Aku menulis judul dengan diawali 'Cahaya I', why? Hmm.... Rasanya aku ingin menuliskan setiap cahaya yang kutemui dalam hidupku. Cahaya itu aku sejajarkan dengan inspirasi. Karena dengan cahaya, mata mampu membaca sehingga kaki tak ragu melangkah.
Membuka kisah cahaya, aku ingin menceritakan tentang seseorang. Teman satu jurusan, teman sekelas.
Sedetik pandang, tak akan ada orang yang meletak kagum pada sosoknya. Ia tak berparas istimewa, tak juga berkharisma. Namun, ketika aku mengamatinya setiap hari, aku mendapati cahaya-cahaya itu. Ia menginspirasi.
Ia hanya anak laki-laki yang besar di bagian bumi antah-berantah, tapi tahukah berapa IP-nya? Sempurna empat koma nol nol. Bukan IP yang membuatnya inspiratif, karena kini aku tak percaya akan janji kebahagiaan dari angka-angka itu.
Aku melihat dirinya yang berbeda. Tak pernah kudapati ia berwajah gusar, tak sekalipun ia mengacuhkan dosen yang berkoar membosankan, tak juga ia bermalas-malasan. Ia sempurna rajin, sederhana dan apa adanya. Kadang, rasa iri menjejal hati. Bagaimana ia bisa menjalani perkuliahan ini dengan begitu ikhlasnya?
Ah, teman. Aku juga ingin sepertimu. Kau tak berfisik istimewa, namun mampu menciptakan keistimewaan yang membuat orang-orang mengabaikan kekuranganmu. Aku juga ingin selalu bahagia seperti aku selalu menjumpai wajahmu yang jernih, tak bermuram durja. Namun, pengecualian-pengecualian itu seringkali membuatku malas. Aku selalu menganggap kelas kita bukanlah tempatku. Aku yang bercita-cita menjadi desainer, reporter dan penulis ini selalu berdalih salah tempat.
Terkadang aku lupa, teman. Bahwa ketika kita tak mampu menggenggam asa dengan jalan biasa, kita harus menempuh jalan lain. Karena ketika Tuhan menutup satu pintu rezeki, maka Ia membuka pintu rezeki yang lain.
Teman, aku ingin selalu mendapati sosokmu yang selalu menebar keteladanan. Semoga Allah memberkahimu, memberkahiku, dan memberkahi kita semua. Amin
Bogor, 2 Juni 2013#10.37 p.m
No comments:
Post a Comment