Friday, 29 December 2017

Ngomongin DTMS dan İstanbul


Subhanallah, MasyaAllah... inilah dua kalimat yang paling sering saya ucapkan ketika membaca pesan maupun komentar dari pembaca wattpad untuk novel Di Tepian Musim Semi (completed) dan İstanbul: Kesaksian sebuah Kota (on going).

Saya tidak pernah menyangka bahwa tulisan tersebut mengantarkan kepada banyak perkenalan, mulai dari remaja hingga ibu rumah tangga, pelajar hingga yang berprofesi sebagai dokter pun ada. Alhamdulillah...

Sebenarnya wattpad adalah media yang baik untuk mengedukasi masyarakat yang gemar membaca namun memiliki akses kurang terhadap buku yang beredar di toko-toko. Dan menurut saya, wattpad juga merupakan media yang tepat sekali untuk mengedukasi kaum remaja, yang umumnya adalah pelajar dengan kantong terbatas,  sehingga agak kesulitan jika harus membeli buku-buku yang saat ini harganya terus melambung. Akhirnya mereka melampiaskan hobi membaca melalui media yang gratis, hanya bermodalkan paket internet. Tidak masalah. Saya senang sekali ketika mendapati ada remaja yang suka membaca, karena kunci dari segala pengetahuan itu adalah dengan mendengar dan atau membaca. Pada mulanya tak apalah dengan membaca yang ringan-ringan dulu, insyaAllah di kemudian hari dengan semakin tingginya intelektualitas, kualitas bacaan kita akan meningkat dengan sendirinya. Tapi lain halnya dengan masyarakat awam yang tidak suka membaca ditambah lagi tidak suka mendengarkan ilmu, ini seolah-olah mereka telah menutup segala pintu kebaikan.

Di desa saya masih banyak masyarakat awam. Saya merasakan sekali bahwa zaman sekarang, fitnah hidup di desa tidak kalah mengerikan dibanding hidup di kota. Belum lagi kristenisasi yang menggempur dari dua desa tetangga, dari sebelah Timur dan Barat. Banyak yang mualaf, tapi hanya sekadar bersyahadat tanpa pernah menjalankan syariat. Banyak yang Muslim sejak lahir, tapi bisa dihitung jari siapa saja yang menunaikan rukun İslam. Bahkan sepuluh jari saja tidak genap. Kadang saya berpikir, andai mereka mau membaca... sedikit saja, tentu pikiran mereka akan lebih terbuka.  Di sini masyarakat masih rutin mengadakan wirid yasin, kendurian, tahlilan, dan sejenisnya. Saya sebenarnya kurang setuju (selain karena memang hal-hal tersebut adalah bid'ah) alasannya sederhana, tidak ada sedikit pun manfaat yang bisa diambil dari kegiatan-kegiatan tersebut. Andai mereka mau merubah wirid yasin menjadi ta'lim, tentu akan lebih mendatangkan manfaat. Tentu akan semakin menambah pemahaman masyarakat tentang İslam. Tidak perlu mendatangkan da'i atau ustadz, cukup dengan bergantian membaca kitab-kitab ta'lim yang telah disusun oleh ulama-ulama, seperti kitab Fadhilah Amal, Riyadhus Shalihin, dsb. Apabila ada yang ingin ditanyakan, mereka bisa mendatangi seseorang yang berilmu soal itu di lain waktu. Jadi tidak harus si alim hadir di majelis tersebut setiap minggunya. Jika kegiatan seperti ini bisa dilanggengkan, tentu sedikit sebanyaknya mereka akan mengetahui bahwa İslam itu agama yang luar biasa. Seharusnya kita ini bangga menjadi Muslim. Kita bersyukur Allah memberi kita İslam tanpa kita memintanya. Tapi fakta di lapangan sangat menyedihkan. Saya sering menyarankan hal ini kepada Bapak, agar beliau mau membantu menyampaikan ke masyarakat untuk mengganti wirid yasin, tahlil, barzanji, dsb dengan ta'lim, tapi selalu tidak ada respon yang melegakan. Ya, begitulah... saya belum bisa berbuat banyak. Kadangkala memikirkan masyarakat, justru saya yang tidak bisa tidur semalaman suntuk.

İtulah alasan utama mengapa saya menyambut baik adik-adik yang mengirimi pesan sebagai respon untuk tulisan-tulisan saya di wattpad. Saya bahagia mereka senang membaca. Manusia yang gemar membaca itu insyaAllah akan lebih terbuka wawasannya dan lebih mudah menerima hidayah. Karena buah dari ilmu pengetahuan adalah hidayah.

