Friday 22 December 2017

Menikah atau Tidak Menikah


Ketika kamu mulai rutin datang ke walimahan teman-teman sebayamu, ketika para ibu-ibu mulai menceritakan calon pasangan anak-anaknya kepada ibumu, ketika kamu mulai sering membantu mempersiapkan hari pernikahan teman-teman masa kecilmu, ketika mulai tak terhitung jumlah teman-temanmu yang menggendong anak pertama mereka atau sedang mempersiapkan hari kelahiran, ketika anak-anak teman masa kecil justru terkadang datang ke rumahmu untuk bermain, bahkan ketika adik-adik kelasmu pun sudah banyak yang bilang, 'good bye, aku duluan', ketika itulah terror 'kapan nikah' mulai bermunculan dari berbagai arah (cry out loud emoticon). Bahkan teror itu lebih sering datang dari rumah sendiri, yang kadang bikin kamu pengen bertapa saja di hutan :D

Yes, aku sudah mulai menulis tentang ini sejak usia memasuki 20 tahun. Karena mulai saat itu teror sudah mulai datang, meski hanya satu dua. Tapi sekarang, subhanallah kadang sampai heran, kenapa manusia ini senang sekali mengurusi perkara orang lain? Memangnya menikah itu gampang? Tinggal pakai jurus tunjuk, siapa datang langsung oke, terus nikah? Dan memangnya lagi, nikah itu harus bareng-bareng gitu, ya? Kalau teman satu angkatan udah, maka kita pun harus nyusul secepat mungkin.

Alhamdulillahnya aku punya orangtua yang cukup paham soal agama, meskipun ibuk bukan tipe yang 'say no to pacaran' ala ustadz jaman sekarang. Jadinya ya begitulah, tiap hari pertanyaannya, "Cowokmu endi? Ngopo ra gek endang digowo rene?" Berkali-kali dijelaskan kalau İslam itu gak mengenal kata pacaran, tapi masih saja itu yang ditanyakan.

"Menikah itu sunnah. Kalau sudah ada, ya disegerakan." Nah kalau bapak lebih mendingan lah karena pengetahuan agamanya sedikit lebih mumpuni dibanding ibuk.

Sekarang setiap pagi nasehat agama yang disampaikan Bapak sudah beralih ke topik pernikahan dan pernikahan. Terlebih di desa ini hampir 80% muda-mudi menikah by accident. Beberapa di antaranya disebabkan orangtua, karena masih kukuh mengikuti tradisi hantaran pernikahan yang harus memenuhi sekian puluh juta. Akhirnya, karena jalan menuju halalnya dipersulit, mereka pun cari jalan pintas yang gampang meskipun jelas-jelas dosa besar. But, this should be noted! Di sinilah bahaya pacaran itu sebenarnya kelihatan banget. Bayangkan ya, dua manusia saling jatuh cinta, sms dan teleponan menggunakan kata-kata romantis, lalu ketemuan sementara orangtua woles aja, their hormon is raging, dan who can stop if any two person in that situation? Bahkan setan sekelas jin ifrit pun gak bisa menghentikan dua orang yang sedang dikuasai oleh sesuatu bernama 'lust'. And İslam is the perfect religion, tidak ada solusi yang lebih ampuh bagi dua orang yang sedang jatuh cinta selain menikah. İni kata Bapakku, and İ totally agree!

Nikah dalam İslam itu gak mahal. Yang mahal itu tradisi. Bahkan Abdurrahman ibn Auf rahimahullah yang terkenal sebagai seorang konglomerat saja ketika dia menikah, Rasulullah sallahu 'alahisi wa sallam tidak tahu. Begitu bertemu di Masjid, Rasulullah mencium aroma harum yang tidak biasa dari sahabatnya tersebut, dan beliau bertanya. Ternyata Abdurrahman ibn Auf baru saja menikah.

"Kenapa aku tidak diundang?" tanya Rasulullah

Apa jawaban Abdurrahman ibn Auf?

