan sejak itu Masjid Aya Sofia menerima takdirnya sebagai museum dan kembali berganti nama menjadi Hagia Sophia.
Berbeda dengan museum lainnya di dunia, Hagia Sophia adalah museum yang menjadi saksi dua peradaban besar. Romawi dengan ortodoksnya, dan Turki Ustmani dengan Islamnya.
Selain Hagia Sophia, masih ada banyak saksi sejarah yang berdiri kokoh di Istanbul hingga kini. Seperti masjid-masjid karya Mimar Sinan. Dimulai dari Masjid Sultan Mehmet II (Blue Mosque) hingga Masjid Suleiman.
Menyusuri setiap jengkal arsitekturnya, ukiran kaligrafinya, semua orang setuju bahwa Mimar Sinan sunggguh arsitektur kebanggan Islam yang mengagumkan.
3. Selat Bosphorus
Keindahan Bosphorus di Istanbul yang tidak boleh dilewatkan
|
Bosporus adalah sebuah selat yang memisahkan Turki bagian Eropa dan bagian Asia, menghubungkan Laut Marmara dengan Laut Hitam.
Selat ini memiliki panjang 30 km, dengan lebar maksimum 3.700 meter pada bagian utara, dan minimum 750 meter antara Anadoluhisarı dan Rumeli Hisarı. Kedalamannya bervariasi antara 36 sampai 124 meter.
Tepian selat ini berpenduduk padat, salah satu kotanya adalah Istanbul.
Ada dua jembatan yang menyebrangi Selat Bosporus, yang pertama adalah Jembatan Bosporus memiliki panjang 1.074 meter dan diselesaikan pada 1973.
Yang kedua, Jembatan Fatih Sultan Mehmet dengan panjang 1.090 meter dan diselesaikan pada 1988 sekitar 5 km sebelah utara jembatan pertama.
Selat ini tidak hanya menawarkan keindahan yang menyihir, namun juga catatan sejarahnya yang panjang. Banyak perang besar terjadi di selat yang memiliki posisi strategis ini. Banyak siasat perang telah diuji di atas gulungan ombaknya.
Tidak sedikit pula pasukan dari berbagai penjuru dunia tenggelam di ke kedalamannya. Ketika kapan-kapal Muhammad Al Fatih bertolak melakukan pengepungan terhadap Konstatinopel, Bosphorus adalah saksinya.
Lalu kemudian kekhalifahan Ustmani membuat trend sebuah kehidupan luxury di pinggiran Bosphorus dengan mendirikan rumah musim panas yang disebut Yalis. Hingga hari ini, banyak kalangan atas baik itu warga Turki sendiri atau WNA yang memiliki rumah di sepanjang bibir Bosphorus, tentu saja harus berbagi lokasi dengan hotel, bar, hingga cafe.
Sebagai contoh, kamu bisa membayangkan rumahnya Dilara dalam serial Cansu dan Hazal. Melihat betapa strategisnya lokasi rumah dengan pemandangan menakjubkan seperti itu, kamu tentu bisa menebak sendiri berapa uang yang sudah dikeluarkan.
Untuk turis, Bosphorus bisa dinikmati dengan jalan kaki atau kapal pesiar yang biasanya memakan waktu selama 2 jam. Ini adalah agenda wajib nomor wahid yang harus dilakukan siapa pun yang mengunjungi Istanbul.
Pemilik sekaligus manajer Zoe Yacht, sebuah motorboat sepanjang 55 kaki yang juga menerima carteran, mengatakan bahwa peminat Bosphorus tidak hanya dari kalangan turis mancanegara, namun juga penduduk Turki sendiri.
Zoe Yacht sendiri selalu mengantarkan penumpang menyeberangi Bosphorus setiap 2 jam sekali, dan di momen sunset. Akhir-akhir ini, kapal pesiar tersebut juga melayani pesanan untuk acara ulang tahun, resepsi, lamaran, atau meeting.
Kalau kamu datang ke Istanbul, jangan sekali-kali lupa untuk menyeberangi Bosphorus dengan kapal pesiar.
4. Area Galata
Menara Galata terlihat dari kejauhan
|
Sedikit menjorok dari Selat Bosphorus, kita akan menemukan sebuah selat kecil bernama Selat Ujung Tanduk atau dalam bahasa Inggrisnya, The Golden Horn Bay. Di atas selat ini berdiri gagah beberapa buah jembatan, namun yang paling populer adalah jembatan Galata.
Jembatan ini memiliki dua tingkatan. Lantai pertama digunakan untuk restoran-restoran, dan lantai kedua sebagai jalan trem sekaligus spot memancing paling populer di Istanbul.
Trem yang berasal dari areal Fetih (lingkungan Blue Mosque) akan melintasi jembatan ini dan berhenti di pangkal jalan Istiklal (jalan paling populer di Turki). Dari sana pengunjung bisa berganti transportasi khusus atau bisa juga memilih jalan kaki.
Nah di area inilah kita bisa menjumpai berbagai atraksi menarik yang dimiliki Istanbul. Dimulai dari menara Galata yang memiliki ketinggian sekitar 63 meter, hingga berujung ke Taksim Square yang bisa dikatakan sebagai alun-alunnya Istanbul.
Di jalan Istiklal sendiri, kita bisa menjumpai berbagai outlet internasional, cafe-cafe klasik, restoran, toko bunga, gereja, sekolah, universitas, dan banyak lagi. Jika Singapore memiliki Orchad, maka Istanbul punya Istiklal.
Yang membuatnya semakin istimewa karena tidak ada transportasi yang boleh melintas, kecuali trem merah dengan jalur khusus. Jalan Istiklal ini ternyata sengaja di-setting agar ramah bagi pejalan kaki. jadi, saat berjalan di sana, kita akan merasakan sensasi Eropa yang kental.
Nah, itulah tadi 4 hal yang telah membuatku sangat mencintai Istanbul. Empat hal tersebut tidak bisa kudapatkan di belahan dunia mana pun selain Istanbul. Empat hal itu pula yang selalu menarik hatiku untuk terus merindukan kota Seribu Masjid ini.
Bagaimana cara mengucapkan ‘istanbul, aku mencintaimu’ dalam bahasa Turki?
Ayo, katakanlah, “Istanbul’u seviyorum’ maka penduduk lokal pun akan mencintaimu juga.
Makanannya bikin ngilerrrr. Pemnadangan juga bangus banget ya mba, moga suatu hari aku bisa sampai sana. Aamiin :)
ReplyDeleteWah kalau yang nomor 1 urusan Cuisine wah asyiik Dimana mana traveling tanpa ada kegiatan Wisata Kuliner wah nda seru hiehiheiheie. Mantaf ulasannya mbakyu
ReplyDeletemenggoda sekali makananya :)
ReplyDeletemmm, kapan ya bisa ke Turki?
ReplyDeletebahagianya mbak yg udah bisa mengunjungi dan menikmati turki, pasti nagih mau balik lagi ya mbak? :)
ReplyDeletetulisannya menarik sekali
bikin envy deh si kakak
ReplyDelete