Tuesday, 1 January 2013

‘The Jilbab Traveler’


Aku memang seseorang yang memiliki banyak impian, terkadang aku pesimis entah bagaimana bisa merealisasikanya. But, dengan bermodalkan kepercayaan aku memutuskan untuk terus memupuk mimpi-mimpiku. Diantara sekian banyak mimpiku, aku sangat ingin keluar negeri suatu saat nanti dan kalau bisa secepatnya (waks...maksa banget). Ya, aku ingin ke Mekkah, Madinah, Amerika, Italy, Prancis, Rusia, New Zealand, and... Turkey. Banyak banget ya? Sebenarnya semua negara pengen aku datangi. Sejauh ini aku selalu senang membaca pengalaman-pengalaman orang lain baik di Blog atau buku tentang perjalanan mereka ke Luar Negeri. Entah mengapa aku seperti ikut merasakan apa yang mereka ceritakan. Untuk blog, aku tertarik dengan blog nya Nanak Persie, anak Bandung yang berhasil mendapatkan beasiswa Upgrad ke Arcata, Amerika. Di blognya ia menceritakan saat-saat perjuanganya apply beasiswa hingga hari-harinya di kampus baru, plus menjelaskan tentang culture shock and kebiasaan-kebiasaan teman-teman bule nya. Kalau mendengar kata-kata bule, yang terbayang pasti cowok ganteng, tinggi, putih, seperti Orlando bloom atau Leonardo d’caprio ya?  Hiks....
                Nah, bagaimana dengan koleksi buku? Tentu saja aku punya dua (kirain sepuluh). Yups, yang pertama adalah buku berjudul Studying Abroad. Buku sederhana yang komplit dan pas banget bagi para hunter beasiswa ke Luar Negeri. Aku baru tau ternyata kalau di Eropa nih, gandengan tangan sesama cewek bisa-bisa kita dibilang lesbian lhoo... juga kalau lagi dikendaraan umum jangan sampai kamu menawarkan tempat duduk untuk orang-orang yang gak kebagian tempat duduk, bisa-bisa kamu kena maki habis-habisan karena mereka merasa kamu menganggap mereka gak mampu. Lucu kannn???  dan buku kedua, ini nih yang akan kita bahas buku The Jilbab Traveler karya Asma Nadia.
                Buku 330 halaman ini mengoleksi berbagai pengalaman para cewek berkerudung keliling dunia. Tuh kan siapa bilang wanita berjilbab gak bisa traveling. Salah besar.  Selain pengalaman-pengalaman seru para muslimah tersebut, buku ini juga dilengkapi tips-tips penting traveling, kesalahan-kesalahan yang bikin traveling gak asyik, secuil kamus survive berbagai Negara, tips mencari makanan halal dan tempat shalat di Luar Negeri yang minoritas muslim dan info komplit wisata di berbagai Negara.
                Buku ini sangat memotivasi, menyampaikan pesan dont be afraid to be jilbaber karena alasan gak bebas kemana-mana atau takut keluar Negeri (takut disangka teroris) dll. Jilbab bukan pembatas mimpi, bukankah Bumi yang sangat luas dengan berbagai Benua dan Negara adalah milik Allah? Memakai jilbab perintah Allah bukan? Nah, jangan takut ini dan itu karena Allah pasti akan melindungi hambaNya yang mematuhi perintahNya. Tapi?  Nah loh, kok pake tapi? Memang sih, banyak muslimah yang dipandang aneh saat di Negeri minoritas muslim tapi itu bisa kita siasati kok. Salah satu contoh nih, jangan memakai jilbab berwarna gelap apalagi hitam saat traveling di Eropa karena bisa-bisa mereka akan lari menghindarimu (mengira kamu teroris), pakailah jilbab berwarna cerah dan usahakan simpel saja, jangan terlalu angkuh menampakkan kefanatikan. Dan... tentu saja tampilkan bahwa muslimah itu friendly, trendi and menjunjung tinggi kedamaian. Easy?