"Karena engkau pernah berkata bahwa sebaik-baiknya pernikahan adalah yang tidak bermewah-mewah." (Silakan dicari hadistnya, karena aku menulisnya tanpa melihat referensi, hanya mengandalkan ingatan. Jadi mungkin lafadz-nya sedikit berbeda.)

İni lho konglomerat jaman dulu, yang kalau dia mau, maka seluruh penduduk Madinah bisa saja diundang lalu dijamu dengan ratusan ekor daging unta. Mengadakan walimah itu memang dianjurkan oleh Rasulullah, agar tidak afa fitnah. Tapi yo kalau jaman sekarang namanya bukan walimah lagi, melainkan pesta. Walimahannya Rasulullah sama A'isha saja cuma dengan sebaskom susu yang diminum rame-rame. Niatnya itu bukan pestanya yang  harus besar-besaran, namun cukup agar orang-orang minimal tetangga sekampung pada tahu. Tapi sulit ya memang kalau kita hidup di tengah masyarakat yang memegang tradisi yang salah namun dibenarkan oleh semua orang. Padahal akibatnya sudah terlihat dimana-mana, yaitu dengan maraknya perzinahan.

Di kampungku, bisa dikatakan hal seperti itu bukan lagi menjadi aib. Wanita yang melahirkan pasca empat atau lima bulan pernikahan sudah bukan hal memalukan lagi. Karena sudah umum terjadi. Ada hukum İslam yaitu dengan dera bagi mereka yang berzina sebelum menikah dan rajam bagi yang sudah menikah, tapi justru dianggap hukum İslam itu kejam, sadis, tidak berperi kemanusiaan. Bayangkan lho, andai hukum ini diterapkan, kira-kira kita akan berpikir ulang gak ketika ingin berzina? Kenapa yang belum menikah didera sementara yang sudah menikah jastru dirajam sampai tewas? Karena dia sudah punya suami/istri. Sama sekali tidak ada uzur baginya untuk berzina. Dia memiliki tempat yang halal untuk hasrat biologisnya. Karena itulah ketika dia masih nekat berzina, maka rajam hukumannya. İni menunjukkan bahwa zina itu bukan dosa kecil. Bukan perkara ecek-ecek yang cukup dengan taubat lalu dosanya hilang begitu saja. Di zaman Rasulullah pernah kejadian yang seperti ini, yaitu ketika seorang wanita mendatangi beliau untuk meminta hukuman atas zina yang dia lakukan. Tapi karena wanita ini hamil, akhirnya Rasulullah meminta ia datang setelah melahirkan. Begitu melahirkan, wanita ini datang kembali dan Rasulullah memintanya hingga anak tersebut disapih. Dan mashaAllah dua tahun kemudian, wanita ini masih tetap datang untuk meminta hukuman. Kemudian Rasulullah meminta para sahabat untuk merajamnya hingga wafat. Tapi apa yang terjadi kemudian? Rasulullah meminta sahabat untuk mengurusi jenazah wanita tersebut dam beliau menshalatinya karena perempuan tersebut telah bersih dari dosa zina. Dari kisah ini bisa kita simpulkan bahwa dosa zina jika hukumannya tidak ditunaikan di dunia, maka kelak tetap akan ditunaikan di akhirat. Kecuali jika Allah yang Maha Pengasih berhendak lain.

"Ya Rabb, lindungilah kami dari perbuatan zina. Halangilah kami dari segala perbuatan yang mengantarkan kepada zina. Dan jadikanlah hati kami membenci dan memusuhi perbuatan zina."

Zaman dulu ketika belum ada smartphone dan jaringan internet, pernizahan di kampung halamanku sudah marak. Terlebih sekarang. Terkadang sedih melihat generasi muda, anak-anak yang belum tamat sekolah, akhirnya sudah harus hidup berumah tangga. Fitnah hidup di jaman ini memang berat. Hal-hal makruhat, subhat, syahwat, disebarkan secara bebas dan bisa mengenai siapapun. Benarlah Rasulullah yang pernah mengatakan bahwa ummat akhir jaman itu banyak yang beriman di pagi hari, kemudian kafir di sore harinya. Beriman di sore hari, kemudian kafir di pagi harinya. Karena apa?

