Aku memang seseorang yang memiliki
banyak impian, terkadang aku pesimis entah bagaimana bisa merealisasikanya. But,
dengan bermodalkan kepercayaan aku memutuskan untuk terus memupuk
mimpi-mimpiku. Diantara sekian banyak mimpiku, aku sangat ingin keluar negeri
suatu saat nanti dan kalau bisa secepatnya (waks...maksa banget). Ya, aku ingin
ke Mekkah, Madinah, Amerika, Italy, Prancis, Rusia, New Zealand, and... Turkey.
Banyak banget ya? Sebenarnya semua negara pengen aku datangi. Sejauh ini aku
selalu senang membaca pengalaman-pengalaman orang lain baik di Blog atau buku
tentang perjalanan mereka ke Luar Negeri. Entah mengapa aku seperti ikut
merasakan apa yang mereka ceritakan. Untuk blog, aku tertarik dengan blog nya
Nanak Persie, anak Bandung yang berhasil mendapatkan beasiswa Upgrad ke Arcata,
Amerika. Di blognya ia menceritakan saat-saat perjuanganya apply beasiswa
hingga hari-harinya di kampus baru, plus menjelaskan tentang culture shock and
kebiasaan-kebiasaan teman-teman bule nya. Kalau mendengar kata-kata bule, yang
terbayang pasti cowok ganteng, tinggi, putih, seperti Orlando bloom atau
Leonardo d’caprio ya? Hiks....
Nah,
bagaimana dengan koleksi buku? Tentu saja aku punya dua (kirain sepuluh). Yups,
yang pertama adalah buku berjudul Studying
Abroad. Buku sederhana yang komplit dan pas banget bagi para hunter
beasiswa ke Luar Negeri. Aku baru tau ternyata kalau di Eropa nih, gandengan
tangan sesama cewek bisa-bisa kita dibilang lesbian lhoo... juga kalau lagi
dikendaraan umum jangan sampai kamu menawarkan tempat duduk untuk orang-orang
yang gak kebagian tempat duduk, bisa-bisa kamu kena maki habis-habisan karena
mereka merasa kamu menganggap mereka gak mampu. Lucu kannn??? dan buku kedua, ini nih yang akan kita bahas buku
The Jilbab Traveler karya Asma Nadia.
Buku 330
halaman ini mengoleksi berbagai pengalaman para cewek berkerudung keliling
dunia. Tuh kan siapa bilang wanita berjilbab gak bisa traveling. Salah besar. Selain pengalaman-pengalaman seru para
muslimah tersebut, buku ini juga dilengkapi tips-tips penting traveling,
kesalahan-kesalahan yang bikin traveling gak asyik, secuil kamus survive
berbagai Negara, tips mencari makanan halal dan tempat shalat di Luar Negeri
yang minoritas muslim dan info komplit wisata di berbagai Negara.
Buku ini
sangat memotivasi, menyampaikan pesan dont
be afraid to be jilbaber karena alasan gak bebas kemana-mana atau takut
keluar Negeri (takut disangka teroris) dll. Jilbab bukan pembatas mimpi,
bukankah Bumi yang sangat luas dengan berbagai Benua dan Negara adalah milik
Allah? Memakai jilbab perintah Allah bukan? Nah, jangan takut ini dan itu
karena Allah pasti akan melindungi hambaNya yang mematuhi perintahNya. Tapi? Nah loh, kok pake tapi? Memang sih, banyak
muslimah yang dipandang aneh saat di Negeri minoritas muslim tapi itu bisa kita
siasati kok. Salah satu contoh nih, jangan memakai jilbab berwarna gelap apalagi
hitam saat traveling di Eropa karena bisa-bisa mereka akan lari menghindarimu
(mengira kamu teroris), pakailah jilbab berwarna cerah dan usahakan simpel
saja, jangan terlalu angkuh menampakkan kefanatikan. Dan... tentu saja
tampilkan bahwa muslimah itu friendly, trendi and menjunjung tinggi kedamaian. Easy?
Sedikit bocoran tentang kisah paling seru dibuku ini (menurut aku) adalah kisah Beby Haryanti Dewi di Jerman. Tulisanya yang kocak terasa begitu menghibur namun tidak menghilangkan pesan yang ingin ia sampaikan ke pembaca. Ia menceritakan tentang kecele cuaca. Tentang pengalaman di kelas bahasa yang mana dia satu-satunya orang Asia yang pastinya paling kecil di kelas, sampai-sampai temanya ada yang menangkap dan menggendongnya.