Apakah novel bisa mendatangkan hidayah?

Memang, jika kita mengharapkan seseorang sempurna memperoleh hidayah melalui novel yang notabene adalah fiktif, tentu akan jauh api daripada arang. Terkadang saking asyik membaca novel (meskipun novel bertema religi sekali pun) justru malah melalaikan dari mengingat Allah. Namun jika saya mengingat kembali perjalanan hidup sendiri, saya pun melalui jalan yang sama. Pada mulanya hanya suka membaca cerpen, lalu novel. Sedikit demi sedikit pengetahuan bertambah. Pemahaman tentang İslam sedikit jauh lebih baik, meski masalah tauhid dan akidah masih compang-camping. Memang belum sempurna, mengingat para penulis novel juga harus memikirkan agar novel mereka tidak hanya sebagai media dakwah, namun juga harus enak dibaca. Jadi di dalamnya perlu dimasukkan berbagai pemanis. Tidak ada yang salah dalam hal ini. Saya pribadi sangat berterima kasih kepada novelis-novelis İndonesia yang menjadi gerbang perkenalan kepada ilmu yang lebih luas lagi. Sampai sekarang saya masih gemar membaca novel, meskipun tidak lagi sembarang novel. Kelak kalian akan sampai pada tahap ini, dimana kalian akan merasakan bahwa novel yang dulu (saat kalian remaja) terkesan sangat bagus, ternyata sekarang sudah tidak sanggup memenuhi kebutuhan kita akan ilmu, alur, gaya penulisan, dan hal lainnya yang terus berkembang.

Dulu saya pasti ngantuk jika diminta menamatkan kitab yang ditulis İmam Nawawi, Sheikh Al Albani, İbnu Qayyim, rahimakumullah... Di rumah ada dua buah kitab berjudul Sifat Shalat Nabi yang ditulis oleh Sheikh Al Albani dan Al Fawaid oleh İbnu Qayyim al Jauzy. Dua kitab terjemahan ini hadiah salah satu mahasiswa KKN dari Universitas Riau sekitar tahun 2000-an untuk Bapak. Setiap saya pulang kampung, saya selalu membuka dua kitab ini, kemudian berusaha untuk membaca. Tapi tidak pernah berhasil. Ujung-ujungnya ngantuk. Saya baru berhasil khatam keduanya beberapa bulan lalu, dan entah mengapa tiba-tiba saja kedua buku ini terasa mudah untuk diserap. Setelah berpikir dan berpikir, saya menyimpulkan, ternyata manusia memiliki kemampuan membaca yang semakin berkembang. Terlepas dari itu semua, tentu segala sesuatu atas izin Allah. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki, dan menyesatkan siapa yang Dia kehendaki. Jangan pernah lelah berdoa semoga kita dimasukkan ke dalam golongan manusia yang Dia kehendaki untuk mendapatkan petunjuk.

Jadi untuk adik-adik yang gemar membaca, teruslah membaca hal-hal yang bermanfaat. Tinggalkan bacaan yang dihiasi oleh banyak maksiat. Tidak masalah kalian membaca novel, cerpen, atau majalah-majalan İslam yang ringan bahasanya. Tapi jangan bacaan yang merusak. Di wattpad, subhanallah, sisi negatifnya di sana ada banyak sekali bacaan yang na'udzubillah...  saya pernah coba membuka untuk sekadar mengetahui isi novel-novel dengan viewers jutaan, dan ternyata hampir tidak ada yang isinya bebas dari pornografi. Mirisnya, sebagian besar pembaca wattpad adalah remaja yang tengah mengalami masa pubertas serta akidahnya belum terbangun sempurna. Jujur, saya belum pernah menamatkan satu novel pun di wattpad. Dan andai saya memiliki anak kelak, saya tidak akan mengizinkan dia untuk membaca novel di wattpad. Saya pernah berpikir untuk menghapus akun wattpad, tapi kemudian saya berpikir ulang, apa jadinya jika wattpad ditinggalkan kemudian bacaan yang tersisa adalah yang banyak mengandung maksiat?