Fitnah.

Fitnah di sini bukan diartikan dalam pengertian bahasa İndonesia yaitu merusak nama baik atau kehormatan seseorang, melainkan dalam pengertian bahasa Arab yaitu cobaan-cobaan, ujian, goncangan, perkara syahwat, syubhat, dan makruhat yang merajalela. Sementara itu kaum Muslimin banyak yang tidak bisa membedakan, mana yang berupa fitnah dan mana yang bukan. Banyak kesamaran, perkara yang tidak jelas, namun ternyata hal tersebut telah menghanyutkan ke-İslaman seseorang. Banyak Muslim hari ini tidak menyadari ternyata dirinya telah terjebak di dalam fitnah, atau seperti sabda Rasulullah bahwa fitnah itu seperti lipatan kain di malam gelap gulita. Saking samarnya sampai tidak terlihat.
Contohnya berapa banyak Muslim yang akhirnya terjebak dengan perkara 'Semua agama itu baik. Semua agama itu benar.' yang disebarkan di tengah masyarakat? Berapa banyak Muslim yang setuju dengan statement 'Pemimpin kafir yang adil lebih baik baik dibandingkan pemimpin Muslim yang dzolim'? Lalu berapa banyak Muslim yang menganggap bahwa pernizahan adalah hal boleh-boleh saja, hanya karena hal tersebut sudah marak dan disebarkan dimana-mana?

Aku pernah punya seorang teman Turki. Muslim. Suatu waktu dia pernah mengimi sebuah link youtube video lagu, kalau tidak salah lagunya James Blunt (judulnya tidak ingat), yang ternyata isinya sedikit menyerempet ke hal romantisme yang seperti itu. Lalu kemudian dengan tegas kukatakan padanya, jika masih ingin berteman denganku, tolong jangan pernah lagi mengirimi video seperti itu. Kemudian dia terheran-heran, meskipun baru membalas dalam tempo beberapa menit kemudian.

"Apa yang salah? Bukankah hal seperti itu normal? Di sini, di Turki, hal seperti itu bisa ditemukan dimana-mana. Aku tidak bisa mengelak." Sanggahnya.

"Kalau begitu akulah yang tidak normal. Carilah tandem bahasa lain yang lebih normal." sindirku waktu itu, karena memang tujuan komunikasi kami adalah untuk mempraktekkan bahasa.

Akhirnya dia mengalah dan berkata, "Ya, ini memang tidak normal. But people nowadays make it as a normal thing. Karena hal seperti ini mudah ditemukan dimana-mana. Baik itu televisi, jalan, mall, dll. Tapi tujuanku bukan video, hanya lagunya saja."

Kejadian ini menjadi pengingat bagiku bahwa jaman sekarang hal semacam ini sudah menjadi sesuatu yang lazim. Fitnah ini tidak terhindarkan lagi saking maraknya. Dan lihatlah internet hari ini, terkadang nonton kajian İslam di youtube saja, masih ada iklan yang muncul dengan gambar-gambar 'ya seperti itulah'. Dan beberapa waktu lalu saat aku mengajar di pesantren, terkadang kami menangkap laptop-laptop yang digunakan diluar jam izin, begitu diperiksa rata-rata isinya film dan video-video lagu Barat yang 'Anda tahu sendirilah bagaimana isinya'. Dan hal seperti itu menyebar di kalangan santri putra, lho! Kalau wanita melihat wanita lain yang tidak berpakaian lengkap, masih bisa diwajarkan, karena mereka sesama wanita. Tapi kalau yang menonton adalah para laki-laki baligh?

Ya Allah, sebenarnya agama yang Engkau turunkan sudah begitu sempurna, yang paling memahami tabiat-tabiat manusia dan fitrah mereka.

Allah yang menciptakan manusia dan Dia-lah yang paling tahu kondisi manusia tersebut. Allah menciptakan manusia disertai dengan hasrat biologisnya, namun bukan berarti Allah membiarkan manusia melakukan segalanya sesuai kehendak. Seperti kaum Barat yang kemudian menjadikan perzinahan sebagai sesuatu yang normal, tidak melanggar HAM sehingga tidak boleh digolongkan sebagai kejahatan.