Sedikit bocoran tentang kisah paling seru dibuku ini (menurut aku) adalah kisah Beby Haryanti Dewi di Jerman. Tulisanya yang kocak terasa begitu menghibur namun tidak menghilangkan pesan yang ingin ia sampaikan ke pembaca. Ia menceritakan tentang kecele cuaca. Tentang pengalaman di kelas bahasa yang mana dia satu-satunya orang Asia yang pastinya paling kecil di kelas, sampai-sampai temanya ada yang menangkap dan menggendongnya.
“Oh...kamu
begitu kecil...begitu kecil” kata temanya
“Aku
memang kecil... tapi gak sekecil upil kan?” katanya dalam hati yang membuatku
ngakak saat membacanya.
Cerita menarik
lainya, suatu hari guru kursus mereka bagi-bagi es krim kepada student sekelas
Beby, ia sendiri menolak karena takut es
krim tersebut gak halal. Nah, cara paling halus untuk menolak adalah...
“saya
sedang diet”
Mendengar
kata-kata itu, seketika teman-teman sekelasnya shock !
“apa? Kamu
diet? Apanya yang mau dikurusin lagi? Kamu itu sangat kecil, lemah, dan tak
berdaya! Oh, Bitte... jangan bunuh diri!” kata salah seorang temanya.
Gimana?
Gokil abis kan? Itu hanya sedikit. Masih banyak cerita seru lainya. Seperti tentang
bule juga manusia, menceritakan tentang hal-hal konyol yang dilakukan teman
bulenya. Pokoknya seru deh...
Dari tadi
bicara seneng mulu nih, gak enaknya apa?
Nah itu
dia, satu hal yang membuat aku sedikit kecewa. Kebanyakan cerita di buku ini
bercerita ngeloyor tanpa mengingat tema awal yaitu Jilbab Traveler, seharusnya
gak hanya melulu bercerita tentang tempat ini indah, tempat itu amazing, habis
ini mau kesana, dan lain-lain tapi juga share donk tentang kejadian-kejadian
miris atau menyenangkan tentang jilbab mereka saat berada di Luar Negeri atau
bisa juga menuliskan pandangan masyarakat ditempat itu tentang jilbab, kalau
tidak punya pengalaman unik tentang jilbab bisa juga mengambil kejadian orang
lain yang berjilbab saat mengunjungi tempat itu. Contoh, pernah di sebut
monster oleh anak kecil karena kepala yang tertutup kain (jilbab) dsb.
Biar begitu,
secara keseluruhan buku ini tetap menjadi bacaan yang cetar membahana (baca:
bagussss). Saya sendiri baru tau, ternyata film yang saya tonton beberapa tahun
lalu saat di pesantren dengan judul ‘THE THIEF LORD’ adalah di Italy, tepatnya
di Venice dimana transportasi terkeren disana adalah gondola (boat) dan banyak
gang-gang kecil.
Buat yang
belum memiliki buku Best Seller ini, jangan sampai ketinggalan yaa...
Semoga bermanfaat
Salam manis para pemimpi Luar Negeri
Selamat membaca
Salam manis para pemimpi Luar Negeri
Selamat membaca
Waaaah sama ka Sofia zhanzabila, aku juga terobsesi sekali dengan negara Damaskus. awalnya juga karna baca buku nya mba Asma Nadia ini. bener2 sangat menginspirasi. membuat semakin kita berani bermimpi ka hehehe :D
ReplyDeleteSemoga kita merealisasikan impian kita dalam waktu dekat ini yah, Aamiin hehehe :D
Salam kenal kaka Sofia Zhanzabila :)
Aamiiin.... insya Allah. Alhamdulillah sejak membaca buku ini, Allah memberikan kesempatan padaku untuk pergi ke beberapa negeri orang. Meski masih dalam lingkup Asia, itu sudah luar biasa menurutku. Semoga kamu juga yaa... keep dreaming and do action!
DeleteWah, alhamdulillah. Semoga Saya juga berkesempatan untuk berkunjung di berbagai negara dan banyak belajar darinya.
ReplyDelete