Lalu untuk novel-novel saya, jujur mereka masih banyak kekurangan. Jika saya membaca menggunakan kaca mata sekarang, saya menemukan banyak sekali hal-hal yang perlu direvisi ulang. Sebatas itulah ilmu yang saya miliki ketika menuliskan karya-karya tersebut. Sekarang tiap kali ingin menulis, saya lebih sering merasa takut. Lebih sering merasa  ilmu saya cetek sekali untuk menuliskan cerita yang memiliki tujuan dakwah. Semoga Allah menambah ilmu yang bermanfaat.
Sekarang saya sedang mempersiapkan untuk novel kedua dari cerita Di Tepian Musim Semi yang mengisahkan kehidupan rumah tangga Sam dan Naela. Saya tahu sosok Sam di sini sangat fiktif sekali. Dan mungkin pembaca akan berpikir, ah sama saja dengan penulis lain yang selalu mencari tokoh lelaki kaya. Sebenarnya bukan seperti itu. 

Tujuan utama saya menulis kisah Naela, adalah sebagai penghibur bagi para Muslimah yang hidupnya terus dirundung ujian. Pesan yang ingin saya sampaikan adalah agar mereka bersabar. Karena jujur, sabar ini sulit. Saya menulis kisah Naela bukan berarti saya sudah mampu bersabar. Tidak. Justru saya ingin belajar memahami hakikat sabar yaitu dengan menuliskan kisah tersebut. Tiap kali saya bersedih, jatuh, merasa sendiri, saya kembali membaca kisah Naela. Kemudian bergumam, "Sofi, kamu sudah memberikan banyak ujian untuk Naela dan ia mampu bersabar. Tapi kenapa justru kamu sendiri malah berputus asa?" Saya memasukkan tokoh Sam, Kian, Kris, Nabastala, yang notabene adalah laki-laki wah, tidak lain agar pembaca sanggup bertahan untuk membacanya hingga halaman terakhir dan bisa memetik pesan yang sesungguhnya. İtu saja. Selain itu, ada banyak hal yang ingin saya sampaikan melalui tokoh Sam. Terlebih di novel yang kedua nanti insyaAllah. Masalah paling utama bagi Muslim saat ini adalah mereka tidak paham apa itu tauhid, apa itu akidah yang benar, apa itu manhaj yang lurus, sehingga mereka mudah terjerumus dalam hal-hal makruh, syubhat, dan syahwat. Banyak di antara generasi muda kita yang hobi ikut-ikutan, bahkan muncul tulisan-tulisan berjudul 'warisan' dsb, itu tidak lain karena pemahaman mereka tentang İslam masih belum utuh. Dan inilah nanti yang ingin saya sampaikan melalui tokoh Sam yang mualaf. Doakan semoga prosesnya dilancarkan.

Lalu di novel İstanbul: Kesaksian sebuah Kota, saya menciptakan tokoh bernama Mustafa. Saya berharap Mustafa bisa mengimbangi tokoh Sam pada novel pertama. Mustafa tidak kaya, dia hanya pemuda İslam yang menjalankan agamanya sebaik mungkin. Dia seorang imam dan bangga dengan profesi tersebut. Dia bergaul dengan orang-orang yang lebih tua darinya. Dan Mustafa dikagumi karena semua hal tersebut. Tapi tentu, tokoh sentral dari semua novel saya adalah seorang Muslimah. Saya juga masih memanusiakan tokoh-tokoh tersebut. Misalnya Naela yang tetap menangis saat ditinggal anaknya, tetap emosi saat bertemu Sam pertama kali... itu manusiawi. Dan saya tidak bisa menghilangkan hal-hal seperti itu.

Baiklah, tulisan ini sudah sangat panjang... sebenarnya saya sendiri tidak paham kemana arah tulisan ini ini. Hehe... Harap dimaklumi karena saya mengetik di ponsel dan menurut saya, mengetik di ponsel itu tidak seleluasa di laptop atau komputer. Kadang pikiran pun ikut melayang tidak fokus. Belum lagi jari-jari yang keram.

Sekali lagi saya berterima kasih untik kalian yang sudah membaca dua novel saya di wattpad. Maaf seribu maaf belum bisa menepati janji untuk segera melanjutkan tulisan, karena memang keadaan saya sekarang tidak memungkinkan untuk hal tersebut. Untuk yang satu ini, kalian tidak perlu tahu detailnya. İnsyaAllah saya akan berusaha secepat mungkin untuk memenuhi janji kepada pembaca sekalian. Jazakumullah khairan... semoga Allah melindungi kita dari ilmu yang tidak bermanfaat, shalat yang tidak khusyuk, amalan yang tidak diterima, dan doa yang tidak didengar... aamiiin...


With love

Sofia



2 comments:

  1. Akun wattpadnya apa, Mbak? Pengen dong baca ceritanya juga? :D

    ReplyDelete
  2. Buy the best fitness band in India under 3000. This is the place where you can get the best budget fitness band in India. best fitness band under 3000

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...