Sebenarnya kalau kita membaca sejarah hidup Rasulullah dan para sahabatnya, pernikahan pada zaman itu bukan lah perkara rumit seperti saat ini. Kalau zaman sekarang kok kayaknya mau nikah saja susaaaaaaahhhhh sekali. Al Quran sendiri sudah memerintahkan para ayah agar menikahkan anak-anak mereka yang sudah memasuki usia pernikahan. Tentu sebagai ayah juga dituntut untuk memiliki ilmu agama yang baik, agar dia tidak menetapkan pilihan yang zalim bagi anaknya. Lagipula dalam sebuah hadist, Rasulullah juga meminta para ayah agar menanyakan persetujuan dari sang anak. Meskipun perkenalan dilakukan melalui perantara dan sebagainya, tapi kita tetap tidak boleh untuk menerima begitu saja tanpa ada kecenderungan pada calon pasangan. Minimal ada kecenderungan 70% (dan ini termasuk yang menjadi peganganku).

Why?

Karena menikah itu bukan sesuatu yang main-main, yang kalau gak cocok bisa langsung talak atau minta ditalak. Untuk wanita, pernikahan itu berarti kamu akan mengabdikan diri sepenuhnya kepada seorang lelaki asing. Dan untuk lelaki, pernikahan berarti kamu akan menanggung nafkah dan kehidupan seorang wanita asing. Semua hal di dalamnya bernilai pahala di sisi Allah. Bayangkan seandainya di antara dua manusia itu tidak ada sedikit pun kecenderungan? Si istri memasak sambil menggerutu, si suami pun kerja tidak ikhlas. Okelah kita mengikuti kisah si buruk rupa yang memperistri si cantik. Kemudian keduanya mendapatkan surga karena si buruk rupa yang setiap hari bersyukur ketika melihat kecantikan istrinya, sementara si cantik yang saban hari bersabar atas kejelekan fisik suaminya. Tapi jujur, imanku belum sampai tahap ini. Lagipula menikah tanpa melihat calon pasangan terlebih dahulu atau menikahkah anak tanpa meminta persetujuannya, semua ini tidak diajarkan dalam İslam!

Dulu aku sering khawatir andai saja tidak menikah hingga usia tua. Dan mungkin ini sebabnya kedua orang tuaku terus menerus membicarakan masalah ini, karena mereka takut aku tidak berkeinginan menikah, atau bahasa kasarnya takut anaknya jadi perawan tua. Dan jujur, tekanan-tekanan seperti ini sering membuatku galau juga.

Tapi alhamdulillah sekarang aku merasa tidak ada yang perlu dirisaukan. Manusia hanya bisa berkuasa dalam suatu ruangan yang disebut ikhtiar, selebihnya Allah yang punya kuasa.

Dalam Al Quran juga sudah disebutkan dengan jelas mengenai tiga perumpaan wanita. Yang pertama adalah Aisiya istri Firaun yang meminta dibangunkan sebuah rumah di syurga. Meskipun suaminya kafir bahkan mengaku tuhan, yang bahkan kisahnya adalah kisah yang paling banyak diulang-ulang dalam Al Quran, tetap saja tidak menghalangi sang istri untuk sampai ke surga-Nya Allah.

Perumpaan kedua adalah istri Nabi Nuh dan Luth yang masuk ke dalam golongan orang-orang yang diadzab, padahal suami mereka adalah utusan Allah. Di sini jelas sekali bahwa seorang istri itu tidak bisa nebeng surga pada suami. Kalau mereka tidak taat kepada Allah, ya tetap saja kelak akan diadzab. Tidak peduli suaminya ustadz, hafidz Quran, lulusan Madinah, dsb. Tapi tentu saja, seperti yang juga dilakukan oleh Nabi Nuh dan Luth, mereka tetap mengingatkan dan memberi nasihat. Karena suami adalah pemimpin bagi anak dan istri mereka, dan kelak akan ditanyai tentang kepemimpinannya. Bahkan dalam İslam, sang suami boleh memukul istrinya (asal tidak pada wajah dan tidak menyakiti, melainkan cukup sebagai pengajaran) apabila sang istri durhaka terhadap perintah Allah dan Rasulullah. Tapi jaman sekarang ya banyak para suami yang memukul istri tanpa alasan syar'i, bahkan kalau memukul tidak di wajah istri, rasanya kurang marem.