                Sedikit bocoran tentang kisah paling seru dibuku ini (menurut aku) adalah kisah Beby Haryanti Dewi di Jerman.  Tulisanya yang kocak terasa begitu menghibur namun tidak menghilangkan pesan yang ingin ia sampaikan ke pembaca. Ia menceritakan tentang kecele cuaca. Tentang pengalaman di kelas bahasa yang mana dia satu-satunya orang Asia yang pastinya paling kecil di kelas, sampai-sampai temanya ada yang menangkap dan menggendongnya. 
                “Oh...kamu begitu kecil...begitu kecil” kata temanya
                “Aku memang kecil... tapi gak sekecil upil kan?” katanya dalam hati yang membuatku ngakak saat membacanya.
                Cerita menarik lainya, suatu hari guru kursus mereka bagi-bagi es krim kepada student sekelas Beby,  ia sendiri menolak karena takut es krim tersebut gak halal. Nah, cara paling halus untuk menolak adalah...
                “saya sedang diet”
              Mendengar kata-kata itu, seketika teman-teman sekelasnya shock !
                “apa? Kamu diet? Apanya yang mau dikurusin lagi? Kamu itu sangat kecil, lemah, dan tak berdaya! Oh, Bitte... jangan bunuh diri!” kata salah seorang temanya.
                Gimana? Gokil abis kan? Itu hanya sedikit. Masih banyak cerita seru lainya. Seperti tentang bule juga manusia, menceritakan tentang hal-hal konyol yang dilakukan teman bulenya. Pokoknya seru deh...
                Dari tadi bicara seneng mulu nih, gak enaknya apa?
            Nah itu dia, satu hal yang membuat aku sedikit kecewa. Kebanyakan cerita di buku ini bercerita ngeloyor tanpa mengingat tema awal yaitu Jilbab Traveler, seharusnya gak hanya melulu bercerita tentang tempat ini indah, tempat itu amazing, habis ini mau kesana, dan lain-lain tapi juga share donk tentang kejadian-kejadian miris atau menyenangkan tentang jilbab mereka saat berada di Luar Negeri atau bisa juga menuliskan pandangan masyarakat ditempat itu tentang jilbab, kalau tidak punya pengalaman unik tentang jilbab bisa juga mengambil kejadian orang lain yang berjilbab saat mengunjungi tempat itu. Contoh, pernah di sebut monster oleh anak kecil karena kepala yang tertutup kain (jilbab) dsb. 
                Biar begitu, secara keseluruhan buku ini tetap menjadi bacaan yang cetar membahana (baca: bagussss). Saya sendiri baru tau, ternyata film yang saya tonton beberapa tahun lalu saat di pesantren dengan judul ‘THE THIEF LORD’ adalah di Italy, tepatnya di Venice dimana transportasi terkeren disana adalah gondola (boat) dan banyak gang-gang kecil.
Buat yang belum memiliki buku Best Seller ini, jangan sampai ketinggalan yaa...
Semoga bermanfaat
Salam manis para pemimpi Luar Negeri 
Selamat membaca

3 comments:

  1. Waaaah sama ka Sofia zhanzabila, aku juga terobsesi sekali dengan negara Damaskus. awalnya juga karna baca buku nya mba Asma Nadia ini. bener2 sangat menginspirasi. membuat semakin kita berani bermimpi ka hehehe :D
    Semoga kita merealisasikan impian kita dalam waktu dekat ini yah, Aamiin hehehe :D
    Salam kenal kaka Sofia Zhanzabila :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiiin.... insya Allah. Alhamdulillah sejak membaca buku ini, Allah memberikan kesempatan padaku untuk pergi ke beberapa negeri orang. Meski masih dalam lingkup Asia, itu sudah luar biasa menurutku. Semoga kamu juga yaa... keep dreaming and do action!

      Delete
  2. Wah, alhamdulillah. Semoga Saya juga berkesempatan untuk berkunjung di berbagai negara dan banyak belajar darinya.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...