Perumpaan ketiga adalah Maryam putri İmran. Maryam adalah wanita tidak bersuami dan tidak pernah ada riwayat yang menyebutkan bahwa dia kemudian menikah setelah melahirkan İsa. Baik dalam kitab suci mana pun (agama samawi), Maryam adalah simbol perempuan suci. Tapi meskipun beliau tidak menikah, dia tetap bisa meraih derajat yang tinggi di sisi Allah. Bahkan dikatakan oleh Rasulullah bahwa Maryam adalah satu wanita terbaik penghuni syurga bersama Aisiya istri Firaun, Khadijah istri Rasulullah, dan Fathimah binti Muhammad.

Ya, perumpaan Maryam inilah yang membuatku tenteram. Dan semoga juga para wanita yang saat ini telah mencapai usia 30, 40, atau lebih dan masih belum dianugerahi pasangan hidup. Padahal mereka adalah wanita saleha yang menjaga kehormatan.

Terkadang, di jaman sekarang, manusia lebih memperhatikan fisik dibandingkan hati. Aku mengenal beberapa wanita baik-baik yang hingga usia di atas 30 masih belum menikah. Setiap lelaki menolak, hanya karena fisik mereka tidak cantik (tentu saja sesuai kamus zaman sekarang). Rasanya sudah sulit menemukan lelaki seperti Zaid ibn Haritsah (Budak yang kemudian diangkat menjadi putra Rasulullah), yang ketika mendengar Rasulullah berkata, "Siapa yang ingin menikah salah satu wanita syurga, maka nikahilah Umm Ayman", maka Zaid segera mengacungkan tangan. Padahal Umm Ayman jauh lebih tua usianya. Nama asli Umm Ayman ini adalah Barakah, beliau adalah bekas budak Aminah, ibunda Rasulullah. Ketika Aminah meninggal saat perjalanan pulang dari Yastrib, Barakah inilah yang menenangkan dan menghibur Muhammad kecil kemudian membawanya kembali ke Makkah. İnilah sebabnya, Rasulullah sangat menyayangi Umm Ayman dan sudah dianggap seperti ibunya.

Baiklah, akhir kata, tidak ada ucapan seorang Muslim kepada Muslim lainnya yang lebih baik dari doa dan nasehat. Semoga Allah menghindarkan kita dari kekejian zina dan segera menghadirkan pasangan hidup sebagai penyejuk mata. Al Quran telah mengajarkan doa yang begitu masyhur dan barangkali tidak asing di telinga kita, yaitu,
"Rabbana hablana min azwajina wa zurriyatina qurrota a'yun. Waj'alna lil muttaqina imama." Ya Rabb, anugerahkanlah kepada kami pasangan hidup dan anak-anak sebagai penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. Atau tidak ada salahnya kita berdoa dengan doa-doa seperti,"Rabbi habli minashalihin" Ya Rabb, anugerahkanlah kepadaku keturunan yang shalih. Atau "Rabbi la tazarni fardan wa anta khairul waritsin" Ya Rabb jangan engkai biarkan aku hidup seorang diri, sesungguhnya engkau adalah ahli waris yang terbaik.

*Bagi yang membaca tulisan ini, silakan cari kembali referensi hadist, kisah, maupun doa-doa di atas karena aku menulis hanya dengan mengandalkan apa-apa yang tersisa dalam ingatan semata. Wallahu'alam...


1 comment:

  1. Sands Casino | SEGA MEGADRIVE | Entertainment | SEGATIC
    Sands Casino | SEGA MEGADRIVE | 인카지노 Entertainment | SEGATIC SEGATIC HABANERO | หาเงินออนไลน์ Entertainment | SLOTS | SEGATIC JACKPOT | septcasino DUSTIN HOTEL.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...